Darwin Zahedy Saleh (tengah) dan Evita Legowo (kanan). TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO Interaktif, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Darwin Zahedy Saleh yakin harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price) tahun ini masih terkendali, dan tidak akan begitu tinggi. Meskipun harga minyak dunia masih menunjukkan kenaikan yang signifikan.
"Rata-rata ICP setahun saat ini masih US$ 86,41 per barel, masih dibawah US$ 88. Belum ada kenaikan hingga 10 persen dari asumsi makro," kata Darwin, Selasa (08/03) di Jakarta.
Seperti diketahui, sesuai pasal 7 UU APBN 2011, manakala Indonesian Crude Price (ICP) melebihi 10% asumsi, maka pemerintah memiliki kewenangan konstitusional untuk melakukan penyesuaian harga BBM bersubsidi.
Saat ini harga rata-rata minyak dunia mencapai angka US$ 105 per barel dan ICP sebesar US$ 113,75 per barel. Sementara rata-rata ICP pada bulan Maret ini berada di angka US$ 105 per barel. Menurut Darwin, angka tersebut belum mencapai titik tertinggi seperti yang dialami oleh Indonesia pada tahun 2008 lalu dimana ICP mencapai angka US$ 145 per barel.
"Waktu itu pun rata-rata ICP tertinggi hanya US$ 115 per barel," ujar dia. Belajar dari pengalaman tersebut, pemerintah bersikap menunggu perkembangan harga rata-rata minyak dunia."Kita lihat saja berapa lama tahannya suatu harga itu,".
Keyakinan pemerintah akan masih terkendalinya harga minyak juga karena ada jaminan pasokan tambahan dari Saudi Arabia. Sejak 25 Februari lalu Saudi menambah hingga pasokan ke Indonesia sebanyak 800 ribu barel per hari.
Pasokan minyak mentah Indonesia saat ini, sekitar 30 persennya masih diperoleh dari impor. Tahun 2010 impor dari kawasan Timur Tengah sebesar 12 persen, Kaspia 7 persen, Malaysia dan Brunei 5 persen, serta Nigeria 6 persen.
Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?
8 Januari 2024
Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?
Harga minyak dunia turun dalam perdagangan awal pekan, 8 Januari 2024. Kenaikan harga terjadi karena pemotongan harga yang tajam oleh eksportir utama Arab Saudi dan kenaikan produksi OPEC.