TEMPO Interaktif, Jakarta - Kebutuhan minyak goreng secara nasional kini mencapai 3 juta ton per tahun. Sekitar 63 persennya berupa minyak curah yang secara higienitas dan kualitasnya masih di bawah minyak dalam kemasan.
Pemerintah membuat program Minyakita dengan merangkul sejumlah perusahaan untuk membuat minyak goreng dalam kemasan. Minyak goreng curah hanya mengalami sekali saring dalam prosesnya. Jika akan dikemas, harus diproses dua kali sehingga minyak goreng itu lebih higienis dan jernih.
"Produsen minyak goreng curah ada 23 perusahaan, separuhnya sudah bergabung membuat minyak goreng dalam kemasan," kata Ardiansyah S. Parman, Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan, saat launching Minyakita di Pasar Beringharjo, Yogyakarta, Kamis, 17 November 2011.
Ia menegaskan, program produksi minyak dalam kemasan tidak akan mematikan perusahaan yang sudah ada. Targetnya pada 2014-2015 sudah tidak ada lagi minyak goreng curah.
Selain itu, pemerintah memberi fasilitas kepada para produsen berupa insentif perusahaan dengan keringanan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 10 persen. PPN ditanggung pemerintah hingga 2015.
Ia menyatakan, CPO (crude palm oil) produksi Indonesia per tahun sebesar 23 juta ton sehingga produk itu juga untuk kebutuhan ekspor. Selain itu, juga dibuat produk turunannya seperti kosmetik, sabun dan lain-lain.
Sasaran Minyakita adalah ibu-ibu rumah tangga pengguna minyak goreng curah dan industri makanan, pengusaha warung makan, serta pedagang minyak curah. Sebab, harganya bisa terpaut Rp 2 ribu hingga Rp 3 ribu per liter tergantung harga pasaran (fluktuatif).
Produk minyak goreng ini dikemas dalam kemasan plastik yang berbentuk bantal. Ukurannya, ada yang 1 liter, 1/2 liter dan 1/4 liter. "Produk itu juga telah mendapatkan sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia," kata dia.
Selain itu, juga sudah mendapatkan izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan, juga izin merk dari Kementerian Hukum dan HAM. Untuk baku mutunya, sudah standar nasional Indonesia (SNI).
Menurut Astungkoro, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM, Daerah Istimewa Yogyakarta, produk minyak goreng dalam kemasan ini ingin mendidik para ibu rumah tangga dan industri makanan kecil untuk hidup dengan makanan yang lebih sehat. Sebab, minyak dalam kemasan tidak terkontaminasi oleh kotoran yang timbul dari luar. "Ini juga untuk meningkatkan kualitas pangan masyarakat," kata dia.
Menurut Dwiko Raharjo, supervisor PT Perusahaan Perdagangan Indonesia Yogyakarta, setiap bulan omzet penjualan Minyakita di Daerah Istimewa Yogyakarta Rp 40 juta per bulan. Atau jika dikonversikan ke ukuran liter, satu-satunya distributor Minyakita di Daerah Istimewa Yogyakarta itu bisa menyalurkan 4.000 liter per bulan. "Sayangnya, konsumen mengeluhkan kemasannya yang seperti bantal dan mudah pecah karena tipis," kata dia.
MUH SYAIFULLAH
Berita terkait
Promo Super Indo Awal Mei, Minyak Goreng Super Hemat
2 hari lalu
Peritel produk makanan Super Indo Supermarket menghadirkan beragam promo potongan harga atau diskon di akhir April hingga menjelang Mei 2024.
Baca SelengkapnyaKemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan
6 hari lalu
Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.
Baca SelengkapnyaKementerian Perdagangan Sebut Utang Rafaksi Minyak Goreng Segera Dibayar
9 hari lalu
Kementerian Perdagangan mengatakan bahwa utang rafaksi minyak goreng akan segera dibayarkan.
Baca SelengkapnyaHarga Daging dan Cabai Turun di Akhir Libur Lebaran 2024
18 hari lalu
Harga komoditas pangan seperti daging, telur, cabai, dan garam turun pada Senin, 15 April 2024.
Baca SelengkapnyaRatusan Kilogram Beras dan Minyak Goreng Ditemukan di Jalur Tikus Indonesia-Malaysia
22 hari lalu
Badan Karantina di Pos Lintas Batas Negara Entikong menemukan ratusan kilogram beras dan minyak goreng di jalur tikus perbatasan RI-Malaysia.
Baca SelengkapnyaPertamina Kembangkan Penggunaan Minyak Goreng Bekas untuk Campuran Bahan Bakar Pesawat
27 hari lalu
Penggunaan campuran minyak goreng bekas ditargetkan 1 persen pada 2027
Baca SelengkapnyaLuhut soal Utang Minyak Goreng Rp 474 Miliar: Kasihan Pedagang Itu, Mereka Modalnya Terbatas
39 hari lalu
Menteri Luhut Pandjaitan menegaskan pemerintah berkomitmen memenuhi pembayaran utang selisih harga atau rafaksi minyak goreng kepada para pedagang.
Baca SelengkapnyaRelaksasi HET Diklaim Redam Kenaikan Harga Beras di Jawa Barat
43 hari lalu
Bahan makanan yang diwaspadai bergerak naik menjelang Hari Raya Lebaran di antaranya beras, daging ayam, telur, serta minyak goreng.
Baca SelengkapnyaMenteri Teten Pamer Kelebihan Minyak Makan Merah di DPR: Murah hingga Dipuji Chef Juna
44 hari lalu
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki yakin minyak makan merah atau M3 bakal laku di pasaran sebagai alternatif minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaMendag Zulkifli Hasan Tanggapi Minyak Makan Merah: Bagus Sekali
46 hari lalu
Zulkifli Hasan tidak menjelaskan secara detail mengenai bagaimana pendistribusian minyak makan merah nantinya.
Baca Selengkapnya