Buruh Vs Pengusaha, Pemerintah Diminta Bersikap

Reporter

Editor

Grace gandhi

Jumat, 9 November 2012 05:58 WIB

TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO , Jakarta: Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bidang Kebijakan Moneter, Fiskal, dan Publik, Haryadi Sukamdani, meminta pemerintah berani mengambil sikap atas semakin memanasnya hubungan buruh dengan pengusaha.

Meredam atau tidaknya perseteruan ini, menurut dia, sangat bergantung pada kebijakan yang diambil pemerintah dalam 1-2 minggu ke depan. "Kalau pemerintah tidak bisa meredam gerakan radikal ini maka akan ada konflik horizontal dan investor pasti akan merealisasikan niatnya pindah dari Indonesia," kata Hariyadi ketika dihubungi Tempo, Kamis, 8 November 2012.

Ia melihat permasalahan aksi buruh dan ancaman hengkangnya pengusaha disebabkan tidak adanya sikap tegas pemerintah, terutama dalam memberikan rasa aman bagi seluruh warga dan menjamin kesejahteraan pekerja. Pemerintah sebagai penyelenggara negara seharusnya bisa melihat kondisi mogoknya buruh dan ancaman pengusaha secara keseluruhan.

Permintaan kenaikan upah buruh, dia melanjutkan, juga semakin tidak logis karena di atas batas kemampuan perusahaan. Ia mengakui adanya biaya siluman yang sempat diutarakan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) dan ini terjadi akibat lemahnya pengawasan.

"Masalah itu semua juga sudah tahu. Bukan saatnya lagi dibahas karena nyatanya tidak ada perbaikan dari pemerintah," ujarnya.

Ketua Umum Apindo, Sofjan Wanandi, sebelumnya menyatakan tidak mudah menaikkan upah minimum buruh sebesar 30 persen pada 2013. Dia beralasan modal pengusaha banyak tergerus untuk biaya infrastruktur, logistik, bunga bank, dan pungutan liar di daerah. Selama pungli masih marak, pengusaha mengklaim tak mampu menaikkan upah buruh. Bahkan, biaya siluman dan korupsi di daerah bisa mencapai 10-12 persen dari biaya produksi.

Menurut Hariyadi, iklim investasi dan usaha di Indonesia sudah tidak lagi berdaya saing tinggi. Selain biaya siluman, faktor lain juga mempengaruhi seperti bunga bank yang tidak kompetitif dan tingkat pajak yang tinggi. Padahal, pada 2015 Indonesia harus sudah siap menghadapi ASEAN Economic Community, sehingga konflik buruh ini bisa melemahkan daya saing.

"Pemerintah tidak punya leadership yang benar. Pemerintah harusnya serius membenahi manajemen negara dengan baik," kata dia.

ROSALINA



Terpopuler:
Alasan Pengusaha Enggan Naikkan Upah Buruh

Demo Buruh, Bata Bakal Hengkang dari Indonesia

Dahlan Enggan Sebut Tambahan Nama Pemeras BUMN

Obama Menang, Harga Minyak Diprediksi Stabil

Kadin: Di Bawah Obama, AS Mitra Dagang Terbaik

Berita terkait

Mengintip Isi Metropolitan Museum of Art di New York, Tempat Penyelenggaraan Met Gala setiap Tahun

4 menit lalu

Mengintip Isi Metropolitan Museum of Art di New York, Tempat Penyelenggaraan Met Gala setiap Tahun

Metropolitan Museum of Art tidak hanya dikenal karena koleksi seni yang luar biasa, tapi juga perannya dalam dunia mode seperti untuk Met Gala.

Baca Selengkapnya

Bocoran Lengkap Ponsel Sony Xperia 1 VI Muncul dan POCO F6 Pro Pakai Snapdragon 8 Gen 2

5 menit lalu

Bocoran Lengkap Ponsel Sony Xperia 1 VI Muncul dan POCO F6 Pro Pakai Snapdragon 8 Gen 2

Dapur pacu ponsel Sony Xperia 1 VI akan mengandalkan Snapdragon 8 Gen 3.

