TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Forum Industri Pengguna Gas Bumi (FIPGB), Achmad Wijaya, meminta pemerintah memprioritaskan pasokan gas bumi untuk memenuhi kebutuhan industri nasional terlebih dahulu. Ia menilai industri dalam negeri dianaktirikan oleh pemerintah sejak berlakunya Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 03 Tahun 2010 tentang alokasi dan pemanfaatan gas bumi untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri.
Dalam keputusan tersebut diatur berdasarkan urutan, gas bumi diutamakan terlebih dahulu untuk peningkatan produksi minyak dan gas bumi nasional, industri pupuk, penyediaan tenaga listrik, dan industri lainnya. "Posisi kami paling akhir. Kami minta ini diubah," ujar Achmad, Selasa, 15 Mei 2012.
Ia meminta minimal posisi industri disetarakan dengan PLN dalam pemenuhan kebutuhan gas. Sebab, industri memiliki peranan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Industri sangat tergantung pada gas untuk menjalankan usahanya. Sementara PLN, menurut dia, masih bisa mengandalkan bahan bakar lain untuk menyalakan pembangkit mereka seperti batu bara, air, dan panas bumi.
Achmad memaparkan setidaknya diperlukan gas sebanyak 2.100 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) untuk memenuhi kebutuhan industri nasional. Saat ini, yang bisa dipasok ke industri baru mencapai 500 juta standar kaki kubik per hari dari gas terkontrak seharusnya sebanyak 865 MMSCFD. "Separuh dari kebutuhan saja tidak ada."
Sebelumnya diberitakan PT PGN menaikkan harga gas untuk kalangan industri yang merupakan pengguna gas di sektor hilir. "Kami sudah sosialisasikan kenaikan harga gas ke konsumen terhitung per 1 Mei 2012," ujar Sekretaris Perusahaan PGN, Hery Yusup, kemarin.
Kenaikan harga gas di sektor hilir ini dipicu oleh lonjakan harga gas di sektor hulu yang salah satunya terimbas oleh revisi perjanjian jual beli gas PGN dengan sejumlah produsen resmi pada 8 Mei lalu.
Perjanjian itu di antaranya mengatur harga gas dari blok koridor milik ConocoPhilips dari semula sebesar US$ 1,85 per juta british thermal unit (MMBTU) naik menjadi US$ 5,6 per MMBTU. Harga gas tersebut naik secara bertahap hingga menyentuh US$ 6,5 per MMBTU pada 2014.
Selain gas dari Conoco, harga gas dari Pertamina EP Region Sumatera Selatan ke PGN juga naik dari US$ 2,2 per MMBTU menjadi US$ 5,5 per MMBTU. Harga gas ini naik perlahan menjadi US$ 6 per MMBTU di 2013.
PGN menerapkan kenaikan harga gas rata-rata US$ 10 per MBTU terlebih dahulu untuk konsumen yang berada di wilayah Jawa Barat. Para konsumen juga diyakini sudah setuju dengan kenaikan harga ini dengan syarat jaminan ketersediaan dan tambahan pasokan gas.
GUSTIDHA BUDIARTIE
Berita terkait
Kemenperin Tegaskan Perluasan Industri Penerima Harga Gas Khusus Tak Bebani Industri Migas
23 Februari 2024
Kemenperin menbantah Kementerian ESDM terkait perluasan harga gas khusus industri yang dinilai membebani industri migas.
Baca SelengkapnyaTambahan Penerima Harga Gas Khusus Belum Jelas, Menperin: Pusing Saya Hadapi ESDM
23 Februari 2024
Menperin Agus Gumiwang mengaku pusing karena usulan perluasan penerima harga gas khusus tak kunjung menemukan titik terang dari Kementerian ESDM.
Baca SelengkapnyaBerikut Harga Gas 3 Kg di Jakarta Menjelang Natal dan Tahun Baru 2024
20 Desember 2023
Pemprov DKI memastikan harga dan stok tabung gas epliji 3 kg menjelang Natal dan tahun baru 2024 aman. Berikut harganya.
Baca SelengkapnyaJokowi Instruksikan Menteri ESDM untuk Evaluasi Biaya Produksi Gas Bumi, Ini Sebabnya
1 Agustus 2023
Presiden Jokowi menginstruksikan Menteri ESDM Arifin Tasrif agar mengevaluasi biaya-biaya produksi gas bumi. Apa sebabnya?
Baca SelengkapnyaUni Eropa Diharapkan Segera Rampungkan Prosedur Pembelian Gas
7 November 2022
Uni Eropa meminta negara-negara Eropa bisa segera menyelesaikan prosedur pembelian gas agar harga tak melambung menjelang musim dingin.
Baca SelengkapnyaKTT Uni Eropa Rundingkan Bantuan Energi ke Ukraina
20 Oktober 2022
Bantuan ke Ukraina akan menjadi salah satu agenda pembahasan di konferensi tingkat tinggi atau KTT Uni Eropa di Brussel pada Kamis, 20 Oktober 2022.
Baca SelengkapnyaUni Eropa Bahas Batas Harga Gas, Belum Satu Suara di Tengah Krisis Energi
20 Oktober 2022
Para pemimpin dari 27 negara anggota Uni Eropa akan bertemu pada Kamis, 20 Oktober 2022, untuk merundingkan lagi ihwal batas harga gas.
Baca SelengkapnyaHarga Gas Mahal, Warga Inggris Timbun Selimut hingga Lilin Menjelang Musim Dingin
12 Oktober 2022
Lonjakan harga dan rekor inflasi pangan di Inggris mengubah kecenderungan konsumen yang bersiap menghadapi musim dingin.
Baca SelengkapnyaKSP: Inflasi Dapat Dikendalikan karena Pemerintah Tahan Harga BBM, Gas dan Listrik
6 Agustus 2022
Edy Priyono menilai terkendalinya inflasi melalui stabilitas harga barang dan jasa telah menjaga konsumsi masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi
Baca SelengkapnyaJokowi Ingatkan Ancaman Krisis: Di Semua Negara, Harga Gas Naik 5 Kali Lipat
2 Agustus 2022
Meroketnya harga minyak dan gas, kata Jokowi, mendorong pelbagai negara mengalami kesulitan keuangan.
Baca Selengkapnya