Produksi Ikan Jepang Turun, Importir Cari Sumber Lain  

Reporter

Editor

Senin, 23 Mei 2011 17:28 WIB

REUTERS/Sukree Sukplang
TEMPO Interaktif, Jakarta - Asosiasi Pengalengan Ikan Indonesia (Apiki) menyatakan, akibat produksi ikan Jepang yang menurun sejak bocornya tenaga nuklir Maret lalu, banyak pengusaha mengalihkan sumber impor ikannya ke Cina.

"Banyak importir Indonesia yang mengalihkan pesanan ke Cina karena tak mau ambil risiko. Umumnya impor ikan makarel untuk dikalengkan," kata Ketua Umum Apiki Hendri Sutandinata di Jakarta, Senin, 23 Mei 2011.

Berkurangnya produksi ikan Jepang hingga 30 persen menyebabkan importir kekurangan pasokan bahan baku. Rata-rata kebutuhan tiap importir sekitar 1.000 ton per bulan. Tapi saat ini hanya bisa dipenuhi sekitar 500 ton.

"Karena itulah terpaksa kami mencari sumber dari negara lain seperti dari cina," ujarnya. Namun di sisi lain, akibat pengalihan sumber impor tersebut, harga ikan impor Cina jadi melambung tinggi, naik 30 persen.

Harga saat ini rata-rata mencapai US$ 1.200 per metrik ton, dari sebelumnya US$ 800 per metrkc ton. Pengusaha Indonesia banyak mengimpor ikan lemuru sebagai bahan baku pengalengan ikannya.

"Kalau untuk pengalengan, banyak impor ikan sarden dan lemuru. Karena sudah setahun ini tangkapan lokal di Selat Bali kosong. Untuk lemuru sekitar 95 persen kami impor," ujar Hendri.

Akibat harga impor ikan meningkat, menurut hendri, otomatis harga jual ikan kaleng di dalam negeri rata-rata ikut naik 10-15 persen.

Sementara itu, salah satu perusahaan pengalengan ikan, PT Bali Maya Permai juga mengaku kesulitan memasok kebutuhan ikan untuk bahan bakunya. "Karena pasokan bahan baku lokal tidak ada, terpaksa kami tutup dengan impor," kata Purchasing Manager PT Bali Maya Permai Oktavianus Yahyaputra.

Perusahaan itu mengimpor sarden dan Thailand. Untuk sarden, impor berasal dari Cina dan India, sedangkan makarel dipasok dari Jepang dan Thailand. "Sebenarnya impor karena terpaksa. Biaya impor tergolong mahal," katanya.

Oktavianus menyebutkan, untuk impor sarden harga yang harus dibayarkan US$ 700 per metrik ton. Sedangkan untuk impor makarel harganya US$ 900 per metrik ton. Rata-rata PT Bali Maya Permai mengimpor 20 kontainer sarden dan 5 kontainer makarel.

"Untuk sarden satu kontainer masing-masing isinya 28 ton. Untuk makarel satu kontainer masing-masing berisi 25 ton. Jumlah ini masih kurang dari kebutuhan, sementara kami tidak bisa penuhi semua," ujar Oktavianus.

Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Victor Nikijuluw mengatakan, kebutuhan pasar dunia yang dipasok dari Jepang menurun 20-25 persen sejak bencana tsunami yang menghancurkan cold storage di beberapa provinsi penghasil ikannya.

Akibatnya, kata Victor, Jepang merelokasi industri pengolahan ikannya ke tiga negara yakni Vietnam, Cina, dan Thailand. Produksi ikan tangkap Jepang menurun 11 persen. Sedangkan ikan budidaya merosot hingga 17 persen.

Victor menyebutkan, Indonesia tak banyak mengimpor ikan dari Jepang. Sebab, ikan impor dari Jepang lebih banyak dikonsumsi untuk restoran dan hotel serta sebagai bahan baku industri pengalengan.

"Indonesia lebih banyak ekspor. Di antaranya ke Amerika sebesar 30 persen, sisanya ke Eropa dan berbagai negara termasuk Jepang. Nilai ekspor ikan Indonesia keseluruhan mencapai US$ 500 juta.

ROSALINA

Berita terkait

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

2 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya

DFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura

10 hari lalu

DFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura

Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia mendesak pemerintah untuk mengusut dugaan kejahatan perikanan di laut Arafura.

Baca Selengkapnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

20 hari lalu

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan buka pendaftaran peserta didik 2024. Cek di sini caranya.

Baca Selengkapnya

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

21 hari lalu

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Sri Mulyani Masih Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,2 Persen, Bahlil Debat dengan Luhut

40 hari lalu

Terkini Bisnis: Sri Mulyani Masih Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,2 Persen, Bahlil Debat dengan Luhut

Sri Mulyani masih yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap bisa mencapai 5,2 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Inflasi Komoditas Perikanan 2,61 Persen, Ditopang Produksi Melimpah

40 hari lalu

Inflasi Komoditas Perikanan 2,61 Persen, Ditopang Produksi Melimpah

KKP menargetkan inflasi komoditas perikanan tahun 2023 sebesar 3+1 persen.

Baca Selengkapnya

KKP Anggarkan Rp 662 Miliar untuk Kesetaraan Gender, Ada 148 Ribu Perempuan di Sektor Perikanan

40 hari lalu

KKP Anggarkan Rp 662 Miliar untuk Kesetaraan Gender, Ada 148 Ribu Perempuan di Sektor Perikanan

Anggaran untuk mendukung perempuan dan disabilitas yang ada dalam sektor perikanan nasional.

Baca Selengkapnya

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

41 hari lalu

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.

Baca Selengkapnya

Edi Damansyah Dorong Produksi Perikanan Kukar

41 hari lalu

Edi Damansyah Dorong Produksi Perikanan Kukar

Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Edi Damansyah, membuat program Dedikasi Kukar Idaman untuk para nelayan dan pembudidaya ikan di Kecamatan Anggana.

Baca Selengkapnya

Gagal, Isu Pertanian dan Subsidi Perikanan Belum Disetujui WTO

54 hari lalu

Gagal, Isu Pertanian dan Subsidi Perikanan Belum Disetujui WTO

Isu soal pertanian dan subsidi perikanan belum disetujui dalam KTM13 WTO di Abu Dhabi lalu. Meski demikian, sudah disetujui sekitar 80 member WTO.

Baca Selengkapnya