Kadin Tuding Pemerintah Gagal Lindungi Pasar Domestik  

Reporter

Editor

Selasa, 18 Oktober 2011 12:48 WIB

Petani kentang di dataran tinggi Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah (22/9). ANTARA/Anis Efizudin

TEMPO Interaktif, Jakarta - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengkritik kebijakan pemerintah terkait impor produk pertanian. Kadin menilai kebijakan pemerintah dinilai tidak memiliki visi untuk melindungi petani dan pasar domestik dari kebijakan impor jangka panjang.

Kepala Lembaga Pengkajian, Penelitian, dan Pengembangan Ekonomi (LP3E) Kadin Indonesia, Didik J. Rachbini, serbuan barang impor dari berbagai negara merupakan refleksi dari kebijakan yang kurang visi dan kacau koordinasi. Tidak hanya soal kasus impor kentang, tapi juga impor buah-buahan. Padahal dalam Undang-Undang Hortikultura Nomor 13 Tahun 2010, sudah mengamanatkan perlunya perlindungan petani.

"Barang-barang impor masuk tanpa kontrol. Ini berarti benteng pertahanan negara hancur karena tidak punya proteksi mempertahankan produk dalam negeri," kata Didik dalam diskusi terkait impor produk pertanian yang tinggi di Menara Kadin, Jakarta, Selasa ,18 Oktober 2011.

Menurut dia, maraknya produk impor terjadi sejak Indonesia menandatangani perjanjian ASEAN-Cina Free Trade Agreement (ACFTA). Implementasi ACFTA mewajibkan penurunan tarif secara bertahap. Salah satunya melalui skema Early Harvest Programme untuk beberapa komoditas yang pada akhirnya semua bea masuk menjadi nol.

Pemerintah perlu membuat mekanisme non-tarif untuk komoditas tertentu yang tidak diatur tata niaganya. "Saya khawatir impor produk dari Cina makin membesar. Dulu hanya US$ 4 miliar, sekarang sudah hampir US$ 20 miliar," ungkapnya.

Sementara itu, Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran, Ina Primiana, mengatakan produk pertanian, khususnya hortikultura, pada dasarnya bisa diproduksi oleh Indonesia. Alasannya, dari segi kualitas, tanah dan sumber daya alam yang dimiliki melimpah.

"Varietas bibit dan benih tanaman hortikultura sekarang sudah banyak ditemukan. Tapi sayangnya ini belum banyak dimanfaatkan oleh pemerintah, rata-rata digunakan hanya untuk skala kecil," ujarnya.

Ina juga menyayangkan langkah pemerintah yang banyak mengandalkan impor untuk solusi jangka pendek dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri. Menurutnya, dengan potensi tersebut, seharusnya Kementerian Perdagangan bisa membawa produk pertanian Indonesia menjadi komoditas unggulan di dunia internasional, bukan mengutamakan impor.

"Ada masalah kebijakan. Seharusnya kalau Kementerian Perdagangan bekerja dengan baik, pasti produk-produk kita sudah ada di seluruh dunia," katanya dalam kesempatan yang sama.

ROSALINA

Berita terkait

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

23 menit lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.

Baca Selengkapnya

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

1 hari lalu

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

Zulkifli Hasan mengatakan impor difokuskan ke wilayah sentra non produksi guna menjaga kestabilan stok beras hingga ke depannya.

Baca Selengkapnya

Jadi Sorotan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

1 hari lalu

Jadi Sorotan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

Pegawai Direktorat Jenderal Bea Cukai disorot usai banyak kritikan terkait kinerjanya. Berapa gajinya?

Baca Selengkapnya

Zulhas Cerita Panjang Lebar soal Alasan Permendag Tak Lagi Batasi Barang Bawaan dari Luar Negeri

1 hari lalu

Zulhas Cerita Panjang Lebar soal Alasan Permendag Tak Lagi Batasi Barang Bawaan dari Luar Negeri

Mendag Zulhas bercerita panjang lebar soal alasan merevisi Permendag Nomor 36 Tahun 2024 soal pengaturan impor.

Baca Selengkapnya

Kadin Ingatkan Pemerintah Hati-hati Membentuk Badan Otorita Penerimaan Negara

2 hari lalu

Kadin Ingatkan Pemerintah Hati-hati Membentuk Badan Otorita Penerimaan Negara

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia meminta pemerintah agar berhati-hati dalam pembentukan Badan Otorita Penerimaan Negara.

Baca Selengkapnya

Solo Great Sale 2024 Targetkan Pengembangan Potensi Investasi Aglomerasi

2 hari lalu

Solo Great Sale 2024 Targetkan Pengembangan Potensi Investasi Aglomerasi

Gelaran Solo Great Sale atau SGS kembali hadir di Kota Solo, Jawa Tengah, menyemarakkan bulan Mei 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..

3 hari lalu

Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..

Viral seorang pria yang merobek tas Hermes mewah miliknya di depan petugas Bea Cukai. Bagaimana duduk persoalan sebenarnya?

Baca Selengkapnya

Kemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor

3 hari lalu

Kemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor

Permendag nomor 3 tahun 2023 diklaim belum sempurna.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

3 hari lalu

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan kerja di London, bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris The Rt. Hon. Greg Hands MP

Baca Selengkapnya

Segini Jatah Bonus Tiap Pemain Timnas U-23 Indonesia

4 hari lalu

Segini Jatah Bonus Tiap Pemain Timnas U-23 Indonesia

Pengusaha beri Rp 23 miliar. Masing-masing pemain Timnas U-23 Indonesia akan dapat bonus berkisar Rp 605,2 juta.

Baca Selengkapnya