Bunga Pinjaman Antarbank Diturunkan

Reporter

Editor

Jumat, 9 September 2011 06:28 WIB

Suasana acara Property & Furniture Expo 2010 di Bandung, Jawa Barat, Minggu (7/2). Bank Indonesia mempertahankan BI Rate di level 6,5%., namun saat ini sektor perumahan belum merasakan suku bunga pinjaman rendah. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO Interaktif, Jakarta -Bank Indonesia menurunkan batas bawah bunga pinjaman di pasar uang antarbank dari 100 menjadi 150 basis point. Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasional menyatakan keputusan itu mendorong bunga pinjaman antarbank lebih rendah lagi sehingga meningkatkan efisiensi perbankan.

Saat ini, batas bawah pinjaman antarbank adalah 100 basis point dan batas atas 100 basis point. Bila suku bunga acuannya sebesar 6,75 persen, bunga pinjaman berkisar 5,75 persen hingga 7,75 persen. Dengan kebijakan baru itu, bunga pinjaman antarbank berkisar 5,25-7,75 persen.

Bunga pinjaman, menurut Darmin, cenderung bergerak ke batas bawah pada kisaran
5,75 persen. "Tingkat bunga pinjaman antarbank bisa lebih rendah lagi," katanya. Akibatnya, biaya pengembangan kredit akan bergerak ke level lebih rendah. Kebijakan baru itu ditujukan bagi bank yang tiba-tiba memerlukan likuiditas.

Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia kemarin juga memutuskan menahan suku bunga acuan pada level 6,75 persen. Kepala Biro Humas Bank Indonesia Difi A. Johansyah mengatakan keputusan itu diambil untuk menjaga stabilitas perekonomian di tengah ancaman krisis utang Eropa dan Amerika Serikat. "Ada risiko pertumbuhan ekonomi dunia mempengaruhi Indonesia," katanya kemarin.

Bank Indonesia juga menetapkan target inflasi tetap 5 persen plus-minus 1 persen pada 2011. Sedangkan tahun depan, target inflasi adalah 4,5 persen plus-minus 1 persen.

Menurut pengamat ekonomi Aviliani, keputusan Bank Indonesia menahan suku bunga tepat. "Suku bunga kita termasuk yang tertinggi di dunia," katanya kemarin.

Bank Indonesia khawatir penurunan suku bunga akan memicu larinya modal asing. Selain itu, masyarakat akan meningkatkan investasi dalam bentuk logam mulia. Akibatnya, perbankan akan kesulitan likuiditas sehingga menghambat sektor riil.

FEBRIANA FIRDAUS | INDRA WIJAYA

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

3 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

3 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

5 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

5 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

5 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

6 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

6 hari lalu

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

PT Bank Negara Indonesia atau BNI bersiap menghadapi perkembangan geopolitik global, nilai tukar, tekanan inflasi, serta suku bunga.

Baca Selengkapnya