TEMPO.CO, Jakarta - Setelah menawarkan obligasi berkelanjutan tahap pertama hari ini, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) PT Bank Bukopin Tbk naik menjadi 15-16 persen. "Sebelumnya hanya 13,7 persen," kata Direktur Keuangan dan Perencanaan Bukopin, Tri Joko Prihanto, pada jumpa pers obligasi Bukopin, Rabu, 8 Februari 2012.
Dia mengatakan, modal ini akan digunakan perusahaan untuk meningkatkan penyaluran kredit. Tahun ini, perseroan memproyeksikan kredit akan meningkat 31 persen atau mencapai Rp 38 triliun. Sebanyak 58-60 persen di antaranya akan disalurkan kepada usaha kecil menengah (UKM), 30 persen komersial, dan sisanya kredit konsumsi.
Dengan rencana tersebut, kredit UKM akan tumbuh 20 persen tahun, tak jauh dari proyeksi pasar yang memperkirakan tumbuh 22 persen. "Usaha kecil menengah memang didorong lebih tinggi," kata Tri.
Pada sembilan bulan pertama 2011, total kredit Bukopin naik 31,5 persen atau sebesar Rp 35,9 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak juga melonjak 36,2 persen menjadi Rp 621 miliar, sedangkan laba bersih naik 36,3 persen atau mencapai Rp 458 miliar.
SUTJI DECILYA
Berita terkait
CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu
35 hari lalu
CIMB Niaga mendorong masyarakat untuk giat berinvestasi, salah satunya dengan menempatkan dana dengan nominal paling terjangkau mulai dari Rp 10 ribu.
Baca SelengkapnyaBRI Tawarkan ORI025, Pilihan Aman Bagi Investor Lama dan Pemula
3 Februari 2024
ORI025 menggunakan jenis kupon tetap atau fixed rate
Baca SelengkapnyaDBS Ungkap Peluang Investasi Kuartal I 2024, Obligasi Sangat Menjanjikan
24 Januari 2024
DBS Group Research memproyeksikan investasi aset-aset yang berisiko lebih menjanjikan. Obligasi korporasi dengan peringkat A atau BBB yang terbaik.
Baca SelengkapnyaTertinggi Setelah Vietnam, Pasar Saham RI Menguat 2,71 Persen pada Desember 2023
9 Januari 2024
OJK optimistis industri pasar modal Indonesia masih tumbuh luas untuk semakin memberikan kontribusi optimal bagi perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaDana Pihak Ketiga Perbankan Rendah, Ekonom Sebut Milenial Lebih Suka Simpan Duit di Saham
29 Desember 2023
Ekonom senior Indef Aviliani mengatakan pertumbuhan dana pihak ketiga perbankan hanya 4 persen.
Baca SelengkapnyaKreditur Obligasi Waskita Karya Belum Setuju Skema Restrukturisasi, Ini Kata Stafsus Erick Thohir
19 Desember 2023
Stafsus Erick Thohir menanggapi kreditur obligasi Waskita Karya yang belum menyetujui skema restrukturisasi.
Baca SelengkapnyaObligasi dan Sukuk untuk Pembiayaan IKN Nusantara
14 Desember 2023
Ruang bagi Otorita IKN Nusantara menerbitkan obligasi dan sukuk sudah terbuka dengan adanya klausul dalam revisi UU IKN Nusantara.
Baca SelengkapnyaObligasi Waskita Karya Terancam Masalah Keuangan, Asosiasi Asuransi Bicara Tata Kelola Investasi
30 November 2023
Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon menjelaskan bahwa pengurus AAJI selalu menyampaikan prinsip kehati-hatian dalam tata kelola investasi kepada anggotanya.
Baca SelengkapnyaBos AAJI Buka Suara soal Obligasi Industri Asuransi di Waskita Karya yang Terancam Masalah Keuangan
30 November 2023
Waskita Karya mengalami masalah keuangan yakni gagal bayar bunga dan pelunasan obligasi perseroan.
Baca SelengkapnyaTernyata Ini Alasan Saham Waskita Karya Terancam Delisting dari Bursa
28 November 2023
PT Waskita Karya (Persero) Tbk. berpotensi bakal delisting saham dari BEI karena beberapa alasan. Apa saja penyebabnya?
Baca Selengkapnya