Akhir Juli, Sapi Australia Diharap Bisa Kembali Masuk Indonesia

Reporter

Editor

Senin, 4 Juli 2011 12:34 WIB

TEMPO/Fully Syafi

TEMPO Interaktif, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Sofjan Wanandi, berharap sapi impor dari Australia bisa kembali masuk ke Indonesia pada akhir bulan Juli ini. Harapannya, kebutuhan daging dalam negeri saat menjelang bulan Ramadhan dan Lebaran bisa lebih terjaga.

Menurut Sofjan, saat ini Pemerintah Indonesia yang diwakili oleh Menteri Pertanian dan Kedutaan Besar Australia telah melakukan negosiasi. "Kami (Apindo) yang memediasi. Sudah ada kesepakatan untuk kembali membuka pengiriman sapi Australia dan perbaikan standar rumah pemotongan hewan," kata Sofjan di Jakarta, Senin, 4 Juli 2011.

Impor akan kembali dilakukan saat standar rumah pemotongan hewan diperbaiki. Ada sejumlah syarat dan standar yang mesti diperbaiki oleh pemotongan hewan. Diperkirakan dalam dua pekan ini sudah bisa dilakukan perbaikan sehingga akhir Juli sapi Australia sudah bisa kembali masuk Indonesia.

Diharapkan polemik impor sapi itu bisa segera bisa diselesaikan. Pasalnya, kondisi itu berpotensi merugikan kedua negara. Indonesia sendiri masih membutuhkan impor sapi untuk memperkuat pasokan daging dalam negeri, sedangkan Australia butuh Indonesia yang selama ini menjadi pasar utama perdagangan hewan hidup Benua Kanguru itu. Rata-rata per tahun Australia ekspor 500 ribu sapi hidup ke Indonesia dengan nilai mencapai Rp 2,94 triliun, atau senilai 43 persen dari total perdagangan hewan hidup Australia.

Sebelumnya, Pemerintah Australia menangguhkan ekspor sapi hidup ke Indonesia selama enam bulan sejak 8 Juni lalu sebagai respons atas tayangan stasiun televisi ABC pada akhir Mei lalu yang menganggap cara pemotongan sapi di Indonesia tak memenuhi standar kesejahteraan hewan. Australia pun melarang penyembelihan ternak hidupnya di sejumlah rumah pemotongan di Tanah Air, seperti Mabar di Medan, Bayur di Tangerang, Herman dan Zbeef di Lampung, Gondrong di Tangerang, Zidin di Tanah Karo, Tani Asli di Binjai, serta Bubulak di Bogor.

Pemerintah Australia menyatakan siap membantu mempercepat penyesuaian standar penyembelihan hewan di Indonesia. Duta Besar Australia untuk Indonesia, Greg Moriaty, akan menyiapkan sarana untuk memperbaiki rumah potong.

Untuk mendukung langkah Pemerintah Australia, Kementerian Pertanian mengusulkan sejumlah teknologi baru dalam tahap penyembelihan sapi. Salah satunya dengan menggunakan alat untuk merebahkan sapi tanpa harus diikat. Teknologi tersebut dapat menghindarkan ternak dari risiko kesakitan, seperti terjatuh dan terbentur lantai.

AGUNG SEDAYU


Berita terkait

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

20 jam lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

1 hari lalu

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

Penggunaan uang korupsi Syahrul Yasin Limpo (SYL) terungkap di pengadilan. Mayoritas digunakan untuk kepentingan keluarga. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Sempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya

3 hari lalu

Sempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya

Harga bawang merah mulai mengalami penurunan di sejumlah daerah.

Baca Selengkapnya

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

4 hari lalu

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

Tim Jaksa KPK menghadirkan empat saksi pada sidang lanjutan bekas Menteri Pertanian (Kementan) Syahrul Yasin Limpo (SYL)

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

9 hari lalu

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

Novel Baswedan menjelaskan, jika Firli Bahuri ditahan, ini akan menjadi pintu masuk bagi siapa pun yang mengetahui kasus pemerasan lainnya.

Baca Selengkapnya

Kesaksian Permintaan Uang dari Syahrul Yasin Limpo Saat Jadi Mentan, untuk Perawatan Kecantikan Anak hingga Kado

10 hari lalu

Kesaksian Permintaan Uang dari Syahrul Yasin Limpo Saat Jadi Mentan, untuk Perawatan Kecantikan Anak hingga Kado

Sejumlah pejabat Kementerian Pertanian dihadirkan sebagai saksi di sidang lanjutan dugaan pemerasan dan gratifikasi oleh Syahrul Yasin Limpo.

Baca Selengkapnya

Dewas KPK Masih Proses Dugaan Pelanggaran Etika oleh Dua Pimpinan Komisi Antikorupsi

10 hari lalu

Dewas KPK Masih Proses Dugaan Pelanggaran Etika oleh Dua Pimpinan Komisi Antikorupsi

Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi masih memeriksa dugaan pelanggaran etika oleh dua pimpinan KPK.

Baca Selengkapnya

Kuasa Hukum Syahrul Yasin Limpo Jelaskan Poin Keberatan terhadap Kesaksian Eks Ajudan Panji Harjanto

11 hari lalu

Kuasa Hukum Syahrul Yasin Limpo Jelaskan Poin Keberatan terhadap Kesaksian Eks Ajudan Panji Harjanto

Kuasa hukum bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo Djamaludin Koedoeboen, menuturkan poin keberatan terhadap kesaksian eks ajudan Panji Harjanto.

Baca Selengkapnya

Sidang Syahrul Yasin Limpo Ungkap Beberapa Rahasia, Termasuk Permintaan Firli Bahuri Rp 50 Miliar

11 hari lalu

Sidang Syahrul Yasin Limpo Ungkap Beberapa Rahasia, Termasuk Permintaan Firli Bahuri Rp 50 Miliar

Beberapa rahasia terungkap saat sidang Syahrul Yasin Limpo, termasuk adanya permintaan Rp 50 miliar dari Ketua KPK saat itu Firli Bahuri.

Baca Selengkapnya

Eks Ajudan Syahrul Yasin Limpo Ungkap Ada Permintaan Uang Rp 50 Miliar dari Firli Bahuri

15 hari lalu

Eks Ajudan Syahrul Yasin Limpo Ungkap Ada Permintaan Uang Rp 50 Miliar dari Firli Bahuri

Eks ajudan Syahrul Yasin Limpo mengetahui adanya permintaan uang sebesar Rp 50 miliar dari mantan Ketua KPK Firli Bahuri.

Baca Selengkapnya