Keputusan BI Bubarkan BDB dan Asiatic Sudah Bulat

Reporter

Editor

Senin, 14 Juni 2004 19:18 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Anwar Nasution menyatakan keputusan Bank Indonesia membubarkan Bank Dagang Bali (BDB) dan Bank Asiatic sudah bulat. "Bisa saja mereka menuntut ke pengadilan tapi sampai kiamat juga tidak akan bangkit lagi itu bank," katanya ketika dihubungi Tempo News Room, Senin (14/6) malam. Menurut Anwar, keputusan BI membubarkan BDB dan Bank Asiatic dilakukan bukan hanya dengan pertimbangan kesulitan likuiditas semata tapi juga karena adanya temuan tentang adanya praktik penyimpangan yang dilakukan manajemen kedua bank tersebut. "Kan sudah ditulis lengkap sama majalah kau (Tempo)," katanya. Selain itu, menurut Anwar, keputusan pembubaran tersebut merupakan langkah terakhir setelah sebelumnya dilakukan berbagai upaya yang ditujukan untuk menyelamatkan bank. "Tetapi mereka sendiri sudah lempar handuk (menyerah). Mau bagaimana lagi," katanya. Seperti diketahui, Bank Dagang Bali (BDB) melakukan gugatan wanprestasi terhadap 4 bank berkaitan tutupnya bank ini. Selain itu, BDB akan melakukan gugatan perlawanan keputusan Pengadilan Negeri Denpasar, Bali. Mereka juga sudah menggugat Bank Indonesia di PTUN Jakarta dan sudah didaftarkan pada 2 Juni lalu. Menurut juru bicara BDB, Dodi S kadir, BI sangat tergesa-gesa menutup BDB. Dodi mengatakan BDB menempatkan dananya di 4 bank itu dengan nilai total Rp 1,22 triliun. Masing-masing Bank CIC (Rp 112 miliar), Bank Eksekutif (Rp 50 miliar), Bank NISP (Rp 152 miliar), serta Bank Asiatic (Rp 908 miliar). Menurutnya BDB tidak bisa menggugat atau melakukan penagihan terhadap 4 bank ini karena izin usaha BDB sudah dibekukan. Karenanya dampak kasus ini mengakibatkan kerugian yang sangat besar. Oleh karena itu BDB akan meminta KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) dan DPR untuk menyelidiki persoalan ini.Anwar sendiri meminta kepada pemegang saham BDB dan Bank Asiatic segera melunasi kewajiban kepada karyawan dan pihak lainnya dan membantu tim likuidiasi BI untuk melakukan verifikasi. "Sudah saya bilang ini berkali-kali. Cuma buang-buang uang dan waktu saja mereka itu. Habis nanti duit mereka untuk membayar pengacara," katanya. Amal Ihsan Tempo News Room

Berita terkait

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

1 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

3 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

3 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

3 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

4 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

4 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

4 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

5 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

7 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya