Hitung Suplai Beras, Kementerian Pertanian Tunggu Angka dari BPS

Reporter

Editor

Rabu, 15 Juni 2011 16:49 WIB

Beras Bulog. ANTARA/Arief Priyono

TEMPO Interaktif, Jember - Kementerian Pertanian menunggu data dari Badan Pusat Statistik (BPS) terkait stok dan kebutuhan beras nasional. Data dari BPS ini diperlukan guna menghitung apakah perlu impor atau menggenjot produksi beras nasional. Penghitungan ini terkait antisipasi dampak cuaca yang tak menentu. Cuaca tak tentu yang melanda Cina dikhawatirkan akan menyebabkan rebutan bahan makanan.

Menurut Wakil Menteri Pertanian, Bayu Krisnamurti, dia menunggu data Angka Ramalan (Aram II) dari BPS. ''Mungkin akan keluar Juli nanti,'' katanya usai menjadi pembicara di Universitas Jember, Rabu, 15 Juni 2011.

Untuk jangka pendek, kata dia, akan menghitung kondisi produksi, harga beras di dalam negeri, dan stok beras di Bulog. ''Kami akan cermati bersama tiga faktor itu dan akan jadi dasar keputusan apa yang akan diambil,'' ujarnya.

Bayu meyakinkan, Indonesia mampu memenuhi kebutuhan pangan sendiri. Kebutuhan pangan harus bisa dipenuhi. Tahun ini ditargetkan pertumbuhan produksi beras naik sebesar 4,5 persen. ''Angka pertumbuhan ini sangat baik, tapi dianggap masih kurang,'' ujarnya. Pasalnya, jikalau ada gangguan seperti gangguan cuaca, maka ada negara yang impor. Impor oleh negara lain ini membuat stok global bisa berkurang. Kurangnya stok global ini yang sedang dikhawatirkan.

Bayu berharap dukungan teknologi pertanian dari penelitian dan kalangan kampus untuk jangka panjang pada bibit tanaman pangan agar kualitas bibit lebih baik dan produktivitasnya lebih tinggi, sehingga stok pangan tetap terjaga.

Terkait cadangan beras bersama ASEAN Plus Three (Jepang, Cina, dan Korea Selatan), kata Bayu, kesepakatan ini sudah jalan. ''Tapi, kebutuhan ini hanya untuk bencana, bukan konsumsi reguler,'' katanya. Menurutnya, Forum ASEAN Leader memang meminta stok itu digunakan untuk konsumsi reguler, tapi belum disetujui.

April lalu, Menteri Pertanian Suswono menyatakan, stok beras ASEAN plus three diperkirakan akan mencapai 720 ribu ton. Dalam komitmen APTERR (ASEAN Plus Three Emergency Rice Reserve) ini disebutkan tiap negara akan memiliki kewajiban menyetor beras dengan jumlah yang berbeda-beda. Indonesia memiliki kewajiban 14 ribu ton. Jumlah paling besar adalah Jepang, Korea Selatan, dan Cina. Mereka masing-masing menyiapkan di atas 200 ribu ton.

NUR ROCHMI


Berita terkait

Kuota Pupuk Bersubsidi Naik, Mentan: Segera Tebus

1 hari lalu

Kuota Pupuk Bersubsidi Naik, Mentan: Segera Tebus

Penambahan pupuk subsidi dari 4,7 juta ton menjadi 9,5 juta ton telah mendapat persetujuan dari presiden.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

3 hari lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

3 hari lalu

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

Penggunaan uang korupsi Syahrul Yasin Limpo (SYL) terungkap di pengadilan. Mayoritas digunakan untuk kepentingan keluarga. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Sempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya

5 hari lalu

Sempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya

Harga bawang merah mulai mengalami penurunan di sejumlah daerah.

Baca Selengkapnya

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

6 hari lalu

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

Tim Jaksa KPK menghadirkan empat saksi pada sidang lanjutan bekas Menteri Pertanian (Kementan) Syahrul Yasin Limpo (SYL)

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

11 hari lalu

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

Novel Baswedan menjelaskan, jika Firli Bahuri ditahan, ini akan menjadi pintu masuk bagi siapa pun yang mengetahui kasus pemerasan lainnya.

Baca Selengkapnya

Kesaksian Permintaan Uang dari Syahrul Yasin Limpo Saat Jadi Mentan, untuk Perawatan Kecantikan Anak hingga Kado

12 hari lalu

Kesaksian Permintaan Uang dari Syahrul Yasin Limpo Saat Jadi Mentan, untuk Perawatan Kecantikan Anak hingga Kado

Sejumlah pejabat Kementerian Pertanian dihadirkan sebagai saksi di sidang lanjutan dugaan pemerasan dan gratifikasi oleh Syahrul Yasin Limpo.

Baca Selengkapnya

Dewas KPK Masih Proses Dugaan Pelanggaran Etika oleh Dua Pimpinan Komisi Antikorupsi

13 hari lalu

Dewas KPK Masih Proses Dugaan Pelanggaran Etika oleh Dua Pimpinan Komisi Antikorupsi

Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi masih memeriksa dugaan pelanggaran etika oleh dua pimpinan KPK.

Baca Selengkapnya

Kuasa Hukum Syahrul Yasin Limpo Jelaskan Poin Keberatan terhadap Kesaksian Eks Ajudan Panji Harjanto

13 hari lalu

Kuasa Hukum Syahrul Yasin Limpo Jelaskan Poin Keberatan terhadap Kesaksian Eks Ajudan Panji Harjanto

Kuasa hukum bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo Djamaludin Koedoeboen, menuturkan poin keberatan terhadap kesaksian eks ajudan Panji Harjanto.

Baca Selengkapnya

Sidang Syahrul Yasin Limpo Ungkap Beberapa Rahasia, Termasuk Permintaan Firli Bahuri Rp 50 Miliar

14 hari lalu

Sidang Syahrul Yasin Limpo Ungkap Beberapa Rahasia, Termasuk Permintaan Firli Bahuri Rp 50 Miliar

Beberapa rahasia terungkap saat sidang Syahrul Yasin Limpo, termasuk adanya permintaan Rp 50 miliar dari Ketua KPK saat itu Firli Bahuri.

Baca Selengkapnya