TEMPO.CO, Jakarta - Reaksi pasar merespons data-data ekonomi Amerika Serikat yang negatif membuat rupiah kembali tertekan hingga menembus Rp 9.500 per dolar AS. Dalam transaksi mata uang pagi tadi, rupiah dibuka langsung loyo melemah level 9.502 per dolar AS. Melemahnya nilai tukar rupiah hari ini juga diikuti oleh bursa domestik yang bergerak di area negatif.
Siang ini nilai tukar rupiah ditransaksikan di 9.500 per dolar AS, atau melemah 18 poin (0,2 persen) dari penutupan Kamis kemarin di 9.482 per dolar AS.
Kekhawatiran pelaku pasar terhadap perkembangan perekonomian global, terutama AS, membuat mereka masih akan menjadikan dolar sebagai safe haven. “Kecemasan akan pasar global ditambah data-data dari AS yang negatif menyebabkan pasar Asia kemungkinan masih akan mengalami pada hari ini,” ujar Lana Soelistianingsih, ekonom dari Samuel Sekuritas Indonesia, dalam riset hariannya.
Kabar buruk pertamanya adalah turunnya penjualan existing homes sebesar 1,5 persen menjadi 4,55 juta di bulan Mei lalu. Kemudian general economic index yang dikeluarkan oleh bank sentral Philadelphia juga mencatat penurunan dari -5,8 pada Mei menjadi -16,6 pada Juni. Hal ini menunjukkan tanda-tanda pelambatan ekonomi AS yang serius.
Turunnya harga minyak dunia WTI yang mencapai US$ 78 per barel, atau level terendahnya pada tahun ini, semakin memperkuat indikasi lesunya industri di AS. “Di sisi lain, ancaman pengangguran di AS semakin nyata setelah lebih banyak orang yang mengisi formulir klaim pengangguran di awal minggu,” kata Lana.
Dari perbankan, risiko pasar keuangan global meningkat setelah Moody’s kembali memangkas peringkat utang 15 bank besar dunia kemarin. Bank-bank tersebut dinilai mempunyai eksposur derivatif yang berisiko dan dapat mengakibatkan kerugian di pasar modal.
Dengan kondisi tersebut, rupiah hari ini berpotensi bergerak di kisaran 9.480 sampai 9.530 per dolar AS dengan kecenderungan melemah. “Kecuali BI mengintervensi pasar, memungkinkan rupiah ditutup di kisaran 9.400 sampai 9.430 per dolar AS,” Lana memaparkan.
M. AZHAR
Berita terkait
Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS
1 hari lalu
Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.
Baca SelengkapnyaBos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya
1 hari lalu
Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.
Baca SelengkapnyaRupiah Menguat di Angka Rp 16.088
2 hari lalu
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.
Baca SelengkapnyaTerkini Bisnis: Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Astra Tebar Dividen Rp 21 T
4 hari lalu
Nilai tukar rupiah ditutup melemah pada levep Rp 16.259 per dolar AS pada perdagangan hari ini.
Baca SelengkapnyaNilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD
5 hari lalu
Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.
Baca SelengkapnyaMasih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS
8 hari lalu
Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.
Baca SelengkapnyaNilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran
10 hari lalu
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini masih akan menguat pada rentang Rp 16.110 - Rp 16.180. Pasar merespons kemenangan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaTerkini Bisnis: Putusan MK Tak Pengaruhi Rupiah, Indofarma Masih Tunggak Gaji Karyawan
12 hari lalu
Ekonom menyebut putusan MK terkait sidang sengketa Pilpres tak banyak mempengaruhi nilai tukar rupiah.
Baca SelengkapnyaEkonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah
12 hari lalu
Yusuf Wibisono menilai bukan putusan MK yang memberi pengaruh terhadap nilai tukar rupiah, melainkan konflik geopolitik dan kebijakan The Fed.
Baca SelengkapnyaPelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik
12 hari lalu
Kendati terjadi pelemahan rupiah, Airlangga mengklaim rupiah masih lebih baik dibanding mata uang lain. IHSG juga diklaim lebih baik dari negara lain.
Baca Selengkapnya