TEMPO Interaktif, Jakarta - Asosiasi Pilot Garuda mengancam akan menggelar aksi mogok pada September ini setelah gagal mencapai kesepakatan dengan manajemen PT Garuda Indonesia, akhir Agustus lalu. Para pilot mengaku kecewa berat dan tidak berniat duduk semeja dengan manajemen maskapai penerbangan pelat merah itu.
Hasil perundingan tersebut menerbitkan rasa ketidakpercayaan kepada pihak Garuda dalam menghasilkan sebuah win-win solution. "Kami kapok. Percuma berdiskusi lama kalau tidak ada satu pun poin yang diselesaikan," kata Ketua Asosiasi Pilot Garuda Stephanus Gerardus Rahadi kepada Tempo.
Asosiasi Pilot akan mengirim surat kepada Kementerian Badan Usaha Milik Negara ihwal hasil perundingan yang berujung buntu. "Awalnya kami ingin laporkan langsung, tapi ketika itu Menteri BUMN (Mustafa Abubakar) sedang sakit," ujar Stephanus. Surat akan dikirim kembali seusai Lebaran.
Dalam pertemuan akhir Agustus lalu tersebut ada empat poin yang dikeluhkan Asosiasi Pilot. Poin-poin itu pula yang menjadi alasan aksi mogok sebelumnya. Pertama, masalah komunikasi yang dinilai sudah putus hampir dua tahun. Kedua, masalah perjanjian kerja bersama. Ketiga, penyesuaian travel allowance.
Poin terakhir, pilot meminta penyamarataan di semua lini antara pilot asing dan pilot lokal. Pilot asing dengan status kontrak mendapatkan gaji sekitar Rp 77 juta per bulan. Sedangkan gaji kapten pilot lokal, menurut Asosiasi Pilot, hanya sebesar Rp 43 juta per bulan walau sudah bekerja di Garuda selama 20 tahun.
Bila tidak ada juga tanggapan positif dari pihak Garuda, Asosiasi Pilot akan kembali melaksanakan mogok atau tidak bersedia menerbangkan pesawat. Pekan lalu Stephanus mengatakan mogok massal direncanakan pada September ini. "Akan kami sepakati kembali aksi tersebut bersama anggota lain," katanya.
Asosiasi Pilot sempat melakukan mogok massal pada 28 Juli lalu. Aksi mogok berlangsung mulai pukul 00.00 hingga 13.00 WIB. Akibat mogok ini, sekurangnya 14 dari 66 penerbangan domestik di Terminal 2 Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, tertunda hingga 60 menit.
Mogok terbang berakhir sekitar pukul 12.58 WIB setelah tercapai kesepakatan antara manajemen Garuda dan Asosiasi Pilot, yang ditengahi Menteri Mustafa. Namun perbincangan pada 26 Agustus lalu, yang rencananya juga menjadi jalan keluar perselisihan, justru berujung buntu.
Kementerian BUMN menarik diri untuk kembali menjadi fasilitator perdamaian antara manajemen Garuda dan Asosiasi Pilot. "Sudah cukup, kalau terlalu sering ikut campur nanti fungsi manajerial perusahaan tak berjalan," kata Deputi Bidang Usaha Infrastruktur dan Logistik Sumaryanto Widayanto, kemarin.
Sumaryanto menyatakan persoalannya sudah jelas. Berkaitan dengan tuntutan pilot mengenai tingkat gaji, manajemen seharusnya dapat memaparkan fakta bahwa di Garuda tidak terjadi ketimpangan seperti yang diduga. "Masalah ini bisa cepat selesai. Jika mereka mau, September ini pun bisa," ujarnya.
Kementerian sangat menyayangkan rencana mogok pilot karena dapat menghancurkan perusahaan sendiri. Ia mengatakan semestinya Asosiasi Pilot tidak terlalu memaksakan kehendak. Hingga tadi malam, manajemen Garuda belum dapat dihubungi dan memberi konfirmasi.
l FRANSISCO ROSARIANS | BOBBY CHANDRA
Berita terkait
Garuda Terima Suntikan Pemerintah Rp 7,5 Triliun, Duit Dipakai untuk Restorasi Pesawat
20 Desember 2022
Pada April lalu, bos Garuda menekankan PMN tidak akan digunakan untuk membayar utang-utang perseroan.
Baca SelengkapnyaGaruda Terima PMN Rp 7,5 Triliun, Restrukturisasi Ditargetkan Selesai Akhir Tahun
20 Desember 2022
Pemerintah mengucurkan PMN Rp 7,5 triliun kepada Garuda setelah perusahaan maskpai itu lolos penundaan kewajiban pembayawan utang (PKPU).
Baca SelengkapnyaBos Garuda Ingin PMN Rp 7,5 Triliun Segera Cair Agar Bisa Tambah Pesawat dan Karyawan
6 Desember 2022
Pemerintah akan mengucurkan PMN kepada Garuda senilai Rp 7,5 triliun pada tahun ini.
Baca SelengkapnyaJelang KTT G20, Garuda Optimalkan Kelancaran Operasional Penerbangan di Bali
11 November 2022
Masyarakat diimbau secara berkala melakukan pengecekan jadwal penerbangan, khususnya pada periode gelaran KTT G20.
Baca SelengkapnyaGaruda Yakin Bakal Kantongi Tambahan Modal Rp 14,4 Triliun dari Rights Issue
20 Oktober 2022
Dalam aksi korporasi itu, Garuda akan melaksanakan rights issue sebanyak dua kali.
Baca SelengkapnyaGaruda Geber Pendapatan dari Bisnis Kargo Usai Jumlah Penumpang Tergerus
20 Oktober 2022
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengakui perseroan sempat lesu darah lantaran pandemi Covid-19.
Baca SelengkapnyaBos Garuda Blak-blakan Kondisi Terakhir Keuangan Perusahaan Setelah Lolos PKPU
20 Oktober 2022
Mulai September 2021, menurut Irfan, sebenarnya Garuda Indonesia sudah mampu memperkecil gap antara pendapatan dan biaya yang dikeluarkan.
Baca SelengkapnyaGaruda Tambah Frekuensi Penerbangan Rute Domestik Mulai Oktober 2022
5 Oktober 2022
Irfan mengungkapkan penambahan frekuensi Garuda dilaksanakan secara bertahap melalui serangkaian evaluasi.
Baca SelengkapnyaGaruda Indonesia Buka Lagi Rute Penerbangan Makassar-Denpasar
5 Oktober 2022
Rute penerbangan Garuda lintas pulau itu akan beroperasi tiga kali per minggu mulai 7 Oktober 2022.
Baca SelengkapnyaGaruda Indonesia Ajukan Prosedur Pailit Chapter 15: Bagaimana Soal Utang Piutang?
28 September 2022
Dirut Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan pengajuan permohonan chapter 15 itu tindak lanjut atas penundaan kewajiban pembayaran utang
Baca Selengkapnya