Baca Selengkapnya

Hasil Proliga 2024 Minggu 5 Mei: Jakarta Lavani Allo Bank Bangkit, Kalahkan Bhayangkara Presisi 3-0

10 menit lalu

Hasil Proliga 2024 Minggu 5 Mei: Jakarta Lavani Allo Bank Bangkit, Kalahkan Bhayangkara Presisi 3-0

Tim bola voli putra Jakarta LaVani Allo Bank Electric mengalahkan Jakarta Bhayangkara Presisi 3-0 pada pekan kedua Proliga 2024.

Baca Selengkapnya

Alasan PAN Siapkan Eko Patrio sebagai Calon Menteri Kabinet Prabowo

23 menit lalu

Alasan PAN Siapkan Eko Patrio sebagai Calon Menteri Kabinet Prabowo

Eko Patrio dianggap telah berhasil memimpin PAN untuk meraih kursi dalam DPRD DKI Jakarta dan DPR RI.

Baca Selengkapnya

Lagi, Benjamin Netanyahu Menolak Tuntuan Hamas untuk Mengakhiri Perang Gaza

34 menit lalu

Lagi, Benjamin Netanyahu Menolak Tuntuan Hamas untuk Mengakhiri Perang Gaza

Benjamin Netanyahu menolak tuntutan Hamas yang ingin mengakhiri perang Gaza untuk ditukar dengan pembebasan sandera

Baca Selengkapnya

Destinasi Wisata di Chengdu yang jadi Tuan Rumah Piala Thomas dan Uber 2024

45 menit lalu

Destinasi Wisata di Chengdu yang jadi Tuan Rumah Piala Thomas dan Uber 2024

Salah satu destinasi wisata utama untuk dikunjungi adalah Pasar Malam Chengdu.

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Thomas 2024: Liang / Wang Tekuk Fajar / Rian, Indonesia Tertinggal 0-2 dari Cina

51 menit lalu

Hasil Piala Thomas 2024: Liang / Wang Tekuk Fajar / Rian, Indonesia Tertinggal 0-2 dari Cina

Fajar / Rian gagal menyamakan kedudukan untuk Indonesia usai dikalahkan pasangan Cina Liang / Wang pada final Piala Thomas 2024 lewat tiga game.

Baca Selengkapnya

Taman Doa Our Lady of Akita PIK 2 Resmi Dioperasikan, Jadi Destinasi Wisata Rohani

1 jam lalu

Taman Doa Our Lady of Akita PIK 2 Resmi Dioperasikan, Jadi Destinasi Wisata Rohani

Taman doa yang berlokasi di Kawasan Osaka PIK 2 yang menjadi destinasi wisata rohani ini di desain sama persis dengan gereja aslinya di Akita, Jepang.

Baca Selengkapnya

Delegasi Indonesia Partisipasi di Festival Hakata Dontaku

1 jam lalu

Delegasi Indonesia Partisipasi di Festival Hakata Dontaku

Festival Hakata Dontaku adalah festival kesenian dan budaya terbesar di Fukuoka Jepang. Indonesia menampilkan angklung, tari Bali, dan tari Saman

Baca Selengkapnya

Gagal Sumbang Poin di Final Piala Thomas 2024, Anthony Sinisuka Ginting Tak Bisa Keluar dari Tekanan Shi Yu Qi

1 jam lalu

Gagal Sumbang Poin di Final Piala Thomas 2024, Anthony Sinisuka Ginting Tak Bisa Keluar dari Tekanan Shi Yu Qi

Anthony Sinisuka Ginting mengungkapkan penyebab kekalahannya atas Shi Yu Qi di final Piala Thomas 2024 saat Indonesia menghadapi Cina.

Baca Selengkapnya