TEMPO.CO, Jakarta - PT Surya Esa Perkasa Tbk tidak akan membagikan sebagian keuntungan yang diperoleh tahun lalu untuk pemegang saham. Perusahaan milik Boy Garibaldi Thohir itu akan mengalokasikannya sebagai laba ditahan.
Surya Esa akan menggunakan laba bersih untuk cadangan sebanyak Rp 713,4 juta sesuai dengan Pasal 70 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Adapun sisanya sebesar Rp 98 miliar akan dimasukkan sebagai laba ditahan. "Untuk itu, kami memutuskan tidak membagikan dividen," kata Direktur Utama Surya Esa, Boy Garibaldi Thohir, usai rapat umum pemegang saham tahunan di Jakarta, Selasa, 29 Mei 2012.
Surya Esa merupakan perusahaan pengolah gas bumi menjadi liquid petroleum gas (LPG) yang pertama tercatat di Bursa Efek Indonesia. Sejak tercatat pada 1 Februari lalu, saham perusahaan terus naik dari harga perdana Rp 610 per saham menjadi Rp 1.720 per saham.
Dana penawaran saham perdana perusahaan (IPO) digunakan untuk mengurangi rasio utang. Selain itu, dana juga dipakai untuk pengembangan kilang dengan anggaran belanja modal sebesar US$ 15 juta. "Kami akan mengalokasikan sekitar US$ 3-5 juta tahun ini sampai tahun depan," kata Garibaldi.
Pengembangan kilang dilakukan agar perusahaan dapat mningkatkan produksi hingga 45 persen. Pengembangan akan dimulai pada Januari 2014.
Direktur Eksekutif Surya Esa, Vinod Laroya, menjelaskan bahwa tahun lalu perusahaan mampu meningkatkan efisiensi produksi. Harga pokok penjualan menurun 13 persen dibandingkan 2010. Produksi LPG meningkat 5 persen dari 37.670 ton pada 2010 ke 39.482 ton. "Kami berhasil mengefisiensikan produksi," ujar Vinod.
Perseroan juga akan melakukan ekspansi usaha ke industri amoniak yang akan memanfatkan gas bumi dari Blok Senoro-Tolli (Donggi-Senoro) melalui anak usahanya, PT Panca Amara Utama. "Kami yakin industri amoniak akan sangat prospektif sebagai penunjang pangan nasional."
SUTJI DECILYA
Berita terkait
Hasil RUPST: Telkom Bagikan Dividen 17,68 Triliun Rupiah
15 jam lalu
Dividen sebesar Rp 178,50 per lembar saham tersebut akan diberikan pada 17 Mei 2024.
Baca SelengkapnyaAstra International Tebar Dividen Rp 21 T, Dapat Rp 519 per Saham
4 hari lalu
Astra International akan bagi-bagi dividen tunai tahun buku 2023 mencapai Rp 21 triliun atau Rp 519 per saham. Ada Rp 12,8 triliun laba ditahan.
Baca SelengkapnyaBos BCA Ungkap Penyebab Pelemahan Rupiah, Mulai dari Dividen hingga Impor Bahan Baku
11 hari lalu
Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaatmadja menilai pelemahan rupiah bukan hanya karena konflik Iran-Israel.
Baca SelengkapnyaBank DKI Setor Dividen Sebesar Rp 326,4 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta
14 hari lalu
Bank DKI menyumbang dividen terbesar bagi Provinsi DKI Jakarta, jumlahnya mencapai Rp 326,44 miliar.
Baca SelengkapnyaCIMB Niaga akan Bagi Dividen Tunai Sebesar Rp 3,08 Triliun
30 hari lalu
CIMB Niaga menyepakati pembagian dividen tunai sebesar Rp 3,08 triliun atau 50 persen dari laba bersih tahun buku 2023.
Baca SelengkapnyaRaup Pendapatan Rp 5,2 T, Cinema XXI Bagikan Dividen Rp 666,7 Miliar
31 hari lalu
Cinema XXI membagikan dividen sebesar Rp 666,7 Miliar dan mengganti direktur utamanya dalam rapat pemegang saham tahunan atau RUPST.
Baca SelengkapnyaBank Danamon akan Bagi-bagi Dividen Senilai Rp 1,2 Triliun
41 hari lalu
PT Bank Danamon Indonesia Tbk memutuskan bagi-bagi dividen senilai Rp 1,2 triliun atau Rp 125,48 per saham.
Baca SelengkapnyaBRI Bagikan Dividen Rp48,10 Triliun
44 hari lalu
BRI menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2024.
Baca SelengkapnyaErick Thohir Sebut Dividen BUMN Lebih Besar Dibanding PMN, Laba Tunai 2023 Rp 292 T
46 hari lalu
Erick Thohir menyebut bahwa dividen BUMN lebih besar dibandingkan PNM. Laba tunai Rp 292 triliiun.
Baca SelengkapnyaSiap-siap, Bank OCBC NISP akan Bagi Dividen Tunai Senilai Rp 1,65 Triliun
47 hari lalu
Bank OCBC NISP Tbk. akan membagikan dividen tunai senilai Rp 1,65 triliun atau Rp 72 per saham dari total laba tahun 2023.
Baca Selengkapnya