Laba Inalum Semester Pertama Anjlok Drastis

Selasa, 28 Agustus 2012 13:49 WIB

Menko Perekonomian Hatta Radjasa (kiri atas) saat memimpin rakor tentang PT Indonesia Asahan Alumunium Indonesia (Inalum) yang dihadiri juga antara lain oleh Menkeu Agus Martowardojo (kanan), Menteri PU Djoko Kirmanto (kiri) di gedung Kementrian Koordinator Perekonomian, Jakarta Pusat, Jumat (3/8). ANTARA/Fanny Octavianus

TEMPO.CO, Jakarta - PT Indonesia Asahan Aluminium mengalami penurunan laba sangat drastis. Menurut Kepala Badan Otorita Asahan, Effendi Sirait, rata-rata laba Inalum per bulan saat ini tinggal US$ 2 juta. “Padahal, kalau sebelum-sebelumnya, labanya bisa mencapai US$ 10 juta per bulan,” kata Effendi kepada Tempo.co, Selasa, 28 Agustus 2012.

Anjloknya laba perusahaan ini ditengarai karena imbas penurunan harga komoditas utama di pasar internasional. Dia mengatakan sejak Desember 2011 lalu, harga komoditas aluminium turun menjadi hanya US$ 1.800 per ton dari sebelumnya yang mencapai US$ 2.200.

Tren penurunan harga komoditas alumunium sudah terjadi sejak hampir satu tahun terakhir. Effendi juga menegaskan penurunan laba tersebut sama sekali tidak terkait dengan menurunnya kinerja Inalum. “Kalau untuk produksinya kami konsisten terus, tetap 250 ribu ton per tahun.”

Penjualan aluminium perusahaan patungan Indonesia-Jepang itu tidak mengalami gangguan sampai saat ini. Bahkan, kinerja Inalum sudah cukup baik jika dibandingkan dengan perusahaan aluminium lainnya. “Meskipun keuntungan menipis, tapi ini sudah bagus karena (perusahaan) di Cina dan Australia banyak yang tutup,” katanya.

Walaupun margin laba menurun, Effendi menyatakan tidak akan merevisi target perusahan tahun 2012 ini. “Kalau untuk revisi target tidak dan memang biasanya seperti itu, ini cuma keuntungannya saja yang menipis,” ujar Effendi. Dengan demikian, laba Inalum tahun 2012 ini diperkirakan hanya sebesar US$ 24 juta. Rencana pengambilalihan Inalum oleh pemerintah pun diyakini tidak terpengaruh oleh penurunan laba perusahaan.

Pemerintah sebelumnya menyatakan akan mengambil alih PT Indonesia Asahan Aluminium pada tahun 2013 sesuai dengan kesepakatan dengan Jepang. Dana sebesar Rp 7 triliun sudah disiapkan pemerintah sebagai bagian dari kesepakatan tersebut. Hingga saat ini proses pengambilalihan itu masih terus dibicarakan mengingat Jepang juga memiliki opsi untuk memperpanjang kepemilikan sahamnya di Inalum.

DIMAS SIREGAR

BERITA TERPOPULER LAINNYA:

Proyek Monorail Jakarta Tak Gunakan APBD

BCA Akan Luncurkan Kembali KPR Bunga Tetap

Kebutuhan Uang Lebaran Ternyata di Bawah Estimasi

Dahlan: 15 Pabrik BUMN Selesai Tahun 2013

Investasi 2013 Diyakini Capai US$ 30 Miliar




Berita terkait

Mengenal Gigacasting, Teknologi yang Baru-Baru Ini Dipakai Toyota

6 November 2023

Mengenal Gigacasting, Teknologi yang Baru-Baru Ini Dipakai Toyota

Teknologi Gigacasting banyak diminati produsen otomotif seperti Toyota dengan berbagai kelebihannya.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Beras, Ini 7 Komoditas yang Pernah Diimpor Indonesia dari Cina

19 Oktober 2023

Bukan Hanya Beras, Ini 7 Komoditas yang Pernah Diimpor Indonesia dari Cina

Apa sajakah komoditas yang pernah diimpor Indonesia dari Cina?

Baca Selengkapnya

Tips Membersihkan Alat Masak dari Kayu

11 Agustus 2023

Tips Membersihkan Alat Masak dari Kayu

Cara membersihkan alat masak dari kayu dengan alumunium atau stainlees steel tentu berbeda.

Baca Selengkapnya

Spesifikasi dan Keunggulan Jam Pintar, Apple Watch Series 8

14 Juli 2023

Spesifikasi dan Keunggulan Jam Pintar, Apple Watch Series 8

Fleksibilitas dalam pergelangan tangan melalui Apple Watch Series 8. Simak fitur-fitur canggihnya!

Baca Selengkapnya

Berikut 5 Negara Penghasil Bauksit Terbesar di Dunia

13 Juni 2023

Berikut 5 Negara Penghasil Bauksit Terbesar di Dunia

Australia memproduksi 105 juta metrik ton pada tahun 2019 dan menduduki peringkat teratas dalam daftar negara penghasil bauksit dunia.

Baca Selengkapnya

Bantah Lakukan Greenwashing, Adaro Minerals: Masih Pakai Batu Bara, Hidronya Baru Jadi 2030

11 Mei 2023

Bantah Lakukan Greenwashing, Adaro Minerals: Masih Pakai Batu Bara, Hidronya Baru Jadi 2030

Adaro Minerals membantah tudingan greenwashing dalam memproduksi aluminium.

Baca Selengkapnya

Dukung Hilirisasi Tambang, Adaro Minerals Targetkan Smelter Aluminum Rampung di 2025

11 Mei 2023

Dukung Hilirisasi Tambang, Adaro Minerals Targetkan Smelter Aluminum Rampung di 2025

Adaro Minerals targetkan pengoperasian Smelter Aluminum di tahun 2025 sebagai bentuk dukungan hilirisasi tambang.

Baca Selengkapnya

Yamaha Pabrik Motor Jepang Pertama Pakai Alumunium Ramah Lingkungan

6 Maret 2023

Yamaha Pabrik Motor Jepang Pertama Pakai Alumunium Ramah Lingkungan

Yamaha Motor Co., Ltd tekah mengumumkannya pada 2 Maret 2023. Pabrikan motor Jepang ini pun mendorong penggunaan alumunium daur ulang.

Baca Selengkapnya

Mini Cooper SE Convertible Pakai Velg Alumunium Daur Ulang

27 Februari 2023

Mini Cooper SE Convertible Pakai Velg Alumunium Daur Ulang

Velg mobil Mini Cooper SE Convertible dibuat dari alumunium daur ulang sehingga tak memerlukan alumunium baru.

Baca Selengkapnya

Perang Rusia-Ukraina: Harga Alumunium Naik, Rantai Pasokan Potensi Terganggu

25 Februari 2022

Perang Rusia-Ukraina: Harga Alumunium Naik, Rantai Pasokan Potensi Terganggu

Tingginya harga alumunium ini berpotensi menyebabkan gangguan pada rantai pasokan dunia, khususnya di bidang otomotif.

Baca Selengkapnya