Bukit Asam dapat Tambahan Lokomotif  

Reporter

Editor

Senin, 20 Juni 2011 16:03 WIB

Dok TEMPO/Aina Rumiyati Aziz

TEMPO Interaktif, Jakarta - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mendapat tambahan angkutan gerbong kereta dan lokomotif Juli nanti. Menurut Direktur Utama PT BA, tambahan gerbong dan lokomotif angkutan ini akan dioperasikan di Sumatera, di rel existing jalur Tanjung Enim-Pelabuhan Tarahan (416,6 kilometer) dan Tanjung Enim-Dermaga Kertapati (167,6 kilometer).

Sekretaris Perusahaan PTBA Achmad Sudarto menjelaskan pada Juli nanti angkutan batubara akan bertambah 40 gerbong. Dengan penambahan gerbong ini, tahun depan ditargetkan produksi akan naik 15-20 persen. "Jika angkutan sudah bertambah maka kapasitas batubara terangkut bisa naik dari 13,6 juta ton jadi 15,6 juta ton. Produksi bisa mencapai 20 juta ton," kata dia.

Dalam paparannya, Sukrisno menjelaskan bahwa saat ini status proyek ini masih dalam proses addendum Coal Transportation Agreement untuk tarif jangka panjang. Harapannya, secara bertahap pada 2014, kapasitas batubara terangkut mencapai 22,7 juta ton. Tahun ini, kapasitas batubara terangkut mencapai 13,6 juta ton. Tahun berikutnya diharapkan naik bertahap per tahun menjadi 15,6 juta ton lalu 18,5 juta ton dan 2014 menjadi 22,7 juta ton.

Batubara ini masih diprioritaskan untuk kebutuhan lokal. "Kami masih komitmen penuhi pasar lokal, jika mungkin bisa dipasarkan ke Eropa," ujar Sudarto.

Semua produksi sudah terserap ke pasar. Sisanya sekitar 30 persen diekspor ke Jepang, Malaysia, India, dan Cina.

Batubara ini dijual ke domestik. Kebanyakan dipasok untuk grup PLN, di antaranya untuk pembangkit listrik di Tanjung Enim dan Tarahan. Tahun ini ada tambahan untuk pasokan batubara buat PLN antara 1,5-2 juta ton.

Sukrisno menambahkan, kuartal pertama tahun ini, PTBA meraup laba bersih hingga Rp 800 miliar, naik dua kali lipat dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 400 miliar. "Karena harga batubara yang naik," kata dia.

Sudarto menambahkan, harga batubara tahun lalu rata-rata sekitar Rp 615 ribu per ton. Tahun ini harganya diperkirakan naik sekitar 10-15 persen.

PTBA adalah BUMN yang bergerak di bidang tambang batubara. Hingga kuartal I tahun ini sudah memproduksi 3 juta ton batubara dan memiliki aset Rp 9,9 triliun. Menurut Sudarto, sejak go public pada 2002, rata-rata dividen yang dibagi lebih dari 50 persen dari keuntungan.

Saat pertama melantai di bursa, sahamnya dinilai seharga Rp 575. Pada Penutupan perdagangan 17 juni lalu, sahamnya sudah mencapai Rp 20.800.

Per 31 Maret, 65,02 persen sahamnya dimiliki oleh negara, investor lokal memiliki andil 14,16 persen dan asing 20,83 persen.

M. NUR ROCHMI

Berita terkait

Kasus Ledakan Pabrik Smelter Bertambah, Pengamat: Pemerintah Lebih Prioritaskan Investasi Ketimbang Sistem Keamanan Pabrik

7 jam lalu

Kasus Ledakan Pabrik Smelter Bertambah, Pengamat: Pemerintah Lebih Prioritaskan Investasi Ketimbang Sistem Keamanan Pabrik

Pemerintah terkesan tidak serius dalam penerapan standar keamanan untuk perusahaan smelter ataupun investor asing yang masuk ke Tanah Air.

Baca Selengkapnya

Di Qatar Economic Forum, Prabowo Sebut Biaya Pembangunan IKN Tembus Rp 16 Triliun per Tahun

2 hari lalu

Di Qatar Economic Forum, Prabowo Sebut Biaya Pembangunan IKN Tembus Rp 16 Triliun per Tahun

Presiden terpilih Prabowo Subianto membeberkan strategi Pemerintah untuk membiayai pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat

2 hari lalu

Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dalam keterangan pers usai pertemuan, menjelaskan, Jokowi dan Hurley misalnya mebahas upaya menggiatkan pengajaran bahasa di masing-masing negara.

Baca Selengkapnya

Pencabutan Izin Usaha Paytren Dinilai Menyelamatkan Lebih Banyak Calon Investor

2 hari lalu

Pencabutan Izin Usaha Paytren Dinilai Menyelamatkan Lebih Banyak Calon Investor

Ekonom Nailul Huda menilai langkah OJK mencabut izin PT Paytren Manajemen Investasi sudah tepat.

Baca Selengkapnya

Pertamina Hulu Energi dan ExxonMobil Kerja Sama Penangkapan dan Penyimpanan Karbon di IPA CONVEX ke-38

3 hari lalu

Pertamina Hulu Energi dan ExxonMobil Kerja Sama Penangkapan dan Penyimpanan Karbon di IPA CONVEX ke-38

PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menjajaki kerja sama dengan ExxonMobil Indonesia melalui pengembangan Asri Basin Project CCS Hub.

Baca Selengkapnya

Pemegang Saham Saratoga Sepakati Pembagian Dividen Rp 298,43 Miliar

3 hari lalu

Pemegang Saham Saratoga Sepakati Pembagian Dividen Rp 298,43 Miliar

PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. atau Saratoga (SRTG) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp 298,43 miliar atau sekitar Rp 22 per lembar saham.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Sebut Bantuan Beras Patut Disyukuri, Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

4 hari lalu

Terkini: Jokowi Sebut Bantuan Beras Patut Disyukuri, Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebut bantuan beras merupakan langkah konkret untuk meringankan beban masyarakat.

Baca Selengkapnya

RI-China Bahas Kerja Sama Riset di Bidang Pengolahan Nikel

4 hari lalu

RI-China Bahas Kerja Sama Riset di Bidang Pengolahan Nikel

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto dan Duta Besar China untuk Indonesia Lu Kang bertemu untuk membahas penguatan kerja sama

Baca Selengkapnya

AXA Mandiri Raup Laba Bersih Rp 1,33 Triliun pada 2023

4 hari lalu

AXA Mandiri Raup Laba Bersih Rp 1,33 Triliun pada 2023

AXA Mandiri Financial Services berhasil meraup laba bersih senilai Rp 1,33 triliun pada 2023 atau tumbuh 13,2 persen dibanding tahun 2022.

Baca Selengkapnya

Jokowi Harap RI jadi Anggota OECD: Supaya Mudah Akses Investasi

5 hari lalu

Jokowi Harap RI jadi Anggota OECD: Supaya Mudah Akses Investasi

Presiden Jokowi meyakini OECD akan memberikan manfaat yang konkret bagi Indonesia terutama supaya tidak terjebak dalam middle income trap

Baca Selengkapnya