TEMPO.CO, Semarang – Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) menyatakan hingga sekarang, telah terjadi 720 kasus penyelewengan penggunaan bahan bakar minyak bersubsidi di seluruh Indonesia.
“Kerugian keuangan negara yang timbul akibat ulah penyelewengan BBM bersubsidi itu ditaksir mencapai Rp 119 miliar,” kata Komandan Satgas Pengawasan dan Pengendalian BBM Bersubsidi Badan Pengawas Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH) Migas Joko Siswanto dalam Sosialisasi Kebijakan Penghematan BBM Bersubsidi, di Semarang, Jumat 29 Juni 2012.
Joko belum bisa menyebut total volume BBM bersubsidi yang diselewengkan. Sebab, jumlahnya terus bertambah. Seiring ditemukannya kasus-kasus baru. BP Migas akan terus melakukan sosialisasi dan berbagai upaya pencegahan untuk menurunkan angka penyelewengan.
Joko menyatakan banyaknya kasus itu akibat adanya perbedaan harga atau disparitas antara BBM bersubsidi dengan BBM non subsidi. Penyeleweng melakukan penimbunan BBM bersubsidi untuk kemudian dijual ke industri. Khususnya solar dengan disparitas mencolok. Perbedaan harga itu mendorong sejumlah masyarakat semakin berani melakukan penyelewengan. Baik itu penimbunan, pengoplosan, serta dijual kepada industri.
Kasus-kasus penyelewengan, selama ini paling banyak terjadi di wilayah Kalimantan, Sumatera, Batam dan Riau. Joko mencontohkan, baru-baru ini ada penyelewengan BBM Bersubsidi sebanyak 350 ribu kiloliter di Palembang, dan sebanyak 170 ribu kiloliter di Kalimantan.
Menurut Joko, sebagian besar pelaku ternyata melibatkan aparat TNI dan Polri, pejabat setempat, maupun Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD). Agar tidak terjadi kasus penyelewengan, ia melanjutkan,maka pemerintah diharapkan segera menaikkan harga BBM bersubsidi secara bertahap. “Agar disparitas harga antara subsidi dan non subsidi tidak terlalu jauh,” katanya.
ROFIUDDIN
Berita terkait :
Hingga April, Penyelewengan BBM Subsidi Rp 5,49 M
Mobil Dinas Pakai Pertamax, Anggaran Tetap Bengkak
Lima Langkah Hemat BBM Nasional ala SBY
Presiden SBY: Indonesia Masih Butuh Subsidi BBM
Berita terkait
Kapal Ikan Asal Juwana Ditangkap di Laut Arafura Karena Transhipment Ilegal dan Selundupkan Solar
16 hari lalu
Kapal pengangkut ikan asal Indonesia ditangkap kerena melakukan alih muatan (transhipment) dengan dua Kapal Ikan Asing (KIA) di Laut Arafura, Maluku.
Baca SelengkapnyaPengeboran 849 Sumur hingga Akhir 2023, SKK Migas: Produksi Gas Meningkat 1,3 Persen
12 Desember 2023
SKK Migas mencatat peningkatan angka produksi minyak di tahun ini.
Baca SelengkapnyaKontrak yang Diteken di Forum Kapasitas Nasional III 2023 Jakarta Tembus Rp 20,2 T
26 November 2023
SKK Migas mengungkapkan total nilai kontrak antarperusahaan dalam negeri yang ditandatangani di Forum Kapasitas Nasional (Kapnas) III 2023 Jakarta
Baca SelengkapnyaSKK Migas: Nilai Investasi Eksplorasi Minyak dan Gas Tahun Ini US$ 1,7 Miliar, Tertinggi sejak 2016
23 Januari 2023
SKK Migas akan melakukan eksplorasi minyak dan gas di 57 sumur dengan nilai investasi mencapai US$ 1,7 miliar. Tertinggi sejak 2016.
Baca SelengkapnyaSKK Migas Targetkan Pengeboran 57 Sumur Eksplorasi, Bertambah 90 Persen
19 Januari 2023
SKK Migas menargetkan pengeboran sebanyak 57 sumur eksplorasi tajak pada 2023, meningkat 90 persen dibanding capaian tahun 2022.
Baca SelengkapnyaKepala SKK Migas Sebut Industri Hulu Minyak dan Gas RI Butuh Investasi USD 179 Miliar
23 November 2022
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menjelaskan industri hulu minyak dan gas (migas) membutuhkan investasi yang cukup besar.
Baca Selengkapnya230 Kasus Penyalahgunaan BBM Bersubsidi Diungkap Polisi, Apa Saja Modusnya?
26 Mei 2022
Kepolisian sejak awal tahun hingga 25 Mei 2022 telah mengungkap lebih dari 230 kasus penyalahgunaan BBM bersubsidi di Tanah Air. Apa saja modusnya?
Baca SelengkapnyaAgar Kuota BBM Tak Jebol, ESDM Libatkan Kemendagri dan Polri
9 Januari 2020
Kementerian ESDM melibatkan Kemendagri dan Polri agar kuota BBM tak jebol setiap tahunnya.
Baca SelengkapnyaSKK Migas Berencana Digitalisasi Proses Lifting hingga Eksplorasi
13 November 2019
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, industri hulu Migas juga perlu melakukan inovasi dalam cara mengeksplorasi hingga cara produksi.
Baca SelengkapnyaImpor Minyak Turun 52 Persen, Pertamina Hemat Rp 20 Triliun
2 Mei 2019
Pertamina mengurangi impor minyak hingga 52 persen sehingga mampu berhemat Rp 20 triliun lebih.
Baca Selengkapnya