Program Kawasan Pangan Terpadu Tetap Dilanjutkan

Reporter

Editor

Abdul Malik

Rabu, 29 Agustus 2012 22:45 WIB

Petani di kawasan PAP Tangerang, Banten, Jumat (2/10). Kebijakan ketersediaan pangan dinilai masih bersifat sektoral sehingga dibutuhkan koordinasi sinergis antar instansi untuk memantapkan ketahanan pangan menghadapi krisis global. TEMPO/Tri Handiya

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertanian akan terus melanjutkan program kawasan pangan terpadu (food estate). Program ini bertujuan mendukung terciptanya kemandirian dan ketahanan pangan nasional. Wakil Menteri Pertanian, Rusman Heriawan, mengatakan setelah di Kalimantan Timur kini pihaknya tengah menjajaki kemungkinan pembangunan food estate di Kalimantan Tengah.



Untuk mencapai ini, Kementerian Pertanian intensif melakukan koordinasi dengan Kementerian Kehutanan untuk mendapatkan lahan di Kalimantan Tengah.


Hasil pertemuan kami dengan Kementerian Kehutanan, telah terinventarisir lahan seluas 350 ribu hektare di sana. Itu akan dilepas oleh Menteri Kehutanan karena lahan itu sudah clear milik Kementerian Kehutanan,” ujarnya.


Rusman melanjutkan lahan tersebut merupakan hutan produksi yang dapat dikonversi untuk pertanian. Pekan depan, tim dari Kementerian Pertanian dan Kementerian Kehutanan akan meninjau lokasi tersebut untuk dibuat surat keputusan menteri mengenai pelepasan lahannya.


Advertising
Advertising

Lahan seluas 350 ribu hektare di Kalimantan Tengah sebagian besar akan dimanfaatkan untuk tanaman padi dan sebagian kecilnya untuk tanaman kedelai. Sedangkan pengelolanya akan diserahkan pada perusahaan badan usaha milik negara.


Persoalan utama food estate ini, kata dia, terbesar pada masalah ketersediaan lahan. Hingga Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan berencana menyetop program food estate di Kalimantan Timur dengan alasan terkendala lahan 100 ribu hektare.


Program food estate maupun pencetakan sawah baru tidak akan berhenti dan tetap berjalan,” ujar Rusman.


Sejauh ini, food estate baru berjalan di Kalimantan Timur yang pengelolaannya dikerjakan oleh PT Sang Hyang Seri seluas 6.000 hektare.


Rusman menjelaskan, 100 ribu hektare lahan yang bermasalah di Kalimantan Timur itu seyogianya cukup signifikan untuk peningkatan produksi beras. Lahan 100 ribu hektare jika dikalikan dengan tingkat produktivitas tanaman padi 4 ton per hektare maka bisa menghasilkan 400 ribu ton gabah kering giling (GKG) atau setara beras 224 ribu ton. “Itu baru dalam satu kali musim tanam,” ujarnya.


Menteri Pertanian Suswono menegaskan sudah ada kepastian untuk pembangunan food estate di wilayah Kalimantan. Hanya saja, lahan di Kalimantan baru teridentifikasi cocok untuk tanaman pangan seperti padi, kedelai, dan jagung.


"Di Kalimantan sejauh ini belum ada lahan yang cocok dan potensial untuk tanaman tebu. Tapi secara keseluruhan masalah lahan ini sudah ada progress bagus,” ujarnya.


ROSALINA

Berita terkait

Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi

9 hari lalu

Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi

APEC Workshop ini diikuti oleh para delegasi negara di kawasan Asia Pacifik.

Baca Selengkapnya

Harga Daging dan Cabai Turun di Akhir Libur Lebaran 2024

13 hari lalu

Harga Daging dan Cabai Turun di Akhir Libur Lebaran 2024

Harga komoditas pangan seperti daging, telur, cabai, dan garam turun pada Senin, 15 April 2024.

Baca Selengkapnya

ID FOOD Beberkan Cadangan Pangan Pemerintah: Stok Aman selama Libur Lebaran

16 hari lalu

ID FOOD Beberkan Cadangan Pangan Pemerintah: Stok Aman selama Libur Lebaran

Holding BUMN Pangan ID FOOD memastikan ketersediaan pasokan pangan selama libur Lebaran.

Baca Selengkapnya

PLN dan BNI Gelar Paket Sembako Murah untuk Ojol dan Masyarakat Umum

20 hari lalu

PLN dan BNI Gelar Paket Sembako Murah untuk Ojol dan Masyarakat Umum

PLN dan BNI menghadirkan 1.500 paket sembako harga murah Rp 59 ribu untuk pengemudi Ojol dan masyarakat umum.

Baca Selengkapnya

Menjelang Lebaran, Harga Daging dan Cabai Kian Melonjak

21 hari lalu

Menjelang Lebaran, Harga Daging dan Cabai Kian Melonjak

Menjelang Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran 2024, sejumlah harga bahan pokok kian melonjak. Per 7 April 2024, Panel Harga Pangan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat mencatat harga daging sapi, daging ayam, cabai, bawang merah, dan bawang putih masih naik.

Baca Selengkapnya

Analis: Potensi Inflasi Masih Berlanjut, Nilai Tukar Rupiah Diperkirakan Makin Anjlok

24 hari lalu

Analis: Potensi Inflasi Masih Berlanjut, Nilai Tukar Rupiah Diperkirakan Makin Anjlok

Analis Ibrahim Assuaibi memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini makin merosot menyentuh level Rp 15.910 sampai Rp 15.960.

Baca Selengkapnya

Emiten Pupuk SAMF Cetak Laba Bersih Rp 420,07 M, Melejit 21 Persen

26 hari lalu

Emiten Pupuk SAMF Cetak Laba Bersih Rp 420,07 M, Melejit 21 Persen

Emiten pupuk PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk. mencetak laba bersih tahun berjalan senilai Rp 420,07 miliar sepanjang 2023.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Kenaikan Harga Pokok, Ombudsman Minta Perpanjang Bantuan Pangan hingga Desember

32 hari lalu

Antisipasi Kenaikan Harga Pokok, Ombudsman Minta Perpanjang Bantuan Pangan hingga Desember

Ombudsman RI meminta pemerintah memperpanjang bantuan pangan hingga Desember 2024.

Baca Selengkapnya

Harga Bahan Pokok Hari Ini, Beras Premium Masih Tinggi

33 hari lalu

Harga Bahan Pokok Hari Ini, Beras Premium Masih Tinggi

Harga bahan pokok terkini, sebagian besar mengalami kenaikan, seperti beras dan cabai.

Baca Selengkapnya

Terkini: Titik Rawan Macet di Jalan Tol dan Pantura saat Mudik Lebaran 2024, Sri Mulyani Dicecar Anggota DPR soal Program Makan Siang Gratis

38 hari lalu

Terkini: Titik Rawan Macet di Jalan Tol dan Pantura saat Mudik Lebaran 2024, Sri Mulyani Dicecar Anggota DPR soal Program Makan Siang Gratis

Menhub Budi Karya Sumadi memperkirakan titik kemacetan pada arus mudik Lebaran 2024 akan terjadi di ruas Jalan Tol Cipali.

Baca Selengkapnya