Saham Eksportir Asia Melemah  

Reporter

Editor

Senin, 7 November 2011 11:43 WIB

Seorang pialang mengamati papan indikator saham di Bursa Efek Tokyo (9/3). Nilai saham di Nikkei jatuh 57,91 poin atau 0,81 persen pada penutupan perdagangan pagi. Foto: AP/Shuji Kajiyama

TEMPO Interaktif, Sydney — Bursa Asia siang ini melemah dipimpin oleh perusahaan yang berorientasi ekspor. Ketidakpastian baru terkait pergantian Perdana Menteri Yunani membuat para investor bersikap hati-hati sehingga bursa regional bergerak datar.

Indeks Nikkei 225 siang ini turun 0,44 persen, indeks ASX 200 turun 0,56 persen, serta indeks Kospi juga merosot 0,34 persen.

Kekhawatiran krisis Eropa masih mendominasi perhatian para pemodal di bursa selama pekan lalu. Dimulai dari rencana referendum Yunani untuk mendapatkan bantuan yang kemudian dibatalkan dan kini rencana pengunduran diri George Papandreou kembali menjadi perhatian utama investor.

Partai politik utama Yunani Minggu malam sepakat untuk membentuk pemerintahan persatuan nasional baru, di mana Perdana Menteri Yunani George Papandreou akan menyerahkan kekuasaan kepada pemimpin baru yang diharapkan bisa diumumkan pada hari Senin waktu setempat.

Tugas pertama dari pemerintah koalisi baru ini adalah paket bantuan dari para pemimpin Eropa, yang telah disetujui oleh para pemimpin Eropa bulan Oktober kemarin dan mendapat persetujuan dari parlemen.

Ahli strategi dari Barclays Capital mengatakan pengunduran diri Perdana Menteri Papandreou sesuai harapan pasar. "Yang lebih penting bagi pasar dalam jangka pendek adalah hasil relatif yang mengecewakan dari Konferensi Tingkat Tinggi dari kelompok G-20 serta kurangnya kemajuan dari fasilitas pengaman Fasilitas Stabilitas Keuangan Eropa (EFSF),” paparnya.

Beberapa saham eksportir Asia turun di perdagangan Tokyo, Nissan Motor Ci turun 2,31 persen, Fuji Film Holding Corp melemah 1,66 persen, dan Casio Computer Co juga terkoreksi 5,56 persen.

Saham teknologi Jepang juga melemah, saham Toshiba Corp turun 1,39 persen, Elpida Memory Inc merosot 4,27 persen, serta NEC Corp terkoreksi 2,31 persen. Dan saham Samsung Electronic juga turun 1,2 persen di pasar Seoul.

MARKETWATCH | VIVA B. KUSNANDAR

Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

4 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

10 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

41 hari lalu

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

25 Februari 2024

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.

Baca Selengkapnya

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

30 Januari 2024

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.

Baca Selengkapnya

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

5 Desember 2023

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas

Baca Selengkapnya

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

4 Desember 2023

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.

Baca Selengkapnya

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

30 November 2023

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.

Baca Selengkapnya

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

26 Oktober 2023

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membidik rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada tahun 2024 sebesar Rp 12,25 triliun pada tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Transaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal

7 Oktober 2023

Transaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal

Bursa Efek Indonesia (BEI) membeberkan alasan nilai transaksi harian di pasar modal Indonesia yang jeblok dibandingkan tahun lalu.

Baca Selengkapnya