TEMPO Interaktif, Jakarta:Pengusaha meminta penundaan kenaikan harga bahan bakar minyak, listrik dan telepon. Sebagai solusinya, pengusa meminta kenaikan ketiga komponen tersebut dilakukan secara bertahap. Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Aburizal Bakri kepada wartawan mengatakan kenaikan yang perlu secara bertahap adalah BBM dan listrik. Meskipun demikian ia menyadari Pertamina dan PLN akan mengalami kerugian karena usulan ini. Tapi kan ada dana kompensasi, kata Ical panggilan Abrizal usai bertemu dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro, Selasa (7/1) sore. Ical mengatakan kebijakan menaikkan harga ketiga komponen tersebut akan berdampak kepada rakyat secara keseluruhan termasuk pengusaha dan buruh. Menurut dia, akibat kenaikan ini buruh akan meminta kenaikan upah yang bisa memberatkakn pengusaha. Ini bisa menyebakan pengusaha tutup dan terjadi pengangguran, kata Ical lagi. Pada sisi lain, Ical meminta beberapa kebijakan terkait dengan kenaikan harga-harga itu. Diantaranya meminta penurunan PPN dan tidak dikenakannya bea masuk terhadap bahan baku ekspor. Sementara itu, Sofyan Wanandi yang mendampingi Ical, mengatakan seharusnya pemerintah memnghapus kebijakan yang menyebabkan ekonomi biaya tinggi. Diantaranya praktek-praktek pungli dan peaturan-peraturan daerah yang membebankan pengusaha dengan berbagai pungutan. Hal ini menurut dia jauh lebih penting dari pada menaikkan harga ketiga komponen itu. Meskipun demikian, menurut Sofyan pengusaha tetap meminta penundaan kenaikan harga sekaligus penyelesaian terhadap kebijakan yang menyebabkan ekonomi biaya tingi ini. Pemerintah sudah berjanji tapi tidak dilaksanakan, kata Ketua Komite Pemulihan Ekonomi Nasional ini kepada wartawan. Menurut Sofyan kenaikan ketiga komponen yang diumumkan pemerintah ini pengaruhnya tidak terlalu besar terhadap biaya produksi pengusaha. Hanya lima persen kok, kata dia. Meskipun begitu, mengingat dampaknya terhadap rakyat keseluruhan dia berharap pemerintah bisa menunda kenaikan harga itu atau menaikkan secara bertahap. Rencananya, perwakilan pengusaha akan bertemu dengan wakil presiden terkait dengan masalah ini. Sementara itu, serikat buruh akan melakukan aksi pada Kamis (9/1) esok. Mereka menolak keputusan pemerintah yang menaikkan ketiga komponen dasar yaitu listrik, telepon, dan BBM. Menurut Ketua Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Reformasi H.M Rodja pihaknya berharap bisa bertemu presiden untuk membahas kenaikan ini. Kami minta berunding, kata Rodja ketika mengumumkan rencana aksi itu di Hotel Sahid, Selasa. Menurut dia masalah kenaikan harga ini menjadi masalah bangsa karenanya perlu pembicaraan tripartit antara pemerintah, buruh, dan pengusaha sehingga akan dihasilkan keputusan yang moderat. Sementara itu Ketua SBSI Mochtar Pakpahan berharap pertemuan dengan presiden bisa menjadi puncak tripartit nasional. Kita berharap bisa bertemu dengan presiden sebelum hari Kamis, katanya. SBSI sendiri sebelum aksi ini akan singgah ke keduataan Singapura dulu terkait dengan divestasi Indosat. Kami minta supaya Singapura tidak membelli Indosat, kata dia. Rencana aksi buruh ini sendiri akan dipusatkan di bundaran Hotel Indonesia dan Istana Negara. Rencananya sekitar seribu buruh akan terlibat dalam aksi ini. Multazam --- Tempo News Room
Berita terkait
Alasan TPNPB Bakar Gedung SD Inpres Papua: Digunakan Militer Indonesia
3 menit lalu
Alasan TPNPB Bakar Gedung SD Inpres Papua: Digunakan Militer Indonesia
TPNPB mengaku bertanggung jawab atas pembakaran sebuah gedung SD Inpres Pogapa di Distrik Homeyo, Intan Jaya, Papua