TEMPO Interaktif, Jakarta -Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan tidak ambil pusing terhadap penurunan peringkat kemudahan berusaha di Indonesia versi Bank Dunia. Bahkan ia mengklaim urusan listrik yang menjadi soal dalam pemeringkatan itu tidak ada masalah.
Bank Dunia kemarin mengumumkan penurunan peringkat kemudahan berusaha di Indonesia dari 126 di tahun 2011 menjadi 129 di tahun 2012. Pemicunya antara lain penurunan pada komponen kemudahan mendapatkan jaringan listrik, kredit, perlindungan investor, dan pendaftaran properti.
"Jangan campurilah itu kan urusan pemeringkat, silahkan saja, "ujarnya, di Jumat, 21 Oktober 2011.
Menurut Dahlan, kekhawatiran akan jaringan listrik PLN tidak terbukti jika dilakukan pengecakan ke lapangan. "Kalau Anda tanya pengusaha bukan main senangnya, mereka bisa bersaing dengan Cina karena pasokan listriknya cukup," ujarnya.
Dahlan mengklaim, selama dua tahun memimpin PLN, pasokan listrik kepada masyarakat sudah lebih baik, bahkan jumlahnya terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini pun yang terjadi kepada para pengusaha sebagai pengguna listrik yang cukup besar.
"Sekarang pengusaha minta listrik berapa pun kami layani,"ujarnya.
Sejak diterapkannya kebijakan kebebasan penggunaan listrik itu, banyak pihak yang merasakan manfaatnya. Bila sebelumnya kalangan dunia perbankan kerap menghadapi kendala akibat seretnya pembayaran cicilan dari kreditor perumahan akibat masalah pasokan listrik, kini hal itu tidak terjadi.
Termasuk bagi pengusaha real estate yang mengaku untung akibat pembayaran lancar. Dahlan menambahkan, penggunaan listrik bagi kalangan dunia usaha dalam dua tahun terakhir rata-rata naik 3.000 megawatt per tahun. "Kami pernah melayani kebutuhan satu hari sampai 1.600 megawat," tutur dia.
JAYADI SUPRIADIN