Pemerintah Isyaratkan Tambah Subsidi BBM  

Reporter

Editor

Sabtu, 4 Februari 2012 05:29 WIB

Petugas SPBU sedang melakukan pengisian bahan bakar pertamax. TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengisyaratkan akan menambah subsidi bahan bakar minyak dan listrik. Tambahan subsidi diperlukan setelah tarif listrik batal naik dan pengendalian konsumsi bahan bakar minyak gagal.

“Kami akan lakukan kajian. Kalau memang betul subsidi tidak bisa dijaga karena ada hambatan, kami akan memotong belanja pada APBN Perubahan,” kata Agus kemarin. Pemotongan anggaran belanja selanjutnya dialihkan untuk menambal subsidi.

Penambahan subsidi ini, menurut Agus, akan diajukan melalui APBN Perubahan 2012 yang diajukan lebih cepat dari biasanya. “Biasanya APBN-P diajukan Juni dan Juli, sekarang dipercepat,” katanya.

Selain akibat kegagalan pengendalian konsumsi BBM, pemicu lain yang membuat subsidi energi membengkak adalah kenaikan harga minyak dunia. Saat ini minyak dunia telah menembus US$ 100 per barel.

Angka itu jauh di atas asumsi APBN 2012 sebesar US$ 90 per barel. Dengan asumsi tersebut, subsidi listrik dipatok sebesar Rp 45,6 triliun dan BBM Rp 123,6 triliun.

Menimpali Agus, Direktur Jenderal Anggaran Herry Purnomo mengatakan belanja yang bakal dibabat terutama belanja barang dan operasional. Pemotongan anggaran dilakukan secara selektif agar Kementerian dan lembaga tetap mampu menjalankan kebijakan besar.

“Kebijakan penghematan ini berhasil diterapkan tahun lalu dengan besar penghematan sebesar Rp 14 triliun,” ucapnya.

Terkait dengan perubahan harga BBM dan listrik, Menteri Keuangan juga mengusulkan agar harga eceran BBM bersubsidi jenis Premium dan solar tidak dibatasi dalam Undang-Undang APBN Perubahan 2012.

Harapan Agus adalah agar Dewan hanya menetapkan besaran subsidi BBM dan listrik serta menetapkan alokasi konsumsi BBM bersubsidi. “Dua tahun terakhir kita berkutat pada subsidi, ini menghabiskan waktu.”

Selama ini pemerintah sulit mengubah harga BBM dan listrik bersubsidi karena Undang-Undang APBN 2012 menyebutkan harga eceran BBM bersubsidi tidak naik.

Wakil Ketua Komisi Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat Achsanul Qosasi menyatakan mendukung usulan penambahan subsidi BBM dan listrik pada APBN Perubahan 2012.

“Penambahan subsidi itu keharusan,” katanya saat dihubungi Tempo. Politikus Partai Demokrat ini juga menyetujui keinginan pemerintah mempercepat usulan APBN Perubahan 2012.

Adapun anggota Komisi Keuangan dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Arif Budimanta, menilai membengkaknya subsidi energi justru disebabkan pemerintah yang tidak konsisten menjalankan kebijakan energi.

Faktor lainnya adalah adanya kebocoran penyaluran BBM. “Jadi ini akibat kinerja pemerintah yang kurang konsisten,” katanya.

AKBAR TRI KURNIAWAN | MARTHA THERTINA | EFRI RITONGA

Bisnis Terpopuler

Pendapatan dari 'Facebooker' Sangat Murah

Pemerintah Ngotot Naikkan Tarif Listrik

Suap Memaksa Pengusaha Tekan Upah Buruh

Bank BUMN Diminta Beli Bank Mutiara

Investor Minati Saham Garuda yang Tak Laku

Sengketa Lahan, Menteri Energi Surati Bupati

Penerima Subsidi Listrik Diminta Tidak Boros

Ekonom: Pemerintah Semestinya Subsidi Bunga KPR

Hasil Kajian, Pelanggan Mampu Bayar Listrik Mahal

Pasar Bersikap Hati-hati Rupiah Melemah 13 Poin






Berita terkait

Daya Beli Masih Lemah, Komisi VII DPR Minta Kaji Penghapusan BBM Premium

24 November 2020

Daya Beli Masih Lemah, Komisi VII DPR Minta Kaji Penghapusan BBM Premium

Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto mengingatkan agar pemerintah tidak menerapkan penghapusan bahan bakar minyak (BBM) jenis premium.

Baca Selengkapnya

Ini Akibatnya Jika Mobil Diisi Bensin dengan RON Rendah

30 September 2020

Ini Akibatnya Jika Mobil Diisi Bensin dengan RON Rendah

Hal paling sering dijumpai ketika mobil diisi dengan bahan bakar RON rendah (misalnya RON 88), mesin akan knocking atau mengelitik.

Baca Selengkapnya

Konsumsi BBM Turun 8 Persen Akibat Work From Home

26 Maret 2020

Konsumsi BBM Turun 8 Persen Akibat Work From Home

Pertamina mencatat terjadi penurunan konsumsi BBM terkait kebijakan work from home.

Baca Selengkapnya

Garda Revolusi Iran Bakal Bertindak Jika Demonstrasi Berlanjut

19 November 2019

Garda Revolusi Iran Bakal Bertindak Jika Demonstrasi Berlanjut

Warga Iran turun ke jalan memprotes kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak hingga 50 persen dan membatasi pembeliannya.

Baca Selengkapnya

Bos Baru Shell Siapkan Strategi Pengembangan Bisnis SPBU

25 September 2019

Bos Baru Shell Siapkan Strategi Pengembangan Bisnis SPBU

Shell, perusahaan energi Internasional resmi menunjuk Waqar Siddiqui sebagai Direktur Retail Shell Indonesia yang baru

Baca Selengkapnya

Bakamla RI Tangkap Empat Kapal Pengangkut BBM Ilegal

20 Agustus 2019

Bakamla RI Tangkap Empat Kapal Pengangkut BBM Ilegal

Dari pemeriksaan diketahui nakhoda bahwa kapal mendapatkan BBM sebanyak 300 ton dari kapal tanker di Palembang tanpa dokumen yang sah.

Baca Selengkapnya

Subsidi BBM Solar Tahun Ini Diprediksi Membengkak

27 Juni 2019

Subsidi BBM Solar Tahun Ini Diprediksi Membengkak

Realisasi konsumsi solar sampai dengan April 2019 telah mencapai sebesar 5,07 juta kl atau setara dengan 35 persen pagu.

Baca Selengkapnya

Harga Pertamax Naik, ESDM Yakin Konsumen Tak Beralih ke Premium

5 Juli 2018

Harga Pertamax Naik, ESDM Yakin Konsumen Tak Beralih ke Premium

Konsumen Pertamax diyakini tak akan balik lagi mengkonsumsi premium.

Baca Selengkapnya

Posko ESDM: Konsumsi BBM Bensin Naik 12 Persen saat Ramadan 2018

2 Juli 2018

Posko ESDM: Konsumsi BBM Bensin Naik 12 Persen saat Ramadan 2018

Sementara itu, BBM jenis gasoil (solar) terjadi penurunan pendistribusian.

Baca Selengkapnya

2018, AKR Bakal Bangun 7 Pompa Bensin di Wilayah 3T

10 November 2017

2018, AKR Bakal Bangun 7 Pompa Bensin di Wilayah 3T

Demi mendukung program BBM satu harga, AKR akan membangun 7 SPBKB di wilayah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T).

Baca Selengkapnya