TEMPO.CO, London -Thomas Cook Group, perusahaan jasa perjalanan tertua di dunia, kini diambang kebangkrutan setelah terus merugi beberapa tahun terakhir. Korporasi yang berbasis di Peterborough, Inggris, ini pun akan menutup 200 dari 1.300 cabang mereka di seluruh dunia demi menghemat biaya.
Kantor berita BBC melaporkan, sepanjang Januari-November, Thomas Cook menderita kerugian hingga US$ 616 miliar. CEO Thomas Cook, Sam Weihagen, mengatakan buruknya kinerja keuangan mereka lantaran bencana dan kerusuhan yang melanda beberapa negara tujuan wisata potensial, seperti Thailand, Mesir, dan Tunisia. "Penjualan kami terpukul. Tahun ini menjadi tantangan terberat yang harus dihadapi," kata dia kemarin.
Selain itu, akses Internet memukul bisnis panduan liburan konvensional yang mereka jalankan selama ini. Kini turis tak perlu memesan tiket atau merancang perjalanan dengan bantuan biro jasa karena mereka bisa mendapat informasi tujuan wisata melalui Internet.
Di luar masalah anjloknya penjualan jasa travel, Thomas Cook juga menanggung beban non-operasional luar biasa senilai 573 miliar pound sterling. Beban ini muncul setelah nilai aset di Inggris dan Kanada turun.
November lalu, saham Thomas Cook meluncur turun hingga 75 persen dalam sehari. Namun mereka berhasil mendapat sokongan keuangan melalui kredit sindikasi perbankan senilai 200 juta pound sterling. Pinjaman yang akan mengucur secara bertahap hingga 2013 itu diperoleh dari Bank Barclays, HSBC, RBS, dan UniCredit.
Untuk menambal kerugian, perusahaan yang didirikan pada 1841 ini pun melakukan berbagai manuver, seperti penjualan jaringan Hotel Y Clubs De Vacaciones (ICV) Spanyol seharga 72,2 juta euro. Beberapa aset lain juga akan dijual secara bertahap sampai mereka bisa mengumpulkan dana minimal 200 miliar pound sterling pada 2012. Tak cuma itu, sindikasi bank yang memberi pinjaman juga menghendaki perusahaan ini membatasi belanja modal demi penghematan.
FERY FIRMANSYAH
Berita terkait
Istaka Karya Pailit, Ini Daftar BUMN Lainnya yang Bangkrut
20 Juli 2022
Selain Istaka Karya, terdapat sejumlah badan usaha milik negara (BUMN) yang sudah lama tidak beroperasi dan dinyatakan pailit atau bangkrut.
Baca SelengkapnyaBUMN Istaka Karya Dinyatakan Pailit, Arti Perusahaan Pailit?
20 Juli 2022
Seorang debitur memenuhi syarat untuk dinyatakan pailit hanya apabila debitur telah dalam keadaan insolven.
Baca SelengkapnyaAvianca, Maskapai Penerbangan Berumur Satu Abad Terancam Bangkrut
12 Mei 2020
Maskapai penerbangan Avianca mengalami kesulitan keuangan karena terdampak wabah corona.
Baca SelengkapnyaBos Virgin Atlantic Minta Bailout Rp 9,6 T untuk Cegah Bangkrut
21 April 2020
Bos Virgin Atlantic, Sir Richard Branson meminta bailout dari pemerintah Inggris Rp 9,6 triliun agar tidak bangkrut akibat wabah Corona.
Baca SelengkapnyaNorton Motorcycles Alami Krisis Keuangan, Ini Penyebabnya
31 Januari 2020
Norton Motorcycles sedang mencari kucuran dana baru setelah mengalami kesulitan keuangan. Mereka berupaya menerbitkan saham untuk mencari pasokan uang
Baca SelengkapnyaDisebut-sebut Terancam Bangkrut, Bulog: Bisa Iya, Bisa Tidak
3 Desember 2019
Data Kemenkeu menyebutkan z-score Bulog berada pada zona distress alias lampu merah, dengan nilai 0,93.
Baca SelengkapnyaDiberitakan Bangkrut, Bank Mandiri Laporkan Media Online ke Polda
15 Agustus 2019
Dalam berita yang dimuat oleh FNN.co.id, disebutkan Bank Mandiri baru saja mengalami serangan cyber hingga mengalami kerugian sebesar Rp 9 triliun.
Baca SelengkapnyaBank Mandiri Bantah Isu Serangan Siber dan Kebangkrutan, Ada Apa?
14 Agustus 2019
Corporate Secretary PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Rohan Hafas, membantah isu bahwa perusahaannya mengalami kebangkrutan dan terkena serangan siber.
Baca SelengkapnyaBantah Bangkrut, PT Pos Indonesia: Tak Ada Aset yang Diagunkan
22 Juli 2019
PT Pos Indonesia (Persero) membantah sedang dalam kondisi bangkrut atau pailit.
Baca SelengkapnyaProdusen Baja Terbesar Kedua di Inggris Terancam Bangkrut
21 Mei 2019
British Steel, produsen baja terbesar kedua di Inggris, berada di ambang keambrukan.
Baca Selengkapnya