Pemerintah Diminta Serius Bantu Kopi Rakyat

Reporter

Kamis, 8 November 2012 19:59 WIB

TEMPO/Kink Kusuma Rein

TEMPO.CO, Jember - Peneliti pada Fakultas Pertanian Universitas Jember, Joni Murti Mulyo Aji, meminta pemerintah serius membantu perkebunan kopi yang dikelola rakyat. Sebab, sekitar 96 persen dari total luas kebun kopi di Indonesia, yakni 1,254 juta hektare, dikelola oleh rakyat atau petani. Sedangkan yang dikelola BUMN dan swasta hanyalah sisanya, sekitar 4,10 persen.

Menurut Joni pemerintah perlu memberikan perhatian kepada kopi rakyat jika ingin mengembangkan sekaligus meningkatkan mutu kopi nasional. "Mereka adalah petani dengan modal kecil. Akses untuk mendapatkan modal dan pengetahuan relatif minim," katanya ketika berbicara dalam acara “Simposium Nasional Ekonomi Kopi”, di Universitas Jember, Kamis, 8 November 2012.

Joni menjelaskan bahwa prospek kopi Indonesia sangat bagus dan berpotensi menjadikan Indonesia sebagai negara nomor satu di dunia dalam hal produksi kopi. Lahan yang luas serta didukung kondisi geografis dan iklim akan mampu menghasilkan cita rasa dan aroma kopi yang digemari dunia.

Namun, berdasarkan hasil riset tahun 2012, masalah utama pengembangan kopi rakyat adalah soal teknik budi daya yang belum sesuai anjuran, produktivitas yang rendah karena penggunaan bibit yang asal-asalan, lemahnya kelembagaan petani, dan keterbatasan modal.

Peneliti dari Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Jember, Agus Supriono, menjelaskan bahwa lambannya percepatan pengembangan kopi rakyat mengakibatkan posisi Indonesia digeser oleh Vietnam.

Menurut Agus, sejak 1997 hingga kini, posisi Indonesia, yang menduduki peringkat ketiga terbesar sebagai pemasok kopi dunia setelah Brazil dan Colombia, tiba-tiba disalip oleh Vietnam. "Vietnam sebelumnya di urutan kelima. Kemudian mampu menyalip melewati Guatemala, Indonesia, dan Colombia. Kini Vietnam menjadi nomor dua setelah Brazil," ujarnya.

Agus menambahkan bahwa Vietnam sebenarnya merupakan “pemain baru” dalam dunia perkopian. Namun Vietnam bisa melejit karena sejak 1990-an produktivitas kopinya rata-rata mencapai 3,5 ton per hektare. Sedangkan Indonesia hanya 0,5 hingga 1,3 ton per hektare. "Di Indonesia kebun kopi rakyat belum dikelola dengan baik. Kebun kopi BUMN dan swasta juga tidak atau terlambat diremajakan," ucapnya.

Ketua Asosiasi Petani Kopi Indonesia, Sumarhum, mengatakan bantuan serius dari pemerintah dan instansi lainnya sesungguhnya bisa mendongkrak produktivitas dan perbaikan mutu kopi rakyat.

Sumarhum memaparkan bahwa, sejak 2009 hingga kini, dia dan anggota 30 kelompok petani kopi Arabika berhasil menanam dan menjual kopi ke Eropa dan Amerika. "Kalau tahun lalu hanya 18 ton, tahun ini kami bisa ekspor 440 ton jenis HS (horn skin/kulit tanduk), atau kalau dikonversi menjadi OC (green bean) mencapai 240 ton," tuturnya.

Kelompok tani di lereng Gunung Ijen dan Gunung Raung, kata Sumarhum, mendapat bantuan dari Bank Indonesia Jember dan Pusat Penelitian Kopi-Kakao Indonesia di Jember. "Itu bukti bahwa kalau mau dibantu serius kita semakin sejahtera dan membantu negara meningkatkan devisa," katanya.

MAHBUB DJUNAIDY

Berita Terpopuler:

Pemberontak Suriah Terkesima Rokok Indonesia

Soeharto Dinilai Tak Layak Menjadi Pahlawan

Begini Lidah Suriah Menyebut Indonesia

Wajib Korupsi di Kementerian Energi

Dua Wartawan Akan Ungkap Rahasia BlackBerry Angie

Berita terkait

Gapki Tanggapi Target Pemerintah soal Pemutihan Lahan Sawit pada September 2024

3 hari lalu

Gapki Tanggapi Target Pemerintah soal Pemutihan Lahan Sawit pada September 2024

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau Gapki tanggapi soal target pemerintah menyelesaikan pemutihan hutan di lahan sawit September 2024.

