Impor Tinggi, Pemerintah Diminta Perkuat Industri  

Rabu, 17 Oktober 2012 13:32 WIB

Aviliani. TEMPO/Arnold Simanjuntak

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Aviliani, menyatakan pemerintah harus memperkuat basis industri dalam negeri untuk mengurangi impor. Sejauh ini, produksi pangan dan manufaktur belum bisa mengimbangi tingginya pertumbuhan ekonomi nasional dan daya beli masyarakat, sehingga produk impor lebih mendominasi.

“Percepatan konsumsi kelas menengah tidak disertai dengan pertumbuhan industri, jadi terpaksa harus impor. Pemerintah dan pelaku usaha selama ini kurang antisipasi,” kata Aviliani ketika dihubungi, Rabu, 17 Oktober 2012. Tingkat konsumsi masyarakat yang tinggi ini, Aviliani melanjutkan, diprediksi akan tetap berlangsung sampai 2030 nanti.

Wakil Ketua Umum kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Perdagangan, Distribusi, dan Logistik, Natsir Mansyur, menyatakan pertumbuhan ekonomi dan daya beli di Indonesia memang naik, khususnya untuk konsumsi pangan dan manufaktur. Tapi, karena produksi domestik masih rendah, sektor ini masih didominasi produk impor.

Kadin menilai rendahnya produksi pangan manufaktur belum bisa memenuhi kebutuhan domestik dan belum siap menyerap daya beli masyarakat sebagai konsekuensi tingginya pertumbuhan ekonomi.



Untuk mengatasi hal ini, pemerintah didorong untuk menerapkan beberapa kebijakan, seperti pengetatan impor serta penguatan basis industri domestik. Penguatan industri domestik bisa dilakukan dengan memperkuat industri hilir. Seperti diketahui, pada 2014 ekspor barang mentah sudah tidak boleh diberlakukan. “Maka itu, industri hilir harus siap,” kata Aviliani.

Untuk memperkuat industri hilir, pemerintah bisa saja memberikan insentif, seperti pemberlakuan tax holiday atau pengurangan pajak untuk barang modal.



Selain itu, pengetatan kebijakan bagi pengimpor juga bisa menjadi alternatif. “Misalnya kebijakan Kementerian Perdagangan untuk industri hortikultura yang mewajibkan pengimpor untuk membeli produk dari petani,” katanya.

Kebijakan ini dia nilai bagus, karena selain mengimpor, para produsen asing wajib membeli produk yang bisa menguntungkan petani lokal. Tapi, Aviliani mengingatkan kebijakan ini harus terus diawasi agar implementasinya tak mandek.

Indonesia juga didorong untuk memperketat standar impor. Aviliani mencontohkan beberapa negara sudah sangat memperketat impor sebagai bentuk proteksi. “Misalnya Prancis sudah proteksi besar-besaran. Hampir seluruh negara di dunia sudah mulai proteksi besar-besaran,” katanya.

Aviliani berpendapat pemerintah Indonesia bisa memberlakukan sertifikasi standar impor. Jadi, para pengimpor harus mematuhi syarat impor yang diberlakukan Indonesia. Dengan begitu, industri domestik bisa diperkuat dan penetrasi asing setidaknya bisa dibendung.

ANANDA W. TERESIA


Advertising
Advertising


Terpopuler:
Asia Sepakati Kerja Sama Energi dan Pangan

Land Grabbing Dinilai Rugikan Petani

Rupiah Sulit Beranjak Dari 9.600

World Export Development Forum Digelar 15 Oktober

Indonesia Pertimbangkan Tambah Kuota Impor Sapi

Berita terkait

Daftar Barang Bawaan yang Harus Dilaporkan Saat Akan Keluar Negeri

37 hari lalu

Daftar Barang Bawaan yang Harus Dilaporkan Saat Akan Keluar Negeri

Ada sejumlah daftar barang bawaan yang mesti dilaporkan saat akan keluar negeri agar tidak kena pajak impor ketika dibawa pulang kembali.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: BI Siapkan Penukaran Uang Ramadan dan Lebaran Hingga Rp 197 T, Harga Pangan Naik

49 hari lalu

Terkini Bisnis: BI Siapkan Penukaran Uang Ramadan dan Lebaran Hingga Rp 197 T, Harga Pangan Naik

BI siapkan penukaran uang ramadan lebaran mencapai Rp 19 triliun. Mendag tak permasalahkan harga pangan naik asal tersedia.

