Bank Mandiri Kaji Pendanaan Infrastruktur

Rabu, 19 September 2012 01:08 WIB

ANTARA/Dewi Fajriani

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Mandiri tengah mengkaji kebutuhan sumber pendanaan jangka panjang untuk membiayai proyek-proyek jangka panjang seperti infrastruktur. "Peringkat kredit kita sudah BBB. Ini memberi kita kesempatan untuk menerbitkan surat berharga," ucap Direktur Keuangan Bank Mandiri, Pahala S. Mansury, dalam konferensi pers penutupan Indonesia Investment Forum di Jakarta, Selasa, 18 September 2012.

Pahala menjelaskan hingga akhir Juni 2012, limit kredit infrastruktur Bank Mandiri mencapai Rp 56,6 triliun, mencakup subsektor jalan sebesar Rp 8,8 triliun, ketenagalistrikan sebesar Rp 10,6 triliun dan transportasi sebesar Rp 14,9 triliun, telekomunikasi sebesar Rp 12,7 triliun dan subsektor minyak dan gas bumi sebesar Rp 12,7 triliun. Dari jumlah limit tersebut, baki debet mencapai Rp 36,2 triliun dan porsi yang belum dicairkan adalah Rp 23 triliun. Adapun rasio kredit bermasalah nol.

Pahala menjelaskan, sejauh ini, dana pihak ketiga (dana simpanan) Bank Mandiri masih memadai untuk membiayai kredit. "Dana murah tumbuh rata-rata Rp 55 triliun (per tahun). Likuiditas memadai," ucapnya. Meski begitu, Pahala berharap DPK dari transaksi perbankan bisa terus meningkat, demikian juga DPK dari sumber lainnya.

Pada 2009, Bank Mandiri pernah menerbitkan surat berharga senilai Rp 3,5 triliun untuk kebutuhan bisnis. Kini, kata Pahala, bank ini mengkaji kemungkinan untuk kembali menerbitkan surat berharga untuk disalurkan pada kredit jangka panjang. Tujuannya untuk menghindari missmatch dimana sumber dana jangka pendek dipakai untuk pendanaan jangka panjang. "Apakah untuk 2013, kami masih kaji," ucapnya.

Meski likuiditas diklaim baik, Pahala membenarkan, jika dilihat dari sisi rasio kredit terhadap DPK (LDR) perbankan yang mencapai 83 persen, likuiditas tampak lebih mengetat dibanding sebelumnya.

Pahala pun menilai pentingnya mendorong likuiditas lebih banyak masuk ke perbankan. Ia berharap ada aturan yang lebih kuat agar devisa hasil ekspor bisa sepenuhnya masuk ke bank-bank devisa domestik. "Sekarang belum sepenuhnya masuk, dengan aturan yang semakin kuat, kami berharap semakin banyak masuk," ujarnya.

Wakil Direktur Utama Bank Mandiri, Riswinandi mengakui, pihaknya memiliki saluran yang cukup banyak terkait pembiayaan infrastruktur. Ia juga mengakui deposannya tak banyak yang menyimpan uang dalam deposito jangka panjang selama tenor kredit infrastruktur. Namun, pengelolaan likuiditas yang baik jadi kunci untuk mengatasi persoalan missmatched dana.

"Tidak hanya dari deposan, sejak 2 tahun lalu kami aktif mengembangkan transaksional banking. Nasabah yang mengoperasikan dana dari channel Bank Mandiri, ATM kita sekarang 10.361," ucapnya. Walau dana tersebut merupakan dana berjangka pendek tapi terus bergulir.

Dalam membiayai proyek infrastruktur, kata Riswinandi, Bank Mandiri rata-rata memilih pola kerjasama dengan bank lain, misalnya sindikasi. "Ini untuk mengatasi likuiditas tersebut dan juga spreading risk," ujarnya.

MARTHA THERTINA

Berita Terpopuler:
Begini Nasib Keluarga Pembuat Film Anti-Islam

Kubu Foke Bantah Haiya Ahok Direncanakan

Pria "Miskin" Ini Simpan Sepeti Emas di Rumahnya

Kalla: Jadi Gubernur Jakarta Tak Susah-Susah Amat

Beri Masukan Jokowi, ProJakarta Undang Jusuf Kalla

Berita terkait

Bank Mandiri Pastikan Komitmen Keberlanjutan melalui BMSG on Preference

21 jam lalu

Bank Mandiri Pastikan Komitmen Keberlanjutan melalui BMSG on Preference

Acara ini bertujuan meningkatkan kesadaran, serta peran pegawai Mandiri untuk menerapkan ESG dalam operasional perseroan.

Baca Selengkapnya

Livin Merchant Bank Mandiri Perluas Jangkau Nasabah UMKM

2 hari lalu

Livin Merchant Bank Mandiri Perluas Jangkau Nasabah UMKM

Digitalisasi menjadi salah satu langkah untuk memperluas akses masyarakat terhadap perbankan demi mencapai pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

4 hari lalu

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah menyalurkan kredit konsolidasi sebesar Rp 1.435 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Bank Mandiri Yakin Suku Bunga Acuan Turun di Akhir Tahun

4 hari lalu

Bank Mandiri Yakin Suku Bunga Acuan Turun di Akhir Tahun

Bank Mandiri menilai suku bunga acuan berpotensi turun pada kuartal IV 2024.

Baca Selengkapnya

BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

10 hari lalu

BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

Bank Mandiri merespons soal kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI).

Baca Selengkapnya

Bank Mandiri Umumkan Tim Proliga 2024 Putri, Jakarta Livin' Mandiri (JLM)

15 hari lalu

Bank Mandiri Umumkan Tim Proliga 2024 Putri, Jakarta Livin' Mandiri (JLM)

Menjelang kompetisi voli terbesar di Indonesia, Proliga 2024, Bank Mandiri secara resmi mengumumkan tim voli putri profesional dengan nama Jakarta Livin' Mandiri (JLM).

Baca Selengkapnya

Rupiah Melemah, Bank Mandiri Optimistis Likuiditas Rupiah dan Valas Tetap Terjaga

15 hari lalu

Rupiah Melemah, Bank Mandiri Optimistis Likuiditas Rupiah dan Valas Tetap Terjaga

Bank Mandiri memastikan kondisi likuiditasnya saat ini masih solid, meskipun terjadi fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Bank Mandiri Raih Top Companies 2024 Versi LinkedIn

15 hari lalu

Bank Mandiri Raih Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Bank Mandiri menempati posisi pertama Top Companies 2024 di Indonesia versi LinkedIn.

Baca Selengkapnya

Bank Mandiri Kembali Gelar Kampiun LinkedIn Top Companies 2024

17 hari lalu

Bank Mandiri Kembali Gelar Kampiun LinkedIn Top Companies 2024

Bank Mandiri konsisten melengkapi dan mengadopsi berbagai elemen best practices dalam pengelolaan SDM

Baca Selengkapnya

Bank Mandiri Integrasikan Program Well-Being untuk Kesejahteraan Pegawai

18 hari lalu

Bank Mandiri Integrasikan Program Well-Being untuk Kesejahteraan Pegawai

Well-being dimaknai sebagai kesejahteraan insan grup BUMN yang menyeluruh.

Baca Selengkapnya