Anggaran Negara Dinilai Terkuras Untuk Bayar Utang

Reporter

Editor

Abdul Malik

Minggu, 16 September 2012 19:25 WIB

Koalisi Anti Utang melakukan aksi unjuk rasa di Bundaran HI, Jakarta, Kamis, (13/08). Dalam aksi tersebut mereka menuntut pemerintah menghapus hutang luar negeri serta merubah kebijakan ekonomi. Foto: TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator Koalisi Anti Utang, Dani Setiawan menyatakan rancangan anggaran pendapatan belanja negara (RAPBN) 2013 masih terkuras untuk pembayaran cicilan pokok dan bunga utang. Hal ini, katanya, akan berdampak langsung berkurangnya porsi anggaran untuk sektor yang lebih vital dan prioritas.

Dani memaparkan dalam RAPBN 2013 porsi pembayaran cicilan bunga dan pokok utang mencapai Rp 171,7 triliun atau 15 persen terhadap belanja pemerintah pusat. Rinciannya untuk pembayaran bunga Rp 113,24 triliun dan pokok utang luar negeri sebesar Rp 58,4 triliun. "Angka itu naik 2,4 persen dibanding tahun ini yang sebesar Rp 167,5 triliun," kata dia, Ahad 16 September 2012.

Menurut dia, besarnya cicilan bunga itu disebabkan besarnya pembayaran bunga obligasi rekapitulasi perbankan. Soal terkurasnya anggaran untuk pembayaran utang ini, dampaknya bisa dilihat dari minimnya anggaran untuk peningkatan kesejahteraan rakyat dan pelayanan umum. Alokasi pembayaran utang bahkan jauh lebih besar ketimbang anggaran kesehatan yang hanya Rp 50,9 triliun dan total anggaran ketahanan pangan Rp 83 triliun.

Kondisi ini, katanya, akan terus dipertahankan oleh pemerintah dalam rangka menjalankan kebijakan net negative flow di mana penarikan utang baru lebih sedikit daripada pembayaran utang. "Ini langkah konyol dan bukan solusi permasalahan utang," ungkapnya.

Jika pemerintah serius ingin menghapus hutang, menurutnya hal itu bisa dilakukan dengan beberapa cara. Salah satunya adalah sikap politik pemerintah dengan desakan penghapusan utang dari DPR. DPR, kata dia, bisa membuat suatu tim yang khusus untuk menegosiasi pengurangan atau penghapusan utang-utang negara baik dari luar maupun dalam negeri.

Tim tersebut anggotanya juga bisa diperluas untuk memberi tekanan politik lebih tinggi kepada pemerintah seperti Badan Pemeriksa Keuangan misalnya. Sehingga nanti tim tersebut memiliki kekuatan mendesak pemerintah untuk melakukan diplomasi dan kajian lebih dalam untuk mengurangi pembayaran bunga obligasi.

BPK di sini memperketat perannya dalam mengaudit utang-utang pemerintah yang kemudian dioptimalkan oleh DPR untuk aksi pengawasan atau hasil audit dijadikan semacam alarm pemerintah untuk mengurangi utang.

Dengan begitu, diperkirakan dalam 5 tahun utang-utang pemerintah akan berkurang secara signifikan. Langkah diplomasi seperti ini, katanya, sudah pernah dilakukan oleh pemerintah Myanmar dan terbukti mereka mampu menghapus utang mereka terhadap Jepang yang sebesar US$ 3 miliar. Pakistan juga pernah melakukan hal serupa terhadap Amerika Serikat.

Dalam negosiasi tersebut, minimal negara harus memiliki bargain politik dan penawaran keuntungan ekonomi dari apa yang bisa dilakukan dengan penghapusan utang tersebut. "Agenda penghapusan utang adalah agenda untuk menegakkan konstitusi dan mendorong percepatan peningkatan kesejahteraan rakyat," tegasnya.

