TEMPO Interaktif, Bogor - Direktur Keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Elisa Lumbantoruan, mengungkapkan alasan mengapa keuntungan perusahaan mengalami penurunan yang sangat drastis pada 2010.
Menurut dia, penurunan pada 2010 berkaitan dengan terjadi krisis ekonomi global pada 2008. Di tahun itu, hampir seluruh perusahaan maskapai di dunia mengalami penurunan baik pendapatan maupun keuntungan suatu perusahaan. "Maskapai tidak memprediksikan saat itu harga minyak dunia mencapai angka US$ 140 perbarel," ujar Elisa dalam Seminar dan Media Gathering PT Garuda di Bogor, Rabu (20/4).
Naiknya harga minyak dunia, menurut dia, otomatis mempengaruhi harga bahan bakar pesawat (avtur). Kenaikan tersebut membuat maskapai dunia membatalkan berinvestasi pada tahun itu, yaitu dengan membatalkan datangnya pesawat baru.
Krisis ekonomi pun berlanjut pada 2009 karena adanya masalah finansial di Amerika Serikat. Meski banyak maskapai yang batal mendatangkan pesawat baru, perusahaan penyewaan pesawat tidak melakukan hal sama. "Lessor tidak melakukan pembatalan," katanya.
Pesawat yang seharusnya telah disewa berbagai maskapai namun kemudian dibatalkan akhirnya disewakan ke maskapai lain. Garuda, menurut dia, termasuk yang tertarik dengan tawaran tersebut. Karena pada masa itu harga sewa yang ditawarkan lessor sangat jauh dari harga biasanya. "Harga sangat murah," kata Elisa.