TEMPO Interaktif, Jakarta: Sebanyak 18 kontainer tepung terigu atau Wheat flour yang tertahan dipelabuhan Tanjung Priuk diperkirakan mengalami kerusakan. Dari jumlah tersebut, tujuh di antaranya milik perusahaan importir PT Yurisa Bina Sejahtera, yang setelah dilakukan pengecekan sampel mengalami kerusakan karena terlalu lama ditimbun di kontainer. Sisanya, 10 peti besi milik PT Surya Agung dan satu milik PT Central Boga Inti Makmur diperkirakan juga megalami kerusakan. Hanya perusahaan importir belum bersedia melakukan pengecekan sampel terhadapbarang miliknya. Kepala Bidang Pencegahan dan Penyelidikan Kantor Wilayah Bea Cukai Tanjung Priuk, Jusuf Indarto ketika dihubungi TNR, Selasa (2/12) mengatakan, 18 kontainer tersebut merupakan bagian dari 412 kontainer tepung terigu impor asal sejumlah negara seperti India dan Australia. Terigu impor itu tidak bisa keluar pelabuhan Tanjung priok karena tidak turunnya SPB (Surat Pemberitahuan Barang) dari Depperindag. Tepung ini sempat menjadi polemik yang berujung pada permintaan depperindag agar tepung terigu tersebut dimusnahkan.Tapi, jumlah kontainer yang tertahan berkurang dari semula. Sebelumnya Depperindag menyebutkan ada 70 kontainer berisi tepung terigu yang tak boleh keluar dari Tanjung Priok. Ketika dicek kembali, jumlahnya sudah menyusut menjadi hanya 18 peti besi. Kabarnya, sebagian telah diijinkan keluar dari pelabuhan karnea kantor bea cukai setempat telah menurunkan SPB-nya. Ramidi - Tempo News Room
Berita terkait
Hikayat Deep Blue, Super Komputer IBM Pernah Lawan Grandmaster Garry Kasparov: Sebuah Tonggak AI
1 jam lalu
Hikayat Deep Blue, Super Komputer IBM Pernah Lawan Grandmaster Garry Kasparov: Sebuah Tonggak AI
Grandmaster Garry Kasparov menjajal bertanding main catur dengan super komputer IBM, Deep Blue, pada 3 Mei 1997.