TEMPO.CO , Jakarta - Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengancam mencabut izin importir terdaftar (IT) perusahaan garam yang tidak menjalankan importase sesuai keputusan. "Kalau perlu kami blacklist untuk tidak diikutkan lagi," ujar Bayu, Rabu 26 September 2012.
Pelanggaran yang dilakukan importir nakal tidak bisa ditolerir, karena meresahkan petani garam. Sebab dengan kenakalannya, menyebabkan garam hasil petani tidak bisa diserap maksimal pengusaha. "Dalam mengelurkan izin kami tidak sembarangan," katanya.
Untuk menekan kebocoran, lembaganya siap melakukan koordinasi dengan Direktorat Jenderal Bea Cukai sehingga mampu mengontrol peredaran garam impor yang masuk. "Kita tidak punya perwakilan di pelabuhan, makanya kami koordinasi sama mereka," kata dia.
Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Petani Garam Seluruh Indonesia (Apgasi) Syaiful Rahman menyatakan sebanyak 33 ribu ton garam impor untuk konsumsi dari Australia segera merembes ke pasaran. Produk ini masuk sejak 19 September lalu.
Ia menyatakan proses importase garam konsumsi itu dilakukan PT Cheetham Garam Indonesia, dan Garindo. Kedua perusahaan itu menggunakan ijin IT (importir terdaftar) garam industri, namun dalam kenyataannya justru memasukan garam konsumsi. Rencannya garam yang masuk bakal diserap untuk wilayah Jawa Barat. Akibatnya, harga garam lokal anjlok.
Syaiful tidak mempercayai penjelasan pemerintah yang menyatakan telah menyetop importase garam konsumsi sejak Juni lalu, sebab dalam kenyataannya garam import masih merajalela di tiap pabrik. "Makanya harga garam petani diterima dengan murah, sebab stocknya garam impor masih puluhan ton,".
Untuk mencegah rembesan garam impor konsumsi masuk pasaran, Lembaganya berharap proses bongkar muat garam baik konsumsi ataupun industri dilangsungkan secara tunggal di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Selama ini, wilayah Jawa Timur merupakan sentra garam nasional. "Dari sana kita bakal tahu kemana saja garam itu beredar,".
Bahkan mereka tengah menyiapkan aksi besar dengan menutup akses Jembatan Suramadu dan aksi demo besar ke Jakarta. Beberapa Kementrian yang akan didatangisalah satunya Kementrian Perdagangan, di kantor Ketua PBSI yang baru itu, mereka sengaja akan menabur garam karena murahnya harga serapan garam lokal.
JAYADI SUPRIADIN
Berita terpopuler lainnya:
Menteri Purnomo Ancam Wartawan Jakarta Post?
Jokowi-Basuki Akan Kembangkan Kereta Api
Kewenangan KPK Dikebiri, Penasihat Ancam Mundur
Pangkas Kewenangan KPK, DPR Dinilai Lucu
DPR Terbelah Jika Kapolri Dipanggil KPK
Messi Siap Perkuat Persib
PDIP Tak Setuju Protokol Antipenistaan Agama SBY
DPR Pertanyakan Konflik Menhan dan Jakarta Post
Berita terkait
Di Tengah Perubahan Iklim, Bulog Sebut Metode Pertanian dan Distribusi Tradisional Tak Lagi Memadai
15 jam lalu
Direktur Bulog mengatakan ada kebutuhan mendesak untuk menyikapi produksi beras di tengah perubahan iklim.
Baca SelengkapnyaAgroforestri Salak Indonesia Menerima Pengakuan Sistem Warisan Pertanian GIAHS dari FAO
21 jam lalu
Budidaya salak di Bali dengan sistem budidaya kolam ikan karper di Austria dan sistem agroforestri Kakao di Sao Tome dan Principe dapat penghargaan.
Baca SelengkapnyaBulog Gelar Indonesia International Rice Conference di Bali, Apa yang Akan Dibahas?
1 hari lalu
Acara Bulog bertajuk Rice Resilience: Adapting to Global Challenges ini berlangsung di International Convention Center - The Westin Nusa Dua, Bali.
Baca SelengkapnyaLingkungan Terlindungi, Dapat Berkah Ekonomi
4 hari lalu
Penggerak perekonomian Kabupaten Trenggalek ada pada sektor pertanian, perikanan, peternakan, dan perkebunan, yang bergantung pada alam. Karenanya, upaya pelestarian lingkungan tidak bisa ditawar lagi.
Baca SelengkapnyaKPK Periksa 7 Saksi Dugaan Korupsi Pengadaan X-ray Badan Karantina Pertanian
8 hari lalu
Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periksa 7 saksi dugaan korupsi pengadaan X-ray di Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian
Baca SelengkapnyaAlasan Hakim PT DKI Perberat Hukuman Syahrul Yasin Limpo
10 hari lalu
Hukuman terhadap Syahrul Yasin Limpo bertambah menjadi 12 tahun penjara
Baca SelengkapnyaEks Sekretaris Badan Karantina Kementan Akui Jadi Tersangka Korupsi Pengadaan X-ray
11 hari lalu
Eks Sekretaris Badan Karantina Kementan, Wisnu Haryana, diduga terlibat korupsi pengadaan X-Ray
Baca SelengkapnyaIde Awal Tim Mahasiswa UGM Manfaatkan Limbah Tulang Hewan untuk Filtrasi Air Limbah dan Irigasi Sawah
12 hari lalu
Tim mahasiswa UGM menciptakan inovasi dengan memanfaatkan limbah gigi dan tulang hewan sebagai filter air limbah yang diolah menjadi air irigasi sawah
Baca SelengkapnyaDewas KPK Sudah Kirimkan Catatan Etik Nurul Ghufron ke Pansel Capim KPK
13 hari lalu
Dewas KPK menyatakan catatan etik Nurul Ghufron sudah mereka kirimkan ke Pansel Capim KPK sebelum mereka membacakan putusan sidang etik.
Baca SelengkapnyaKementerian Pertanian Minta Tambah Anggaran Rp 65,9 Triliun di 2025 untuk Lumbung Pangan
14 hari lalu
Kementerian Pertanian meminta penambahan Rp 65,9 triliun untuk anggaran 2025 kepada Komisi IV DPR. Penambahan itu disebut untuk mencapai swasembada dan lumbung pangan pada pemerintahan Presiden Terpilih Prabowo Subianto.
Baca Selengkapnya