TEMPO Interaktif, WASHINGTON – Amerika Serikat tengah menjajaki kemungkinan penggunaan cadangan minyaknya, untuk membantu meredam harga minyak dunia yang semakin melonjak.
Kongres AS bahkan telah mendesak Presiden Barack Obama untuk menggunakan cadangan minyak darurat demi meredakan kekhawatiran konsumen atas kenaikan harga bensin. Harga bensin di AS kini telah meningkat lebih dari US$ 4 per galon.
Kenaikan harga minyak disinyalir dapat merusak pemulihan ekonomi dan kerusakan politik untuk Obama saat ia mengajukan diri untuk Pemilihan Umum 2012 nanti.
Himbauan gedung putih kepada pemerintah di seluruh dunia untuk menggunakan cadangan minyaknya demi mencegah inflasi, tidak mendapat sambutan. Tidak ada satu negara pun yang mengikuti saran AS untuk menggunakan cadangan minyak mereka.
Harga minyak di AS melonjak pada Jumat waktu AS, lebih dari US$ 3 per barel menjadi US$ 105,17 per barel. Harga ini merupakan harga tertinggi sejak September 2008. Krisis di Libya dan timur tengah yang semakin memburuk menjadi pemicu utama.
Badan egergi internasional menyebutkan, pemberontakan di Afrika utara telah memblokir 60 persen produksi Libya. Setara dengan 1,6 juta barel per hari gagal di distribusikan karena kondisi kemananan Libya semakin mengkhawatirkan.
Sementara itu menteri keuangan AS, Timothy Geithner, meyakinkan senat bahwa krisis politik di timur tengah dan Afrika timur tidak berdampak besar pada pasokan minyak. Ia menyatakan kapasitas produksi cadangan minyak di seluruh dunia cukup, dan cadangan substansial sudah tersedia.
Walaupun harga pangan dan minyak menanjak, serta menyebabkan kesulitan di berbagai negara, Geithner memastikan AS tidak akan terpengaruh begitu besar.
Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?
8 Januari 2024
Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?
Harga minyak dunia turun dalam perdagangan awal pekan, 8 Januari 2024. Kenaikan harga terjadi karena pemotongan harga yang tajam oleh eksportir utama Arab Saudi dan kenaikan produksi OPEC.