TEMPO Interaktif, Jakarta:PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) berupaya menggandeng PT Radio Telepon Indonesia agar mau bekerjasama memanfaatkan frekuensi 800 megahertz untuk keperluan pengembangan telepon tetap nirkabel Telkom. Kerjasama ini cukup penting bagi Telkom karena lisensi frekuensi 800 megahertz untuk wilayah Jabotabek dan Jawa Barat masih dipegang oleh Ratelindo. Direktur Bisnis Jaringan Telkom Suryatin Setiawan kepada Tempo News Room di Jakarta, Senin (25/11) mengatakan kerjasama ini ditargetkan selesai pada akhir tahun 2002. Karena pada Januri 2003, ujarnya, Telkom sudah harus menggelar jaringan telepon tetap nirkabelnya di seluruh Indonesia. Kalau mereka tidak bersedia bekerjasama, kita harus cari band frekuensi yang lain. Yaitu 1900 megahertz, tegasnya. Menurut Suryatin dengan kerjasama ini sebenarnya Telkom hanya ingin menyelaraskan penggunaan frekuensi telepon tetap nirkabel di seluruh Indonesia. Telkom, katanya, sudah mendapatkan lisensi 800 megahertz untuk wilayah lain kecuali Jabotabek dan Jawa Barat. Sehingga jika kerjasama dengan Ratelindo terwujud, diharapkan seluruh telepon tetap nirkabel Telkom akan menggunakan frekuensi yang sama. Ia melanjutkan, sejauh ini pembicaraan kerjasama sudah dilakukan dengan Ratelindo untuk menilai kelayakannya. Tapi Telkom memahami saat ini Ratelindo masih melakukan restrukturisasi utang. Jadi mungkin ada batasan tertentu dari peminjamnya, kata dia. Dikatakan Suryatin, seandainyapun Telkom akhirnya terpaksa menggunakan frekuensi 1900 megahertz, tidak akan berpengaruh pada keterhubungan antar pesawat yang berbeda frekuensi. Hal ini bisa diatasi, kata dia, melalui penggunaan pesawat telepon frekuensi ganda (dual band). Atau kalaupun tidak, tidak masalah, karena ini adalah telepon tetap, ungkapnya. Suryatin berpendapat frekuensi 800 memang lebih cocok digunakan di kota-kota besar yang dipenuhi gedung-gedung tinggi, daripada frekuensi 1900. Penyebabnya karena frekuensi rendah mempunyai kemampuan menembus yang sedikit lebih baik. Telkom kini tengah mengembangkan jaringan telepon tetap nirkabel (fixed wireless) berteknologi code division multiple access (CMDA) 2000-1x. Dengan menggunakan program kemitraan, proyek ini diharapkan mampu menambah jumlah satuan sambungan telepon Telkom sampai 1,6 juta sst di tahun 2005. Pembangunan CDMA 2000-1x terbagi dalam dua paket. Paket pertama meliputi Sumatera dan Jabotabek, sedangkan paket kedua meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan, dan Indonesia Timur. Beberapa waktu lalu Samsung Electronics telah memenangkan tender paket kedua dengan nilai kontrak US$ 180 juta. Sedangkan paket pertama kemungkinan besar akan dimenangkan oleh Ericsson Consortium. Selain Telkom, PT Indonesian Satellite Corporation Tbk. (Indosat) juga berniat melakukan kerjasama frekuensi 800 megahertz dengan Ratelindo, guna mengembangkan telepon tetap nirkabel mereka. Cuma masalahnya, ujar Kepala Divisi Regional Jakarta Indosat Wahyu Wijayadi beberapa waktu lalu, sampai kini Ratelindo belum bersedia memberi 5 megabyte leba pita frekuensi tak terpakai yang dimilikinya kepada Indosat. Menurut Wahju penggunaan frekuensi 800 megahertz lebih diutamakan karena biaya operasionalnya lebih rendah. Seperti diketahui, Indosat juga telah memperoleh lisensi pengembangan jaringan tetap lokal berbasis CDMA 2000-1x. Namun untuk sementara masih berfokus pada wilayah Jabotabek (450 ribu sst) dan Surabaya (250 ribu sst). Pada tahap awal pemerintah mengizinkan Indosat mengembangkan 20 ribu sst, dengan rincian 13 ribu di Jabotabek dan 5000 di Surabaya dan sisanya di Batam. Ucok Ritonga --- Tempo News Room