Bus Transjakarta (busway) saat mengisi bahan bakar gas di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) Auri, Pancoran, Jakarta. [TEMPO/ Dwianto Wibowo]
TEMPO Interaktif, Jakarta-Pengelola Taksi di wilayah Jakarta dan sekitarnya meragukan anjuran penggunaan Bahan Bakar Gas (BBG) sebagai pengganti Bahan Bakar Minyak (BBM). Manajamen Blue Bird misalnya. Juru Bicara Perusahaan Jasa Transportasi itu, Teguh Wijayanto mengatakan penggunaan bahan bahan gas belum tentu bisa direalisasikan. ”Dulu pernah ada program seperti itu, tapi tidak maksimal karena minimnya Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG),” ujarnya, Jumat sore (28/1).
Pemerintah menganjurkan penggunaan bahan bakar gas kepada pemilik kendaraan. Harga bahan bakar jenis ini dianggap lebih murah ketimbang harga bahan bakar jenis premium non subsidi maupun pertamax. Pemerintah kini sedang menggagas pemberian insentif bagi pemilik kendaraan yang mau beralih menggunakan bahan bakas gas itu.
Teguh meragukan pemerintah sanggup menjamin suplai gas. Ia juga menuntut infrastuktur pengisian di stasiun pengisian bahan bakar gas siap.
Dalam rapat panja bersama Komisi VII Bidang Energi, Dewan Perwakilan Rakyat, Senin (24/1), Kepala Badan Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas), R Priyono sempat menjamin pasokan gas siap. Ada delapan perusahaan yang siap memasok gas. Namun ia tak menyebut nama-nama perusahaan pemasok itu.