Infrastruktur Besar, Pasar Obligasi Asia Terbuka  

Reporter

Editor

Jumat, 27 April 2012 08:30 WIB

Kepala Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB), Iwan J Azis. TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Pembangunan Asia (ADB) menyatakan dampak krisis Eropa menyebabkan Asia menjadi salah satu ladang investasi bisnis dunia, terutama dalam pasar obligasi. "Kebutuhan infrastruktur Asia masih besar," ujar Kepala Kantor Integrasi Ekonomi Regional ADB Iwan J. Azis dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis, 26 April 2012.

Kebutuhan dana besar ini seharusnya, kata Iwan, tetap disokong investor Asia. Ia menyayangkan masih banyaknya investor Asia yang melirik kawasan di luar wilayahnya. "Seperti Cina. Cadangan devisanya Rp 3 triliun, tapi masih banyak ditanamkan di Amerika," ujarnya.

Kebutuhan untuk infrastruktur membutuhkan waktu yang tak sebentar. Oleh sebab itu, bentuk investasi yang tepat adalah obligasi karena bisa memberi tenor berjangka panjang. "Instrumen investasi jangka panjang di Asia pun masih minim," ujarnya. Itu menyebabkan pasar obligasi di Asia masih bisa berkembang pesat.

Ia menambahkan kebutuhan anggaran infrastruktur Asia hingga sepuluh tahun ke depan diprediksikan mencapai 8 triliun US dollar. Untuk menjaga investasi obligasi tak lari keluar kawasan, negara-negara ASEAN plus Cina, Jepang, dan Korea Selatan membentuk Asian Bond Markets Initiative. "Agar kelebihan likuiditas tetap di Asia," ujarnya.

Ia mengkhawatirkan kalau investasi dilarikan ke luar kawasan akan terjadi round tripping. "Investasi ditanamkan kembali oleh swasta asing ke Asia sehingga biaya transaksi akan tinggi," ujarnya.

Optimisme Iwan senada dengan yang disampaikan Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar. Ia menyatakan krisis Eropa bisa menciptakan momentum pertumbuhan pesat infrastruktur di Asia. "Kami dorong dan manfaatkan momentumnya dengan cara memanfaatkan Asian infratructure fund dan mendorong rasa saling percaya investor dengan Asian bond market," ujarnya.

Kondisi ini disebut Mahendra sebagai saat yang tepat untuk menarik kembali investasi ke wilayah Asia. Aksi ini lalu bisa diikuti dengan menarik investasi negara lain di luar kawasan potensial berkembang.

Dalam laporannya, ADB menyatakan pada 2011, pasar obligasi di Asia Timur tumbuh tujuh persen dibanding tahun sebelumnya. Nilainya melejit jadi 5,7 miliar US dolar. Indonesia disebut sebagai pendorong pertumbuhan ini karena obligasinya memiliki kinerja terbaik pada tahun lalu.

M. ANDI PERDANA

Berita terkait

CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu

31 hari lalu

CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu

CIMB Niaga mendorong masyarakat untuk giat berinvestasi, salah satunya dengan menempatkan dana dengan nominal paling terjangkau mulai dari Rp 10 ribu.

Baca Selengkapnya

BRI Tawarkan ORI025, Pilihan Aman Bagi Investor Lama dan Pemula

3 Februari 2024

BRI Tawarkan ORI025, Pilihan Aman Bagi Investor Lama dan Pemula

ORI025 menggunakan jenis kupon tetap atau fixed rate

Baca Selengkapnya

DBS Ungkap Peluang Investasi Kuartal I 2024, Obligasi Sangat Menjanjikan

24 Januari 2024

DBS Ungkap Peluang Investasi Kuartal I 2024, Obligasi Sangat Menjanjikan

DBS Group Research memproyeksikan investasi aset-aset yang berisiko lebih menjanjikan. Obligasi korporasi dengan peringkat A atau BBB yang terbaik.

Baca Selengkapnya

Tertinggi Setelah Vietnam, Pasar Saham RI Menguat 2,71 Persen pada Desember 2023

9 Januari 2024

Tertinggi Setelah Vietnam, Pasar Saham RI Menguat 2,71 Persen pada Desember 2023

OJK optimistis industri pasar modal Indonesia masih tumbuh luas untuk semakin memberikan kontribusi optimal bagi perekonomian nasional.

Baca Selengkapnya

Dana Pihak Ketiga Perbankan Rendah, Ekonom Sebut Milenial Lebih Suka Simpan Duit di Saham

29 Desember 2023

Dana Pihak Ketiga Perbankan Rendah, Ekonom Sebut Milenial Lebih Suka Simpan Duit di Saham

Ekonom senior Indef Aviliani mengatakan pertumbuhan dana pihak ketiga perbankan hanya 4 persen.

Baca Selengkapnya

Kreditur Obligasi Waskita Karya Belum Setuju Skema Restrukturisasi, Ini Kata Stafsus Erick Thohir

19 Desember 2023

Kreditur Obligasi Waskita Karya Belum Setuju Skema Restrukturisasi, Ini Kata Stafsus Erick Thohir

Stafsus Erick Thohir menanggapi kreditur obligasi Waskita Karya yang belum menyetujui skema restrukturisasi.

Baca Selengkapnya

Obligasi dan Sukuk untuk Pembiayaan IKN Nusantara

14 Desember 2023

Obligasi dan Sukuk untuk Pembiayaan IKN Nusantara

Ruang bagi Otorita IKN Nusantara menerbitkan obligasi dan sukuk sudah terbuka dengan adanya klausul dalam revisi UU IKN Nusantara.

Baca Selengkapnya

Obligasi Waskita Karya Terancam Masalah Keuangan, Asosiasi Asuransi Bicara Tata Kelola Investasi

30 November 2023

Obligasi Waskita Karya Terancam Masalah Keuangan, Asosiasi Asuransi Bicara Tata Kelola Investasi

Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon menjelaskan bahwa pengurus AAJI selalu menyampaikan prinsip kehati-hatian dalam tata kelola investasi kepada anggotanya.

Baca Selengkapnya

Bos AAJI Buka Suara soal Obligasi Industri Asuransi di Waskita Karya yang Terancam Masalah Keuangan

30 November 2023

Bos AAJI Buka Suara soal Obligasi Industri Asuransi di Waskita Karya yang Terancam Masalah Keuangan

Waskita Karya mengalami masalah keuangan yakni gagal bayar bunga dan pelunasan obligasi perseroan.

Baca Selengkapnya

Ternyata Ini Alasan Saham Waskita Karya Terancam Delisting dari Bursa

28 November 2023

Ternyata Ini Alasan Saham Waskita Karya Terancam Delisting dari Bursa

PT Waskita Karya (Persero) Tbk. berpotensi bakal delisting saham dari BEI karena beberapa alasan. Apa saja penyebabnya?

Baca Selengkapnya