GUSTIDHA BUDIARTIE

Berita terkait

Erick Thohir Minta BUMN Segera Antisipasi Dampak Penguatan Dolar

15 hari lalu

Erick Thohir Minta BUMN Segera Antisipasi Dampak Penguatan Dolar

Erick Thohir mengatakan BUMN perlu mengoptimalkan pembelian dolar, artinya adalah terukur dan sesuai dengan kebutuhan.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Erick Thohir Minta BUMN Beli Dolar Secara Optimal, Rupiah Loyo Jadi Rp 16.260 per USD

16 hari lalu

Terkini Bisnis: Erick Thohir Minta BUMN Beli Dolar Secara Optimal, Rupiah Loyo Jadi Rp 16.260 per USD

Erick Thohir mengarahkan agar BUMN membeli dolar secara optimal dan sesuai kebutuhan di tengah memanasnya geopolitik dan penguatan dolar.

Baca Selengkapnya

Utang Luar Negeri RI Tercatat Rp USD 407,3 Miliar, Banyak Pembiayaan Proyek Pemerintah

16 hari lalu

Utang Luar Negeri RI Tercatat Rp USD 407,3 Miliar, Banyak Pembiayaan Proyek Pemerintah

BI mencatat jumlah utang luar negeri Indonesia jumlahnya naik 1,4 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

BI Laporkan Cadangan Devisa Indonesia Turun Jadi US$ 144 Miliar

59 hari lalu

BI Laporkan Cadangan Devisa Indonesia Turun Jadi US$ 144 Miliar

BI mencatat cadangan devisa Indonesia pada akhir Februari 2024 senilai US$ 144 miliar.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Makan Siang Gratis Bisa Berujung Utang Luar Negeri, Jadwal dan Cara Pendaftaran CPNS 2024

18 Februari 2024

Terpopuler: Makan Siang Gratis Bisa Berujung Utang Luar Negeri, Jadwal dan Cara Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Program makan siang gratis bisa berujung pada utang luar negeri, jadwal dan cara mendaftar CPNS 2024

Baca Selengkapnya

Ekonom Prediksi Program Makan Siang Gratis Berujung pada Utang Luar Negeri

17 Februari 2024

Ekonom Prediksi Program Makan Siang Gratis Berujung pada Utang Luar Negeri

Ekonom memprediksi, jika program makan siang gratis akan berujung pada penambahan utang luar negeri. Ini alasannya.

Baca Selengkapnya

Terkini: Prabowo-Gibran Unggul Begini Kata Walhi, Bapanas Sebut Bantuan Pangan Beras Kembali Disalurkan

15 Februari 2024

Terkini: Prabowo-Gibran Unggul Begini Kata Walhi, Bapanas Sebut Bantuan Pangan Beras Kembali Disalurkan

Pasangan Capres dan Cawapres) nomor urut dua Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) unggul di hitung cepat.

Baca Selengkapnya

Utang Luar Negeri Naik jadi US$ 407,1 Miliar pada Akhir 2023, Begini Penjelasan Lengkap BI

15 Februari 2024

Utang Luar Negeri Naik jadi US$ 407,1 Miliar pada Akhir 2023, Begini Penjelasan Lengkap BI

Bank Indonesia (BI) mengumumkan utang luar negeri (ULN) Indonesia pada kuartal keempat tahun 2023 naik menjadi US$ 407,1 miliar.

Baca Selengkapnya

Cadangan Devisa Turun, Disedot Jatuh Tempo Bayar Utang Luar Negeri Pemerintah

9 Februari 2024

Cadangan Devisa Turun, Disedot Jatuh Tempo Bayar Utang Luar Negeri Pemerintah

Cadangan devisa Indonesia menurun pada bulan pertama 2024 gara-gara pembayaran utang luar negeri. Masih dua kali lipat dari standar internasional.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia Catat Utang Luar Negeri RI Capai Rp 6.230 Triliun

16 Januari 2024

Bank Indonesia Catat Utang Luar Negeri RI Capai Rp 6.230 Triliun

Bank Indonesia (BI) mencatat posisi utang luar negeri RI per November 2023 sebesar US$ 400,9 miliar atau Rp 6.230 triliun.

Baca Selengkapnya