Baca Selengkapnya

Petani Desa Pakel Banyuwangi Dilaporkan Balik oleh Satpam PT Bumisari atas Dugaan Pengeroyokan

35 hari lalu

Petani Desa Pakel Banyuwangi Dilaporkan Balik oleh Satpam PT Bumisari atas Dugaan Pengeroyokan

Konflik Agraria antara petani Desa Pakel Banyuwangi dan PT Bumisari makin berlarut-larut.

Baca Selengkapnya

Kronologi Intimidasi Petani di Pakel Banyuwangi Diduga oleh Pihak Perkebunan Bumisari, Ada Todongan Senjata hingga Suara Tembakan

49 hari lalu

Kronologi Intimidasi Petani di Pakel Banyuwangi Diduga oleh Pihak Perkebunan Bumisari, Ada Todongan Senjata hingga Suara Tembakan

Diduga preman dan sekuriti PT Perkebunan dan Dagang Bumi Sari Maju Sukses melakukan serangan dan intimidasi terhadap petani Desa Pakel Banyuwangi.

Baca Selengkapnya

Kementan Targetkan Penanaman Tumpang Sari Padi Gogo Seluas 500 Ribu Hektare di Lahan Sawit

59 hari lalu

Kementan Targetkan Penanaman Tumpang Sari Padi Gogo Seluas 500 Ribu Hektare di Lahan Sawit

Kementerian Pertanian atau Kementan menargetkan penanaman padi gogo di lahan perkebunan sawit dan kelapa seluas 500 ribu hektare.

Baca Selengkapnya

KPA Catat 2.939 Letusan Konflik Agraria di Era Jokowi, Didominasi Perkebunan dan PSN

20 Januari 2024

KPA Catat 2.939 Letusan Konflik Agraria di Era Jokowi, Didominasi Perkebunan dan PSN

Angka letusan konflik yang terjadi di era Jokowi, menurut KPA, mengalami kenaikan dua kali lipat (100 %) dibanding satu dekade pemerintahan SBY.

Baca Selengkapnya

KPA Sebut Ada 241 Konflik Agraria Sepanjang 2023, Paling Banyak Konflik di Sektor Perkebunan Sawit

15 Januari 2024

KPA Sebut Ada 241 Konflik Agraria Sepanjang 2023, Paling Banyak Konflik di Sektor Perkebunan Sawit

Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) mencatat ada 241 konflik agraria sepanjang 2023.

Baca Selengkapnya

Anies Klaim Sektor Agromaritim Bisa Turunkan Pengangguran hingga 44 Persen

11 Januari 2024

Anies Klaim Sektor Agromaritim Bisa Turunkan Pengangguran hingga 44 Persen

Anies menyebut, sektor agromaritm dapat menurunkan angka pengangguran hingga 44 persen.

Baca Selengkapnya

Syarat dan Tata Cara Mengajukan HGU, Benarkah Gratis?

11 Januari 2024

Syarat dan Tata Cara Mengajukan HGU, Benarkah Gratis?

Memanfaatkan tanah milik negara untuk kepentingan bisnis tertentu dibolehkan. Mengajukan HGU biasanya untuk tanah yang luas dalam waktu panjang.

Baca Selengkapnya

Kepala Badan Karantina Lepas Ekspor Asal Sumsel Rp153 Miliar, Ada Kodok Tujuan Perancis

8 Desember 2023

Kepala Badan Karantina Lepas Ekspor Asal Sumsel Rp153 Miliar, Ada Kodok Tujuan Perancis

Pelepasan ekspor hari ini turut membuka peluang baru untuk pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Baca Selengkapnya

Industri Sawit Terpukul Ketidakstabilan Global, Apa Saja yang Sudah Dilakukan Pemerintah?

2 November 2023

Industri Sawit Terpukul Ketidakstabilan Global, Apa Saja yang Sudah Dilakukan Pemerintah?

Menteri Airlangga membeberkan langkah pemerintah menghadapi perlambatan ekonomi yang berdampak signifikan terhadap industri kelapa sawit.

Baca Selengkapnya