Triwulan Ketiga, Rupiah Melemah 1,45 Persen

Reporter

Editor

viva

Jumat, 28 September 2012 17:01 WIB

Sejumlah pelanggan sedang menukar valuta asing di di sebuah Tempat Penukaran Uang di Jakarta (9/3).TEMPO/Panca Syurkani

TEMPO.CO, Jakarta - Kawasan Eropa yang masih dilanda ketidakpastian akibat krisis utang yang berkepanjangan menjadi salah satu penyebab rupiah melemah hingga di atas 9.500 per dolar Amerika Serikat (AS).

Defisit neraca perdagangan Indonesia karena meningkatnya impor, di tengah menurunnya kinerja ekspor, juga turut membebani pergerakan mata uang lokal di tiga bulan terakhir antara Juli-September tahun ini.

Di transaksi hari ini, nilai tukar rupiah ditutup di level 9.570 per dolar AS. Ini berarti sepanjang triwulan ketiga tahun ini melemah 137 poin (1,45 persen) dibanding posisi akhir triwulan kedua lalu di 9.433 per dolar AS. Hari ini rupiah ditutup stagnan, sama seperti penutupan Kamis di 9.570 per dolar AS.

Pengamat pasar uang PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk, Rully Nova, mengemukakan, tingginya permintaan impor membuat kebutuhan dolar AS dari para pelaku usaha meningkat. Sedangkan pasokan dari hasil ekspor terbatas membuat dolar AS melemah di triwulan ketiga tahun ini. Defisit neraca berjalan Indonesia membuat rupiah belum bisa menguat mengikuti kenaikan indeks saham yang berhasil mencetak rekor tertinggi baru di penghujung bulan ini.

Masih adanya kecemasan dari para pelaku pasar terhadap pertumbuhan global akibat krisis utang di kawasan Eropa yang berkepanjangan yang berimbas ke Amerika dan Asia membatasi apresiasi rupiah. “Meskipun bank sentral utama dunia telah mengucurkan stimulus untuk mendorong pertumbuhan, belum mampu mendorong apresiasi rupiah,” ujarnya.

Adanya keraguan bahwa kucuran stimulus lanjutan dari The Federal Reserve tidak akan mampu memacu pertumbuhan dan menciptakan lapangan kerja baru membuat penguatan euro tertahan. Imbasnya, rupiah yang sempat menguat hingga ke 9.450 kembali berbalik melemah di atas 9.500 per dolar AS.

Dari kawasan regional, mata uang regional sebagian besar justru menguat terhadap dolar AS di triwulan ketiga 2012. Won Korea Selatan menguat 2,78 persen, peso Filipina terapresiasi 0,79 persen, ringgit Malaysia menguat 3,46 persen, serta dolar Singapura juga menguat 3,49 persen.

PDAT | VIVA B. KUSNANDAR



Terpopuler:
UU Pengadaan Tanah Berlaku Efektif 2013

YLKI Minta PLN Lebih Hargai Keluhan Pelanggan

Pembentukan Lembaga Pangan Dinilai Pemborosan

Regional Positif, Indeks Lanjutkan Penguatan

Minyak Kembali Sentuh US$ 92 per Barel

Berita terkait

Terkini Bisnis: Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Astra Tebar Dividen Rp 21 T

2 hari lalu

Terkini Bisnis: Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Astra Tebar Dividen Rp 21 T

Nilai tukar rupiah ditutup melemah pada levep Rp 16.259 per dolar AS pada perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

3 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

6 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

7 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini masih akan menguat pada rentang Rp 16.110 - Rp 16.180. Pasar merespons kemenangan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Tak Pengaruhi Rupiah, Indofarma Masih Tunggak Gaji Karyawan

9 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Tak Pengaruhi Rupiah, Indofarma Masih Tunggak Gaji Karyawan

Ekonom menyebut putusan MK terkait sidang sengketa Pilpres tak banyak mempengaruhi nilai tukar rupiah.

Baca Selengkapnya

Ekonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah

9 hari lalu

Ekonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah

Yusuf Wibisono menilai bukan putusan MK yang memberi pengaruh terhadap nilai tukar rupiah, melainkan konflik geopolitik dan kebijakan The Fed.

Baca Selengkapnya

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

9 hari lalu

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

Kendati terjadi pelemahan rupiah, Airlangga mengklaim rupiah masih lebih baik dibanding mata uang lain. IHSG juga diklaim lebih baik dari negara lain.

Baca Selengkapnya

Peneliti Paramadina Sebut Nilai Tukar Rupiah Melemah Bukan karena Konflik Iran-Israel

9 hari lalu

Peneliti Paramadina Sebut Nilai Tukar Rupiah Melemah Bukan karena Konflik Iran-Israel

Nilai tukar rupiah yang melemah menambah beban karena banyak utang pemerintah dalam denominasi dolar AS.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Menguat di Tengah Putusan MK, Penutupan Perdagangan Rp 16.237

10 hari lalu

Rupiah Diprediksi Menguat di Tengah Putusan MK, Penutupan Perdagangan Rp 16.237

Rupiah diprediksi dan tak terpengaruh dengan putusan MK. Rupiah spot hari ini ditutup pada Rp 16.237 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga

10 hari lalu

Konflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga

Konflik Timur Tengah ini dikhawatirkan akan bereskalasi menjadi perang yang lebih besar. Nilai tukar rupiah semakin melemah.

Baca Selengkapnya