Menurut Kepala BPS, Rusman Heriawan, beras dan cabai rawit masih menjadi penyumbang inflasi terbesar, masing-masing menyumbang 0,11 persen terhadap inflasi. "Komoditas itu masih mengalami kenaikan signifikan di awal tahun," ujarnya di Jakarta, Selasa (1/2).
Kenaikan harga beras terjadi meski bea masuk komoditas ini dihapuskan. Rusman memperkirakan terjadi kesalahan saat Bulog melakukan operasi pasar. Seharusnya Bulog menggelar operasi pasar lebih dekat ke konsumen bukan ke pasar. Sehingga membuat beras lebih banyak diserap pedagang, bukan pembeli.
Akibatnya, harga beras di pasar induk masih tinggi. Kenaikan ini berpotensi berhenti pada Februari. Penyebabnya, panen raya beras akan terjadi dalam hingga tiga bulan ke depan. Sementara volume produksi cabai rawit juga ikut mengalami peningkatan sebagai respons petani terhadap permintaan.
Komoditas lain yang ikut menyumbangkan inflasi terbesar adalah ikan segar 0,09 persen, cabai merah 0,07 persen, bawang merah 0,07 persen. Harga sewa rumah juga meningkat di awal tahun sebesar 0,06. Sementara harga minyak goreng juga mengalami kenaikan 0,05 persen.
Namun, deflasi juga terjadi pada dua komoditas sayur-sayuran dan bawang putih masing-masing sebesar 0,01 persen. Adapun nilai inflasi inti mencapai 0,49 persen atau mengalami kenaikan 4,18 persen secara laju tahunan (year on year).
ANTON WILLIAM