Baca Selengkapnya

5 Cara Mengurangi Gaya Hidup Konsumtif

11 Februari 2024

5 Cara Mengurangi Gaya Hidup Konsumtif

Gaya hidup konsumtif ini tidak hanya mempengaruhi keuangan pribadi, tetapi juga memberikan dampak negatif pada lingkungan dan kesejahteraan sosial.

Baca Selengkapnya

Larangan Impor Barang dalam Revisi Permendag 50, Ini Tanggapan Tokopedia

7 Agustus 2023

Larangan Impor Barang dalam Revisi Permendag 50, Ini Tanggapan Tokopedia

Perusahaan platform lokapasar Tokopedia mendukung pemerintah dalam menetapkan aturan larangan jual barang impor.

Baca Selengkapnya

Harmonisasi Aturan Larangan Jual Barang Impor Dilaksanakan 1 Agustus 2023, Ini Bocorannya

30 Juli 2023

Harmonisasi Aturan Larangan Jual Barang Impor Dilaksanakan 1 Agustus 2023, Ini Bocorannya

Kementerian Perdagangan (Kemendag) memastikan pemerintah akan melakukan harmonisasi aturan larangan jual barang impor pada 1 Agustus 2023.

Baca Selengkapnya

Mau Kirim Barang dari Luar Negeri? Simak 4 Panduan Dasar dari Kemenkeu

25 Juli 2023

Mau Kirim Barang dari Luar Negeri? Simak 4 Panduan Dasar dari Kemenkeu

Kemenkeu mengungkapkan banyak masyarakat yang masih bertanya soal prosedur penanganan barang kiriman dan statusnya pada sistem tracking Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Survei Indef: Formula E Beri Efek Berlipat pada Ekonomi Jakarta

24 Juni 2022

Survei Indef: Formula E Beri Efek Berlipat pada Ekonomi Jakarta

Indef menyebutkan kontribusi ajang balap mobil listrik Formula E bagi ekonomi Jakarta mencapai Rp2,63 triliun atau mendongkrak 0,08 persen PDRB riil.

Baca Selengkapnya

Indef Tidak Audit Keuangan Formula E, Hanya Melihat Implikasi Ekonomi

20 Juni 2022

Indef Tidak Audit Keuangan Formula E, Hanya Melihat Implikasi Ekonomi

Indef disebut menjadi pengaudit gelaran Formula E Jakarta. Tapi, Indef menyatakan bukan audit, hanya melihat implikasi ekonominya.

Baca Selengkapnya

Indef: Subsidi Energi Banyak Dinikmati Masyarakat Kalangan Atas

25 Mei 2022

Indef: Subsidi Energi Banyak Dinikmati Masyarakat Kalangan Atas

Indef mencontohkan penyaluran subsidi energi bahan bakar minyak (BBM) jenis solar yang mayoritas dinikmati oleh industri dan perkebunan besar.

Baca Selengkapnya

Indef Ingatkan Pemerintah untuk Kontrol Penambahan Anggaran Subsidi Energi

25 Mei 2022

Indef Ingatkan Pemerintah untuk Kontrol Penambahan Anggaran Subsidi Energi

Indef mengingatkan pemerintah untuk segera membuat strategi agar anggaran subsidi dan kompensasi energi tidak terus melonjak.

Baca Selengkapnya