Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat Turun

Reporter

Editor

Sabtu, 5 Maret 2011 13:52 WIB

REUTERS/Molly Riley
TEMPO Interaktif, Washington - Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat menyatakan tingkat pengangguran menjadi 8,9 persen selama Februari, atau turun dari bulan sebelumnya yang mencapai 9,0 persen. Perekonomian Amerika yang membaik telah menyediakan 192 ribu lapangan pekerjaan baru.

Hal tersebut meningkatkan harapan kepada pemulihan ekonomi di Negeri Abang Sam. Menurut pengamat ekonomi dari Prestige Economics Jason Schenker, jika tren baik terus berlangsung dalam beberapa bulan ke depan, kondisi lapangan kerja pun bakal berangsur baik pada masa pemulihan ekonomi.

Ini pertama kalinya tingkat pengangguran di Amerika di bawah sembilan persen dalam dua tahun terakhir. Angka pembentukan lapangan kerja pada Februari juga lebih baik ketimbang Januari, yang menyediakan 63 ribu lapangan kerja. Dalam tiga bulan terakhir angka pengangguran turun hampir satu persen.

Presiden Barack Hussein Obama menyambut gembira kabar tersebut. “Perekonomian kita telah menambah 1,5 juta pekerjaan di sektor swasta dalam satu tahun terakhir. Hal tersebut sebuah kemajuan,” ujarnya. “Tapi kita tetap harus membangun momentum ini.”

Di tengah ketakutan meningkatnya harga minyak dunia, laporan yang meyakinkan menyebutkan harga minyak yang tinggi tak akan memberi dampak besar terhadap pengeluaran konsumen yang vital, dan tidak akan memberikan kerugian kepada profit perusahaan.

Data American Automobile Association menyebutkan, harga gas naik sekitar US$ 0,18 per galon menjadi sekitar US$ 3,47 dalam seminggu terakhir. Laporan tersebut juga menambah kepercayaan diri pemerintah dalam menambah lapangan pekerjaan di sektor swasta.

Pada Februari, untuk menambal utang yang makin membesar, pemerintah federal dan negara bagian, memberhentikan sekitar 30 ribu pegawai pemerintah Namun, kehilangan itu lebih kecil jika dibandingkan dengan lapangan kerja yang dibuat oleh perusahaan swasta sebanyak 222 ribu.

Hal tersebut melegakan Gedung Putih dan jutaan penduduk Amerika yang berjuang kembali untuk memperoleh pekerjaan. “Mungkin lapangan pekerjaan belum dalam kondisi bagus, namun sekarang ada indikasi ke arah itu dan menjadi kabar baik bagi pencari kerja,” ujar Joel Naroff dari Naroff Economic Advisors.

Sejak resesi berakhir pada Juni 2009, negara dengan perekonomian terbesar di dunia itu telah maju dua langkah dan mundur satu langkah. Tahun lalu, krisis utang di Eropa memberi ketakutan pada pemulihan ekonomi bagi kedua belah pihak. Meningkatnya harga minyak dan pemotongan angggaran memberi kecemasan dan membuat hidup lebih sulit.

Ketua Parlemen dari Partai Republik Eric Cantor, menyebutkan laporan pengangguran membuat indikasi baik pada lapangan pekerjaan, dan masyarakat mulai bekerja. Saat resesi, setidaknya 8,75 juta pekerjaan hilang Kini jutaan rakyat Amerika masih belum bekerja. Banyak pakar khawatir perekonomian Amerika sulit membaik.

Tapi di lantai bursa, saham turun setelah berita menyenangkan soal pengangguran diumunkan. Para pialang saham mengunci saham untuk memperoleh keuntungan dari kenaikan sentimen pasar setelah statistik penurunan angka pengangguran diumumkan. Indeks industri Dow Jones turun sekitar 0,7 persen atau 88,32 poin.

