Modal Pembangunan Jal Tol Jagorawi Baru Impas Tahun 2017
Reporter
Editor
Jumat, 9 Januari 2004 17:55 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta: Pendapatan pemerintah dari tol Jagorawi (Jakarta-Bogor-Ciawi) sepanjang 50,8 kilometer, hingga saat ini masih belum bisa mencapai titik impas atau Break Event Point (BEP). Padahal, jalan tol ini sudah dibangun sejak tahun 1975. Direktur Utama Jasa Marga (Persero), Syarifuddin Alambai mengatakan target pemerintah mengembalikan modal awal pembangunan ruas tol yang mulai beroperasi tahun 1978 tersebut adalah sekitar lima belas tahun mendatang. "Sekitar tahun 2017 kita targetkan telah mencapai BEP," katanya kepada TNR, Jumat (9/1) siang.Belum kembalinya modal pembangunan ruas tol itu, menurut Syarifuddin, akibat besarnya nilai investasi yang digelontorkan untuk membiayai proyek ini. Dananya sekitar Rp 350 juta per kilometer yang setara dengan Rp 25-30 miliar per kilometer kalau dihitung dengan nilai kurs sekarang. Namun, Syafruddin tak merinci jumlah total dana yang dikucurkan untuk pembangunan ruas tol tersebut.Sampai saat ini, Syarifuddin melanjutkan, pihak Jasa Marga masih belum memiliki keuntungan dari pengumpulan dana dari sejumlah ruas tol yang tersebar di seluruh Indonesia. "Boro-boro untung, mungkin BEP secara keseluruhan puluhan tahun lagi," ujarnya. Sebelumnya Syarifuddin menyatakan, Jasa Marga pada tahun 2003 memperoleh pendapatan sekitar Rp 1,3 triliun dari tol. Pendapatan tersebut diperoleh dari seluruh cabang yang ada di pelosok Indonesia. Hingga saat ini, terdapat sembilan cabang perusahaan yang tersebar di berbagai wilayah, antara lain: Cikampek, Jagorawi, Tangerang, Cawang-Tomang-Cengkareng, Bandung, Surabaya, Medan, Semarang dan Cirebon. Kepala Divisi Pengumpulan Tol Jasa Marga, Septerianto Sanaf yang dihubungi terpisah menambahkan, pendapatan sebesar itu lebih besar sekitar 10 persen jika dibanding tahun sebelumnya. "Namun itu baru laporan yang baru masuk pada kami dari seluruh cabang, laporan tahunannya belum disusun," katanya.Secara terpisah Kepala Humas Jasa Marga Zuhdi Saragih menyatakan, khusus untuk pendapatan tol tahun 2002 mencapai Rp 1,0136 triliun. Jumlah itu lebih tinggi dari pendapatan tol tahun 2001 Rp 918,5 miliar semata karena peningkatan volume lalu lintas transaksi. Kontribusi peningkatan terbesar berasal dari ruas jalan tol dalam kota sebesar Rp 57 miliar karena perubahan bagi hasil pendapatan tol ruas Cawang-Tomang-tanjung Priuk dengan pihak PT Citra Marga Nusaphala Persada dari 25 persen menjadi 35 persen atau senilai Rp 33 miliar.Saragih menambahkan, khusus pendapatan ruas tol Jakarta-Cikampek periode tahun 2003 lalu sekitar Rp 269,238 miliar. Diprediksikan tahun 2004 ini pendapatan naik menjadi Rp 351,453 miliar. Menyinggung target seluruh pendapatan tol tahun 2004, Septerianto Sanaf menyebutkan, untuk tahun ini perusahaan pengelola tol tersebut mematok pendapatan sebesar Rp 1,7 triliun.Sebelumnya, Kepala cabag tol Jakarta-Cikampek Tito Karim menyebutkan,pendapatan Jasa Marga dari ruas tol ini sekitar Rp 750 juta tiap harinya yang didapat dari sekitar 300 ribu kedaraan yang melintas setiap harinya. Danto - Tempo News Room
Berita terkait
Jadi Tuan Rumah Agenda World Water Forum, Bali akan Gelar Upacara Segara Kerthi
2 menit lalu
Jadi Tuan Rumah Agenda World Water Forum, Bali akan Gelar Upacara Segara Kerthi
Segara Kerthi merupakan kearifan lokal memuliakan air di Bali, akan ditunjukkan kepada dunia, khususnya kepada delegasi WWF.