Bulog Belum Gelar Operasi Pasar

Reporter

Editor

Minggu, 5 Juni 2011 21:53 WIB

TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO Interaktif, Jakarta - Perusahaan Umum Bulog belum berencana menggelar operasi pasar untuk menekan tren kenaikan harga beras yang terjadi sejak awal Mei. Direktur Utama Bulog, Sutarto Alimoeso, mengatakan, kenaikan harga beras tidak terlalu signifikan untuk melakukan stabilisasi harga.


"Kenaikan harga beras biasa terjadi pada Mei dan Juni,” ujarnya, akhir pekan lalu, namun, lanjut dia, “perkembangan kenaikan harga masih dalam kisaran nol koma sekian persen. Penggunaan instrumen Bulog harus berdasarkan rapat terbatas antarkementerian.


Kenaikan harga beras bergantung pasokan dan kebutuhan serta spekulasi pedagang. Rata-rata kebutuhan beras 2,7 juta ton. Peran Bulog dalam menstabilkan harga hanya 10 persen atau 260 ribu ton per bulan dalam bentuk beras miskin. "Sisanya yang menentukan harga adalah pedagang," ujarnya.


Pedagang acap membuat ekspektasi harga dengan melihat produksi di tingkat petani serta kemampuan Bulog menyediakan stok dalam negeri. Saat ini cadangan beras pemerintah di gudang Bulog sekitar 1,7 juta ton. "Cukup untuk kebutuhan hingga enam bulan," tutur Sutarto.


Data Kementerian Perdagangan mencatat, harga beras medium pada pekan pertama Mei sekitar Rp 7.018 per kilogram naik menjadi Rp 7.033 pada minggu kedua. Pada minggu ketiga dan keempat harga naik menjadi Rp 7.047 dan Rp 7.057 per kilogram. Harga pada 31 Mei tercatat Rp 7.077 per kilogram.


Advertising
Advertising

Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Udhoro Kasih Anggoro, menjelaskan, kenaikan harga dapat pula dipengaruhi infrastruktur, pasokan, dan gangguan musim sehingga produksi turun. "Tapi harus dilihat keseluruhan. Penggunaan teknologi dapat meningkatkan produktivitas.”


Saat ini petani memasuki masa tanam kedua. Musim tanam sejatinya terjadi pada Oktober-Maret, April-Juni, dan Juli-September. Musim tanam akan mempengaruhi produksi. Tapi Anggoro mengingatkan, keberhasilan atau kegagalan produksi dalam negeri bukan ditentukan kemampuan Bulog menyerap beras.


Pengamat pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia, Khudori, mengatakan, kenaikan harga beras akan terus terjadi hingga akhir tahun. Sebab beberapa bulan ke depan sudah masuk bulan puasa, hari raya, dan musim paceklik. Situasi paling gawat biasanya terjadi saat paceklik selama Oktober-Januari.


Pada kondisi itu Bulog harus mampu menyerap beras secara maksimal, setidaknya 60-65 persen dari target 3,5 juta tahun ini. Jika kenaikan harga beras semakin tinggi, kata Khudori, Bulog harus menjaga cadangan beras nasional. Caranya bisa melalui penyerapan beras petani, operasi pasar, dan mengatur buka-tutup impor.


ROSALINA | BOBBY CHANDRA


Berita terkait

Hasil dan Klasemen Liga Inggris: Chelsea Kalahkan Tottenham Hotspur 2-0 dalam Laga Tunda

16 menit lalu

Hasil dan Klasemen Liga Inggris: Chelsea Kalahkan Tottenham Hotspur 2-0 dalam Laga Tunda

Chelsea mengalahkan Tottenham Hotspur dengan skor 2-0 dalam laga tunda Liga Inggris.

Baca Selengkapnya

Prabowo Tidak Mundur dari Jabatan Menhan Meskipun Masa Transisi Presiden Terpilih, Sebab...

48 menit lalu

Prabowo Tidak Mundur dari Jabatan Menhan Meskipun Masa Transisi Presiden Terpilih, Sebab...

Apa alasan Prabowo tak melepas jabatan Menhan, padahal sibuk transisi sebagai presiden terpilih?

Baca Selengkapnya

Lee Joo Bin 16 Tahun Berkarier, Beli Barang Mewah Setelah Main di Queen of Tears

53 menit lalu

Lee Joo Bin 16 Tahun Berkarier, Beli Barang Mewah Setelah Main di Queen of Tears

Lee Joo Bin mengenang perjalanan kariernya hingga harapan untuk karya berikutnya

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Asia U-23: Dikalahkan Irak, Timnas Indonesia Gagal Lolos Langsung ke Olimpiade Paris 2024

3 jam lalu

Hasil Piala Asia U-23: Dikalahkan Irak, Timnas Indonesia Gagal Lolos Langsung ke Olimpiade Paris 2024

Timnas Indonesia U-23 harus mengakui keunggulan Irak dalam laga perebutan peringkat ketiga Piala Asia U-23 2024 pada Kamis, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Bisnis Produk Kosmetik Semakin Menjamur, Maklon Jadi Andalan

4 jam lalu

Bisnis Produk Kosmetik Semakin Menjamur, Maklon Jadi Andalan

Bisnis produk kosmetik dan skincare semakin diminati masyarakat Indonesia. Para pengusaha kecantikan mengandalkan maklon untuk produksi kosmetiknya.

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia vs Irak Imbang 1-1, Lanjut ke Perpanjangan Waktu

4 jam lalu

Hasil Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia vs Irak Imbang 1-1, Lanjut ke Perpanjangan Waktu

Tak ada gol tambahan di babak kedua membuat laga TImnas U-23 Irak vs Indonesia di Piala Asia U-23 2024. Laga berlanjut ke babak tambahan.

Baca Selengkapnya

Duel Indonesia vs Korea Selatan di Piala Thomas 2024, Jonatan Christie Siap Tampil Mati-matian

4 jam lalu

Duel Indonesia vs Korea Selatan di Piala Thomas 2024, Jonatan Christie Siap Tampil Mati-matian

Atlet tunggal putra, Jonatan Christie, mengatakan tim putra Indonesia siap memberikan kemampuan terbaik pada babak perempat final Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya

Cerita Keluarga Cemara Dikemas Jadi Teater Musikal, Janjikan Sajian Pentas Berbeda

4 jam lalu

Cerita Keluarga Cemara Dikemas Jadi Teater Musikal, Janjikan Sajian Pentas Berbeda

ksekutif Produser Musikal Keluarga Cemara, Anggia Kharisma mengatakan, kisah keluarga hangat ini tak lekang oleh zaman.

Baca Selengkapnya

Program Pra Kerja Raih Penghargaan Wenhui Award dari UNESCO

5 jam lalu

Program Pra Kerja Raih Penghargaan Wenhui Award dari UNESCO

Program Pra Kerja meraih penghargaan dari UNESCO atas kontribusinya dalam inovasi pendidikan di kawasan Asia-Pasifik.

Baca Selengkapnya

Penyebab Fast Charging Tidak Berfungsi dan Cara Mengatasinya

5 jam lalu

Penyebab Fast Charging Tidak Berfungsi dan Cara Mengatasinya

Penyebab fast charging tidak berfungsi dapat diakibatkan oleh beberapa hal. Salah satunya karena port pengisian daya rusak. Ketahui cara mengatasinya.

Baca Selengkapnya