AFP | IRVAN WIRADINATA

Berita terkait

Dampak Perang Gaza, Angka Pengangguran di Palestina di Atas 50 Persen

44 hari lalu

Dampak Perang Gaza, Angka Pengangguran di Palestina di Atas 50 Persen

ILO memperkirakan jika perang Gaza masih berlanjut sampai akhir Maret 2024, maka angka pengangguran bisa tembus 57 persen.

Baca Selengkapnya

2 Ribu Siswa SMA Program Double Track di Jawa Timur Dapat Pelatihan Digital

28 Februari 2024

2 Ribu Siswa SMA Program Double Track di Jawa Timur Dapat Pelatihan Digital

Ribuan peserta itu terdiri dari siswa asal 52 SMAN maupun SMA swasta, serta remaja dari 10 lembaga non formal di Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Rupiah Pekan Ini Berpotensi Menguat, Apa Pemicunya?

26 Februari 2024

Rupiah Pekan Ini Berpotensi Menguat, Apa Pemicunya?

Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, mengatakan rupiah bisa bergerak ke arah Rp 15.500 per dolar AS pada pekan ini.

Baca Selengkapnya

Philadelphia Jadi Kota 'Zombie', Apa Penyebabnya?

24 Februari 2024

Philadelphia Jadi Kota 'Zombie', Apa Penyebabnya?

Wilayah Philadelphia di Amerika Serikat kini heboh karena disebut Kota 'Zombie', Kenapa?

Baca Selengkapnya

Generasi Muda di Cina Kini Lebih Senang Rebahan, Ogah Kerja Keras

15 Februari 2024

Generasi Muda di Cina Kini Lebih Senang Rebahan, Ogah Kerja Keras

Di tengah melemahnya perekonomian Cina, generasi muda di sana lebih senang rebahan dibandingkan bekerja keras.

Baca Selengkapnya

Pengungsi Ukraina di Jerman Belum Terserap Sektor Tenaga Kerja

7 Februari 2024

Pengungsi Ukraina di Jerman Belum Terserap Sektor Tenaga Kerja

Hanya 25,2 persen pengungsi Ukraina di Jerman yang saat ini berstatus bekerja. Angka itu cukup kecil jika dibanding negara Eropa lainnya.

Baca Selengkapnya

Somalia, Negara Paling Korup di Dunia Versi Transparency International

1 Februari 2024

Somalia, Negara Paling Korup di Dunia Versi Transparency International

Transparency International telah merilis hasil Indeks Persepsi Korupsi. Berikut profil Somalia, negara paling korup di dunia.

Baca Selengkapnya

Anies Janji Evaluasi UU Cipta Kerja, Bandingkan Tingkat Pengangguran Era Jokowi Vs SBY

29 Januari 2024

Anies Janji Evaluasi UU Cipta Kerja, Bandingkan Tingkat Pengangguran Era Jokowi Vs SBY

Calon Presiden nomor urut satu Anies Baswedan berjanji bakal mengkaji ulang UU Ciptaker yang tidak memberikan rasa keadilan untuk pekerja kerah biru.

Baca Selengkapnya

Cak Imin: Kesejahteraan Bukan untuk Segelintir Elite, Bukan untuk yang Ingin Berkuasa Terus-menerus

24 Januari 2024

Cak Imin: Kesejahteraan Bukan untuk Segelintir Elite, Bukan untuk yang Ingin Berkuasa Terus-menerus

Cawapres Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menegaskan pemerataan pembangunan menjadi salah satu prioritas program jika AMIN terpilih pada Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Sebut Investasi di Batam Padat Modal: Akibatnya Banyak Pengangguran

20 Januari 2024

Anies Baswedan Sebut Investasi di Batam Padat Modal: Akibatnya Banyak Pengangguran

Anies Baswedan menyebut karakter investasi di Batam yang padat modal menyebabkan banyak pengangguran karena tenaga kerja tidak terserap.

Baca Selengkapnya