Cina Pungut Bea Mobil Impor Amerika  

Reporter

Editor

Kamis, 15 Desember 2011 11:38 WIB

General Motors. AP

TEMPO.CO, Washington - Tensi perdagangan Cina dan Amerika semakin memanas. Kemarin, Kementerian Perdagangan Cina mengumumkan pungutan untuk kendaraan impor asal negeri Abang Sam tersebut dengan alasan telah merusak industri dalam negeri mereka.

"Penyelidikan atas kendaraan asal Amerika membuktikan adanya dumping dan subsidi sehingga merugikan produsen kendaraan domestik secara substansial," demikian pernyataan mereka seperti dikutip Financial Times.

Pungutan anti-dumping dan anti-subsidi tersebut dikenakan pada mobil penumpang multiguna (Multi Purpose Vechicle/ MPV) dan mobil sport serbaguna (Sport Utility Vehicle/ SUV) berkapasitas mesin 2,5 liter ke atas. Bea yang dipungut selama dua tahun ini berkisar antara 2 persen hingga 21,5 persen untuk tiap pabrikan dan importir.

Tak pelak tindakan ini bakal memukul pabrikan-pabrikan besar. Secara langsung, Cina membidik beberapa perusahaan seperti General Motors, Ford Motor, Chrysler, dan Honda cabang Amerika.

Yang sial ialah dua pabrikan Jerman, Mercedes dan BMW. Mereka kena getahnya lantaran kadung menempatkan lini produksi SUV di Amerika. BMW, misalnya, impor varian SUV X3, X5, dan X6, yang dirakit di Spartanburg, South Carolina, bakal dikenai bea anti-dumping 2 persen.

Sedangkan Chrysler dan General Motor bakal kena pungutan masing-masing 15 persen dan 22 persen. "Kami tak akan bergantung pada penjualan di Cina," demikian tanggapan manajemen BMW atas kejadian ini.

General Motor keberatan atas tindakan pemerintah Cina karena mereka telah menggandeng mitra lokal. Selain itu, dalam produksi varian Buick Enclave dan Cadillac SRX, mereka hanya menggunakan kandungan impor 0,5 persen.

Juru bicara kantor Perdagangan Amerika, Andrea Mead, menyesalkan tindakan Cina. "Kami sangat kecewa," ujarnya.

Mead menduga tindakan ini sebagai buntut dari pembatasan impor ban kendaraan yang dilakukan pemerintah Amerika Serikat tahun lalu. Cina yang menantang Amerika dalam panel WTO kalah lantaran sidang memutuskan hambatan impor ban itu memiliki alasan jelas. Saat itulah tensi perdagangan kedua negara memanas.

Sejak 2009, Cina menjadi pasar kendaraan terbesar dunia mengalahkan Amerika Serikat. Tahun ini, penjualan kendaraan Negeri Tirai Bambu itu mencapai 18,06 juta unit, naik 32 persen dibanding tahun lalu.

Kendaraan-kendaraan itu sekitar 80 persen diproduksi pemain lokal ataupun pabrikan asing yang membangun joint venture dengan pengusaha setempat. Hanya mobil-mobil mewah yang kebanyakan masih diimpor.

Sayangnya, industri lokal kini kehilangan gairah lantaran pemerintah menghapus insentif berupa pemotongan pajak untuk kendaraan dengan mesin di bawah 1.500 cc.

FERY FIRMANSYAH

Berita terkait

Langkah KKP Hadapi Tuduhan Antidumping dan Countervailing Duties

30 Januari 2024

Langkah KKP Hadapi Tuduhan Antidumping dan Countervailing Duties

KKP telah menunjuk pengacara (lawyer) dalam penyelesaian kasus tersebut.

Baca Selengkapnya

Strategi KKP Hadapi Tuduhan Antidumping Ekspor Udang ke Amerika

7 Januari 2024

Strategi KKP Hadapi Tuduhan Antidumping Ekspor Udang ke Amerika

Tuduhan antidumping dan bea cukai dari American Shrimp Processors Association (ASPA) terkait ekspor udang beku Indonesia ke Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Serat Rayon Viskose Indonesia Dibebaskan dari Perpanjangan BMAD India

11 Mei 2023

Serat Rayon Viskose Indonesia Dibebaskan dari Perpanjangan BMAD India

Pembatalan BMAD membuka lebar akses pasar produk serat rayon viskose.

Baca Selengkapnya

Komite Anti Dumping Mulai Penyelidikan Antidumping Impor Ubin Keramik dari China

15 Maret 2023

Komite Anti Dumping Mulai Penyelidikan Antidumping Impor Ubin Keramik dari China

Komite Anti Dumping Indonesia (KADI) memulai penyelidikan antidumping terhadap impor produk ubin keramik dari China.

Baca Selengkapnya

Mendag Ajak Semua Pihak Lindungi Industri Dalam Negeri

2 Maret 2023

Mendag Ajak Semua Pihak Lindungi Industri Dalam Negeri

Pemerintah Indonesia telah melakukan sejumlah langkah dalam mengamankan akses pasar ekspor produk Indonesia.

Baca Selengkapnya

India Batalkan Bea Masuk Antidumping Benang Sintetis, Mendag: Kabar Gembira

25 Juni 2021

India Batalkan Bea Masuk Antidumping Benang Sintetis, Mendag: Kabar Gembira

Pembatalan bea masuk antidumping membuka peluang lebih besar untuk meningkatkan ekspor benang sintetis ke India.

Baca Selengkapnya

Mendag: Kain RI Kini Bebas Bea Masuk Antidumping ke India

23 September 2020

Mendag: Kain RI Kini Bebas Bea Masuk Antidumping ke India

Mendag: India menghentikan penyelidikan atas produk kain bukan tenunan, produk asal RI terbebas Bea Masuk Antidumping.

Baca Selengkapnya

AS Coret RI dari Daftar Negara Berkembang, Trump Mengincar Cina?

24 Februari 2020

AS Coret RI dari Daftar Negara Berkembang, Trump Mengincar Cina?

Trump ditengarai melakukan ini untuk mengincar tarif lebih besar dari barang-barang Cina.

Baca Selengkapnya

Jaga Industri Tekstil, Antidumping dan Safeguard Disiapkan

10 September 2019

Jaga Industri Tekstil, Antidumping dan Safeguard Disiapkan

Kemenperin mempersiapkan kebijakan tindakan pengamanan atau safeguard dan antidumping untuk mengamankan industri tekstil.

Baca Selengkapnya

Benang Impor Asal Cina Kini Kena Tarif Bea Masuk Antidumping

11 Agustus 2019

Benang Impor Asal Cina Kini Kena Tarif Bea Masuk Antidumping

Pemerintah Indonesia kembali mengenakan tarif bea masuk antidumping untuk produk Cina impor, kali ini berlaku untuk benang sintetik.b

Baca Selengkapnya