TEMPO.CO, Singapura - Indonesia segera memiliki kapal terminal apung gas alam cair (LNG) untuk pertama kalinya pada April 2012 . Kapal ini berfungsi sebagai penampung dan pengolah gas alam cair (Floating Storage Regasification Unit atau FSRU) untuk pembangkit listrik. Mesin pengolah itu kini berada dalam kapal tanker yang dibangun di Jurong Shipyard Singapura. PT Nusantara Regas, anak usaha PT Pertamina dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk, yang mengerjakan proyek ini akan melepas kapal yang dinamai Nusantara Regas Satu ke Indonesia pada Kamis, 12 April 2012.
Staf Hubungan Masyarakat Pertamina Rudy Arifianto mengatakan proyek ini akan dilepas oleh Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan yang juga Komisaris Utama Nusantara Regas. "Setelah diresmikan, kapal akan menuju Indonesia," katanya saat meninjau kapal di Jurong Singapura, Rabu, 11 April 2012. Seremoni penamaan dan pelepasan kapal rencananya menghadirkan Presiden Direktur Golar LNG sebagai perusahaan penyedia kapal.
Kapal tanker yang berusia 35 tahun ini disewa Nusantara Regas sebesar US$ 200 juta untuk 15 tahun. Menurut Rudi menyewa lebih menghemat ketimbang membeli dan membuat FSRU yang membutuhkan dana US$ 600 juta.
Kapal ini akan menuju Bontang, Kalimantan Timur, untuk mendapatkan suplai gas alam cair. Setelah injeksi gas rampung, kapal ini akan berlayar menuju Teluk Jakarta. Jadwal kedatangan kapal diperkirakan pada 29 April mendatang. Keberadaan FSRU di Teluk Jakarta akan memulai produksi listrik tenaga gas yang telah molor lebih dari tiga tahun. Proyek ini diharapkan bisa menghemat produksi listrik hingga Rp 2,7 triliun. Sebelumnya molornya pengadaan FSRU ini menjadi alasan Dewan Perwakilan Rakyat ogah merestui kenaikan tarif dasar listrik.
AKBAR TRI KURNIAWAN (Singapura)
Berita terkait
Jepang Kucurkan Pinjaman Rp 4,9 T ke Indonesia untuk Pembangunan Listrik Tenaga Air
31 Maret 2023
Jepang memberikan pinjaman yen pada Indonesia untuk pengerjaan dua proyek.
Baca SelengkapnyaESDM Ungkap Capaian Rasio Elektrifikasi hingga Konsumsi Listrik per Kapita
19 Januari 2022
ESDM mengungkap rasio elektrifikasi saat ini mencapai 99,45 persen dari target 2021 yang sebesar 100 persen.
Baca SelengkapnyaMegaproyek PLN 35 Ribu MW, Baru 11 Persen yang Beroperasi
26 November 2019
Berdasarkan data PLN, hingga Oktober 2019, dari 35.516 MW pembangkit yang masuk dalam megaproyek tersebut, baru sebanyak 11 persen
Baca SelengkapnyaSemester I 2019, PLN Tambah Kapasitas Pembangkit 872,44 MW
23 September 2019
PT Perusahaan Listrik Negara atau PLN berhasil menambah kapasitas pembangkit sebesar 872,44 megawatt (MW)
Baca SelengkapnyaESDM Pertahankan Aturan Penunjukan Langsung Pembangkit Listrik
18 Juli 2018
Kementerian ESDM belum berencana membatalkan aturan penunjukan langsung untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga uap mulut tambang.
Baca SelengkapnyaLahan Warga Penolak PLTU Batang Terkepung Tanah Uruk
9 Mei 2015
Pemerintah Batang bergerak cepat demi memenuhi permintaan Presiden Joko Widodo, mempercepat pembebasan lahan untuk PLTU Batang.
Baca SelengkapnyaGanti Rugi Warga Terdampak Jatigede Sudah Final
2 Mei 2015
Dalam perpres itu disebutkan 28 desa di Sumedang, Jawa Barat, dinyatakan sebagai area pembangunan Waduk Jatigede.
Baca SelengkapnyaRencana Pembangkit Listrik di Baturaden Dikritisi
9 Oktober 2012
Masyarakat yang bermukim di dekat hutan Gunung Slamet mengaku khawatir dengan rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Baturaden.
Baca SelengkapnyaKembangkan Tenaga Surya, Sharp Siap Investasi US$ 1 Miliar
19 November 2011
Sharp menilai Indonesia punya potensi besar untuk pengembangan listrik tenaga surya.
Baca SelengkapnyaPLTU Indramayu Beroperasi November Mendatang
5 September 2010
Dengan beroperasinnya PLTU Indramayu tersebut pasokan listik di Jawa - Bali akan mendapat tambahan daya 330 Mega Watt (MW).
Baca Selengkapnya