TEMPO Interaktif, Jakarta - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyatakan bagian black box pesawat MA-60 milik Merpati Nusantara Airlines, Flight Data Recorder (FDR), akan dikirim ke Cina, tempat pesawat tersebut dibuat.
Ketua KNKT Tatang Kurniadi mengatakan black box FDR dari pesawat tersebut akan dikirim bersama dengan FDR MA-60 lainnya yang pada 19 Februari lalu pernah tergelincir keluar dari runway di Bandar Udara El Tari, Kupang, Nusa Tenggara Timur.
“Tadinya kalau tidak ada kejadian itu, black box akan dikirim pada 11 Mei mendatang. Namun, karena ada kecelakaan dengan pesawat yang sama, pengiriman pun ditunda,” kata Tatang ketika ditemui di kantornya, Senin, 9 Mei 2011.
Dia menjelaskan FDR tidak dapat dibuka dan dianalisis oleh KNKT karena tidak memiliki perangkat lunaknya. “Software yang kami miliki buatan Amerika. Sedangkan FDR itu buatan Cina,” ujarnya.
Saat ini, menurut dia, Cina tengah menunggu jawaban dari Indonesia untuk pengiriman black box FDR ke sana. Mengenai kondisi black box FDR pesawat MA-60 itu, Tatang sendiri belum melihatnya sampai saat ini. Black box masih berada di Papua Barat. Namun yang jelas, saat dikirim ke Cina, black box FDR harus terendam air. “Itu prosedurnya,” katanya.
Sementara itu, untuk kondisi bagian black box lain, Cockpit Voice Recorder (CVR), menurut Tatang, sampai saat ini masih diupayakan untuk ditemukan di Perairan Kaimana, Papua Barat. Jika nanti telah ditemukan, CVR tidak perlu dikirim ke Cina.
SUTJI DECILYA