TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) meminta pemerintah untuk merevitalisasi pabrik gula untuk menggenjot produksi. Tujuannya untuk meningkatkan angka rendemen (perbandingan kadar gula terhadap berat tebu giling). Saat ini, angka rendemen rata-rata pabrik gula di Indonesia sebesar 6 persen hingga 7 persen.
“Jika rendemen ditingkatkan menjadi 11 persen, produksi bisa dua kali lipat,” kata Ketua APTRI, Soemitro Samadikoen, kepada Tempo, Selasa, 1 Mei 2012.
Rendahnya angka rata-rata rendemen gula ini muncul karena pabrik gula di Indonesia sudah terlalu tua. Revitalisasi tidak hanya menyangkut mesin produksi, tetapi juga meliputi gudang penyimpanan dan sumber daya manusia.
Soemitro menjelaskan dengan usia pabrik yang tergolong tua, pabrik gula Indonesia tidak mampu meningkatkan angka rendemen. Padahal, peningkatan angka rendemen sangat signifikan untuk menggenjot produksi gula.
Dia mencontohkan pabrik gula di Thailand mampu menerapkan angka rendemen hingga 11 persen sampai 12 persen. “Hal ini menyebabkan produksi gula mereka menjadi sangat tinggi,” ujarnya.
Dengan angka rendemen sebesar 6 persen, ia memperkirakan total produksi gula nasional mencapai angka 2,9 juta ton. Produksi ini dihasilkan dari sekitar 240 ribu hektare lahan tebu yang tersebar di sejumlah wilayah. Tahun lalu, total produksi gula nasional hanya mencapai angka 2,7 juta ton.
Padahal, kata dia, jika angka rendemen mampu ditingkatkan menjadi 10 persen hingga 11 persen, produksi gula nasional bisa ditingkatkan menjadi 4,4 juta ton. “Revitalisasi ini membutuhkan political will pemerintah,” kata dia.
Di samping bisa menggenjot volume produksi, peningkatan produksi gula juga bisa menekan harga pokok penjualan. Seandainya rendemen sebesar 10 persen, Soemitro memperkirakan harga pokok penjualan menjadi Rp 6.000.
Namun, dengan angka rendemen rendah seperti sekarang, APTRI tetap meminta pemerintah memakai harga yang diusulkan Dewan Gula Indonesia. DGI mengusulkan HPP gula sebesar Rp 8.750. Penentuan harga ini diharapkan segera dilakukan karena proses penggilingan tebu sudah dilakukan mulai Mei hingga November 2012.
I WAYAN AGUS PURNOMO
Berita terkait
Jika Ditugasi Impor Gula Mentah, PTPN X Siap
1 Juli 2019
Impor gula mentah itu dilakukan guna memenuhi konsumsi gula kristal putih (GKP).
Baca SelengkapnyaCerita Pabrik Gula Milik BUMN yang Berumur Lebih dari Satu Abad
5 Juni 2017
Sebanyak 74 persen pabrik gula BUMN berusia lebih dari satu abad. Sudah tidak efisien dan perlu peremajaan. Benih tebu baru juga mahal harganya.
Baca SelengkapnyaPTPN XIII Siapkan Rp 330 Miliar untuk Revitalisasi Pabrik
25 Mei 2017
Perbaikan pabrik ini bertujuan meningkatkan utilisasi pabrik-pabrik pengolahan yang telah dibangun sejak 1980-an tersebut.
Baca SelengkapnyaPemerintah Tetapkan HET Gula Rp 12.500 per Kilogram
16 Januari 2017
Penetapan HET dilakukan dengan sudah mempertimbangkan keuntungan yang harus didapat sektor usaha.
Baca SelengkapnyaRevitalisasi Tiga Pabrik Gula Butuh Investasi Rp 520 Miliar
16 Oktober 2015
PT PG Rajawali II akan merevitalisasi tiga pabrik gula (PG) dengan kebutuhan investasi sekitar Rp 520 miliar.
Baca SelengkapnyaRNI Bangun Pabrik Bioetanol Rp 200 Miliar
16 Oktober 2015
RNI akan menghasilkan bioetanol setara bahan bakar minyak.
Baca SelengkapnyaKemenperin Alihkan Anggaran Gula untuk Industri Agro
22 Agustus 2015
Anggaran Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk revitalisasi pabrik gula PT Perkebunan Nusantara III dari Kementerian Perindustrian.
Baca SelengkapnyaInvestor Gula Siap Masuk Sulawesi Selatan, Ini Syaratnya
28 Juli 2015
Menteri Perindustrian Saleh Husin menuturkan ketersediaan dan kesiapan lahan bakal lebih mempercepat realisasi rencana pembangunan pabrik gula kristal putih.
Baca SelengkapnyaRevitalisasi Pabrik Gula Butuh Dana Rp 25 Triliun
26 Maret 2015
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyatakan kondisi
pabrik-pabrik gula di Jawa Tengah sangat memprihatinkan.
Membangkitkan Pergulaan Kita
21 Januari 2015
Bank Dunia memperkirakan bahwa harga riil gula di pasar dunia (dolar Amerika 2010) pada 2025 akan turun dari US$ 0,37 per kilogram pada 2013 menjadi US$ 0,28 per kilogram. Dengan nilai kurs US$ 1 sama dengan Rp 12.605 saat tulisan ini disusun, harga gula per kilogram di pasar internasional pada 2025 adalah Rp 3.529. Sangat murah!
Baca Selengkapnya