TEMPO.CO, Jakarta - Membaiknya data ekonomi Cina telah mendorong penguatan di bursa-bursa Asia, termasuk bursa Jakarta, pada perdagangan hari ini, Kamis, 9 Agustus 2012.
Indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Indonesia pada penutupan sesi pertama siang ini menguat 36,6 poin (0,89 persen) ke level 4.127,3. Indeks langsung melesat sejak pembukaan perdagangan, mengikuti laju bursa Asia yang menguat terimbas data positif Cina.
Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang mengatakan, inflasi Cina yang turun menjadi 1,8 persen akan memicu bank sentral untuk meluncurkan kebijakan moneter baru yang positif. “Hal ini kemudian memicu aksi beli investor di pasar regional,” tutur dia.
Cina hari ini mengumumkan bahwa tingkat inflasi melambat menjadi hanya 1,8 persen di bulan Juli. Angka ini merupakan inflasi terendah Negeri Tirai Bambu sejak 30 bulan terakhir.
Selain itu, Cina juga berencana mengumumkan beberapa data ekonomi. Cina industrial output diperkirakan tumbuh 9,8 persen (year on year) di bulan Juli dan fixed asset investment yang diperkirakan tumbuh menjadi 205 di bulan Juli.
Meski demikian, Edwin mengingatkan, sentimen global yang mulai mengarah negatif berpotensi menghadang laju indeks. Bursa Wall Street dan bursa utama Eropa diyakini mulai kehabisan bensin untuk mendorong indeks yang terus menguat selama empat hari terakhir.
“Indeks berpotensi tertekan berita negatif diturunkannya peringkat utang Spanyol, Italia, dan Irlandia oleh rating agency, serta imbal hasil obligasi (yield) Spanyol tenor 10 tahun yang kembali kembali naik di atas 7 persen,” ujar Edwin.
Saham yang berpindah tangan pada sesi pertama mencapai 1,6 miliar lembar saham senilai Rp 2,29 triliun dengan frekuensi 64,2 ribu kali transaksi. Sebanyak 119 saham menguat, 82 turun, serta 102 lainnya tidak berubah. Asing mencetak pembelian bersih Rp 374,3 miliar.
Bursa Asia menguat cukup signifikan hingga siang pukul 12.30 WIB. Indeks Nikkei 225 melesat 1,1 persen ke 8.979,2 seiring ekspektasi stimulus moneter di negeri itu. Sedangkan indeks komposit Shanghai menguat 0,36 persen menjadi 2.106,37.
Indeks Hang Seng melonjak 1,04 persen ke 20.273,95. Indeks KOSPI naik 2,20 persen ke 1.945,19, FTSE Malaysia naik 0,17 persen ke 1.638,73, sedangkan Indeks Straits Times tutup karena libur nasional.
Sementara rupiah cenderung menguat terhadap dolar Amerika Serikat di tengah perkiraan pelaku pasar bahwa suku bunga BI Rate dipertahankan di 5,75 persen. Hingga pukul 12.30 WIB, rupiah ditransaksikan di kisaran sempit 9.478-9.490 per dolar AS. Sementara euro ditransaksikan di level US$ 1,2375 dan yen di 78,48 per dolar AS.
M. AZHAR (PDAT)
Berita terkait
Ciputra Resmi Akuisisi 15 Persen Saham Metropolitan Land Senilai Rp 367,4 M
13 November 2021
Ciputra Development melalui anak perusahaannya, Ciputra Nusantara resmi mengakuisisi 15 persen saham Metropolitan Land.
Baca SelengkapnyaIHSG Hari Ini Diperkirakan Masih Tertekan di Kisaran 5.803-5.960, Apa Sebabnya?
1 Februari 2021
Indeks harga saham gabungan atau IHSG pada perdagangan hari ini, Senin, 1 Februari 2021, diperkirakan masih tertekan.
Baca Selengkapnya2019, Ekonom Prediksi Nilai Tukar Rupiah Rata-rata Rp 14.725
6 Desember 2018
Ekonom Bank Danamon, Wisnu Wardana memperkirakan rupiah pada 2019 akan berada pada level Rp 14.725 per dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaIHSG Diprediksi Rebound Hari Ini, Tetap Waspadai Rupiah
18 Juli 2018
Pergerakan kurs rupiah diprediksi tetap mempengaruhi IHSG hari ini.
Baca SelengkapnyaInfobank Beri Penghargaan untuk 100 Emiten Berkinerja Baik
25 Januari 2018
Lembaga analis strategi perbankan dan keuangan, Infobank, akan memberikan penghargaan kepada 100 emiten dengan pertumbuhan tercepat.
Baca SelengkapnyaDibuka Menguat, IHSG Tiba-tiba Anjlok 14,09 Poin
3 Januari 2018
Pada awal perdagangan, IHSG dibuka menguat sebelum tiba-tiba turun.
Baca SelengkapnyaIHSG Diprediksi Menguat, Simak Rekomendasi Saham Pilihan
6 Desember 2017
Untuk investasi jangka panjang, IHSG diprediksi akan memberi keuntungan.
Baca SelengkapnyaDolar Menguat, Rupiah Tertekan ke Level Rp 13.587
26 Oktober 2017
Rupiah ditutup melemah 0,07 persen atau 9 poin di Rp 13.587 per dolar AS.
Baca SelengkapnyaRupiah Kembali Melemah, Ditutup di Level Rp 13.578 Per Dolar AS
25 Oktober 2017
Rupiah tertekan penguatan dolar Amerika Serikat saat imbal hasil obligasi Amerika meningkat.
Baca Selengkapnya5 Hari Melemah, Kurs Rupiah Akhirnya Kembali Rebound
24 Oktober 2017
Rupiah ditutup menguat 0,07 persen atau 10 poin di Rp 13.533 per dolar AS.
Baca Selengkapnya