Sumatera Berpotensi Jadi Lumbung Sapi Nasional

Reporter

Editor

Jumat, 12 Agustus 2011 21:53 WIB

Sapi-sapi lokal yang sedang digemukkan di Rumah Potong Hewan Terpadu Bogor, Jawa Barat, (18/7). ANTARA/Rosa Panggabean

TEMPO Interaktif, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) menilai Pulau Sumatera berpotensi mengembangkan peternakan sapi. Badan Pusat Statistik (BPS) menilai Pulau Sumatera berpotensi mengembangkan peternakan sapi. Hal tersebut didukung oleh pertumbuhan jumlah sapi hidup yang sangat besar. Bahkan, jumlah sapi di pulau itu melebihi rata-rata pertumbuhan di Pulau Jawa, salah satu sentra sapi terbesar.

Merujuk pada data BPS, jumlah sapi potong dan sapi perah di Sumatera mencapai 2,726 juta ekor tahun ini. Padahal berdasarkan sensus 2003, jumlah sapi masih 1,304 juta ekor. "Ada pertumbuhan 9,66 persen per tahun," kata Kepala BPS Rusman Heriawan di Jakarta kemarin.

Pertumbuhan jumlah sapi di Sumatera lebih tinggi ketimbang di Pulau Jawa, yang hanya 3,85 persen setahun. Pada 2011, sapi di Jawa mencapai 8,14 juta ekor. Secara nasional, pertumbuhan sapi di Jawa hanya 5,32 persen, lebih kecil dari pertambahan sapi di Sumatera.

BPS juga mengumumkan jumlah sapi potong di Indonesia mencapai 14,8 juta ekor. Sedangkan sapi perah sebanyak 597,1 ribu ekor. Jumlah sapi betina mencapai 68,15 persen dari total sapi di Tanah Air. Banyaknya sapi betina dewasa karena dibiarkan beranak sampai 5-6 kali, lantas baru dipotong.

Dilihat dari sebaran umur, komposisi sapi jantan seimbang. Sebab, jika sapi dewasa dipotong, sapi muda dan anak yang menggantikan, jumlahnya kurang lebih sama besar. Sapi jantan anak, muda, dan dewasa masing-masing sepertiga populasi sapi potong jantan.

Menilik hasil sensus, Menteri Pertanian Suswono optimistis swasembada daging pada 2014 tetap tercapai. Berdasarkan data itu, Suswono berharap importir daging atau sapi bakalan bisa menyerap sapi lokal. "Pedagang yang penting untung. Kalau bisa dipenuhi dalam negeri, kenapa impor?" katanya.

Suswono menegaskan, predikat swasembada terjadi ketika impor hanya 10 persen dari konsumsi daging, yang mencapai 1,7 juta ekor per tahun. Adapun saat ini impor masih di atas 30 persen, yang terdiri atas 500 ribu ekor sapi bakalan dan impor daging 70 ribu ton saban tahun.

Kementerian Pertanian berencana menghitung kembali jumlah konsumsi karena ikut menentukan impor. Suswono berharap konsumsi daging meningkat empat kali lipat dari saat ini 1,7 kilogram per kapita per tahun. "Jika demikian, kuota impor 10 persen, secara volume bisa lebih tinggi dari sekarang," katanya.

EKA UTAMI APRILIA

Berita terkait

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

23 jam lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

1 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

10 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

11 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

11 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

11 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

11 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

11 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

11 hari lalu

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

Badan Pusat Statistik atau BPS membeberkan lonjakan harga komoditas akibat memanasnya tekanan geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

29 hari lalu

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

Aktivitas penerbangan internasional yang datang, berangkat, dan transit di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar pada Februari 2024 meningkat.

Baca Selengkapnya