TEMPO Interaktif, Jakarta - Pada usia 17 tahun, Djoko Susanto mulai mengurus kios sederhana milik orang tuanya di Pasar Arjuna, Jakarta. Toko itu dinamakan Sumber Bahagia, yang menjual bahan makanan. Tapi, tak lama kemudian, Djoko melihat ada kesempatan yang lebih besar dengan menjajakan rokok. Saat itu, tahun 1960-an, Bisnis tersebut dengan cepat membuat para perokok dan pengusaha grosir serta pengecer menjadi pelanggan tetap.
Dia bertaruh, perokok akan membayar lebih banyak daripada yang dibayangkan. Hal ini menarik perhatian Putera Sampoerna, yang mempunyai perusahaan rokok tembakau dan cengkeh terbesar di Indonesia saat itu. Mereka bertemu pada awal 1980 dan bersepakat pada 1985 untuk membuat 15 kios di beberapa lokasi di Jakarta.
Upaya itu berhasil dan menginspirasi mereka untuk membuka supermarket yang dinamakan Alfa Toko Gudang Rabat. Pada tahun yang sama, Djoko menjadi direktur penjualan dan distribusi pada perusahaan milik Sampoerna yang sedang bertumbuh dan terus menjadi besar.
Kedua orang itu kemudian membuka toko Alfa Minimart (yang kemudian akan dikenal sebagai Alfamart) pada 1994 untuk menarik konsumen kelas menengah ke bawah yang mencari harga murah dan kenyamanan. "Saya berpikir untuk menamakannya Sampoerna Mart, tapi saya menggunakan Alfa, merk yang sudah dikenal dan teruji," kata Djoko.
Kerjasama tersebut berakhir pada 2005, ketika Sampoerna menjual bisnis tembakau, beserta anak perusahaannya (termasuk 70 persen bagian perusahaan Sampoerna yang ada di Alfamart), kepada Philip Morris International dengan nilai lebih dari US$ 5 miliar.
Philip Morris yang tidak tertarik bisnis retail, kemudian menjual saham Alfamart pada Djoko dan investor ekuitas swasta, Northstar. Tahun lalu, Djoko membeli Northstar, sehingga membuatnya memiliki 65 persen perusahaan.
Saham itu kemudian diperdagangkan dan menghasilkan dua kali lipat pada 12 bulan terakhir. Akhirnya, membuat Djoko termasuk ke dalam jajaran miliuner dunia. Dia membuat debutnya pada urutan 25 dalam jajaran orang terkaya Indonesia, dengan kekayaan bersih sebesar US$ 1,04 miliar.
Djoko yang menjual bisnis supermarket beberapa tahun lalu masih mengembangkan minimarket yang nyaman dan terjangkau. Penjualan pada sektor itu tumbuh rata-rata 15-20 persen setahun. Alfamart, dengan 5500 toko melayani lebih dari 2 juta pelanggan setiap hari dan mempekerjakan lebih dari 57 ribu orang. Alfamart telah memimpin transisi dari toko-toko kayu di pinggir jalan yang menjual barang meragukan menjadi minimarket modern dengan produk yang dapat diandalkan dengan harga yang sama atau lebih baik. Mereka masih berniat membuka 800 outlet pada 2012.
"Minimarket selalu dituduh menghambat pasar tradisional. Padahal, apa yang dilakukan adalah mendorong pasar tradisional untuk meningkatkan pelayanan mereka," kata Djoko.
FORBES.COM | EKA UTAMI APRILIA
Berita terkait
Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK
1 hari lalu
Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri, mengatakan laporan yang disampaikan bekas Kepala Bea Cukai Yogyakarta, Eko Darmanto, masih ditindaklanjuti.
Baca SelengkapnyaHarga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi
1 hari lalu
Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.
Baca SelengkapnyaResmi Ditetapkan sebagai Presiden Terpilih, Berapa Harta Kekayaan Prabowo Subianto?
2 hari lalu
Jumlah harta kekayaan Presiden terpilih, Prabowo Subianto, mencapai Rp 2,04 triliun. Berikut Rinciannya.
Baca SelengkapnyaPemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan
2 hari lalu
Pemerintah meraup Rp 5,925 triliun dari pelelangan tujuh seri SBSN tambahan.
Baca SelengkapnyaKemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan
3 hari lalu
Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.
Baca SelengkapnyaPejabat Terkaya Dato Sri Tahir, Tiga Dekade Membangun Kerajaan Bisnis Mayapada Group
3 hari lalu
Saat ini, Dato Sri Tahir adalah pejabat terkaya di negeri ini. Bagaimana ia membangun usahanya, kerajaan bisnis Mayapada Group?
Baca SelengkapnyaAlexander Marwata Dilaporkan ke Polda Metro Jaya, Segini Harta Kekayaan dan Gaji Wakil Ketua KPK Itu
3 hari lalu
Alexander Marwata mengaku tak ambil pusing dirinya dilaporkan Polda Metro Jaya. Ini harta kekayaan dan gajinya.
Baca SelengkapnyaDeputi Pencegahan Tak Setuju Bila Ada Screening Awal Calon Menteri di Era Prabowo Subianto oleh KPK
4 hari lalu
Deputi Pencegahan KPK Pahala Nainggolan tidak setuju apabila ada screening awal terhadap calon menteri yang bakal menjabat di era Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaDugaan Pemerasan oleh Jaksa KPK, Pemeriksaan LHKPN Selesai Bulan Depan
4 hari lalu
Menurut Albertina, KPK menerima laporan dari masyarakat Lampung Utara perihal dugaan gratifikasi atau suap yang dilakukan Jaksa KPK itu.
Baca SelengkapnyaBekas Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto Segera Jalani Sidang Tipikor, Berkas Perkara Rampung
4 hari lalu
Eko Darmanto adalah tersangka tindak pidana pencucian uang (TPPU) dan penerimaan gratifikasi Rp 18 miliar.
Baca Selengkapnya