Pertumbuhan Ekonomi Diprediksi Melorot 0,6 Persen  

Reporter

Editor

Jumat, 14 Januari 2011 05:42 WIB

Sejumlah pekerja menyelesaikan pembangunan di kawasan Setia Budi, Sudirman, Jakarta. TEMPO/Dasril Roszandi
TEMPO Interaktif, Washington - Kabar baik dan buruk datang dari Bank Dunia kemarin. Kabarnya baiknya, dunia mulai pulih dari resesi ekonomi. Kabar buruknya, pertumbuhan 2011 akan melambat.

Laporan Prospek Ekonomi Dunia 2011 yang disusun Bank Dunia memperkirakan produksi domestik bruto (PDB) menyusut dari 3,9 persen pada 2010 menjadi 3,3 persen pada 2011, dan 3,6 persen pada 2012.

Khusus negara-negara berkembang akan tumbuh 6 persen pada 2011, dan 6,1 pada di 2012. Angka tersebut turun dari pertumbuhan 2010 sebesar 7 persen.

Sedangkan pertumbuhan ekonomi negara-negara maju hanya 2,4 persen pada 2011 dan 2,7 persen pada 2012. Turun dari pertumbuhan 2010 sebesar 2,8 persen.
Menurut Bank Dunia, peningkatan PDB di negara-negara berkembang melambat karena tidak adanya faktor pendorong yang kuat. “Pemicu pertumbuhan baru akan hadir tahun depan.”

Adapun negara-negara di kawasan Eropa dan Asia Tengah masih berhadapan dengan tingginya tingkat utang rumah tangga, pengangguran, ketersediaan perumahan, dan sektor perbankan.

“Masalah sektor finansial di beberapa negara-negara kaya masih mengancam pertumbuhan. Diperlukan kebijakan yang kuat di sini,” kata Justin Yifu Lin, Kepala Ekonom Bank Dunia.

Bank Dunia mencatat arus modal dan surat utang internasional ke negara-negara berkembang tahun lalu meningkat masing-masing 42 persen dan 30 persen.

Sedangkan investasi langsung ke negara-negara berkembang naik 16 persen di 2010, dengan nilai sekitar US$ 410 miliar. Bagian penting dari pembalikan modal ini adalah bersinarnya investasi Selatan-Selatan, terutama Asia.

“Arus modal masuk telah mempercepat pemulihan di banyak negara berkembang,” kata Hans Timmer, Direktur Prospek Pembangunan Bank Dunia. Tapi, dia memperingatkan, arus modal ke negara-negara menengah-atas dalam jangka menengah akan berisiko. Terutama jika nilai tukar melonjak atau terjadi penggelembungan aset.

Kebanyakan negara-negara berpendapatan rendah mendapatkan keuntungan dari perdagangan di 2010. PDB mereka naik 5,3 persen karena kenaikan harga komoditas, pengiriman uang, dan pariwisata. “Prospek negara-negara ini lebih cerah, dengan pertumbuhan rata-rata 6,5 persen di 2011 dan 2012.”

Kenaikan harga komoditas ini sayangnya bak pisau bermata dua. Bank Dunia menyebutkan lonjakan harga pangan dunia yang sudah mencapai 100 persen dalam beberapa bulan terakhir menekan rumah tangga miskin.

“Jika harga pangan dunia naik lebih tinggi, bersama komoditas lainnya, kondisi saat krisis 2008 dapat terulang,” kata Andrew Burns, Manajer Makroekonomi Bank Dunia.

EFRI RITONGA








Berita terkait

Sri Mulyani: Ekonomi Global hingga Akhir Tahun Masih Diliputi Ketidakpastian

15 Desember 2023

Sri Mulyani: Ekonomi Global hingga Akhir Tahun Masih Diliputi Ketidakpastian

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kondisi perekonomian global masih diliputi ketidakpastian sampai dengan akhir tahun ini.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Perekonomian Dunia Akan Terus Tertekan hingga 2023, Indonesia Resilient

21 Oktober 2022

Sri Mulyani: Perekonomian Dunia Akan Terus Tertekan hingga 2023, Indonesia Resilient

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia terus menurun.

Baca Selengkapnya

Ancaman Resesi Global 2023, Luhut: Kita Harus Kompak Hadapi Keadaan

28 September 2022

Ancaman Resesi Global 2023, Luhut: Kita Harus Kompak Hadapi Keadaan

Luhut Binsar Panjaitan meminta Indonesia harus kompak menghadapi ancaman resesi global 2023.

Baca Selengkapnya

Ekonomi Dunia Makin Tak Pasti, Pasar Saham Dinilai Paling Rentan

17 Februari 2020

Ekonomi Dunia Makin Tak Pasti, Pasar Saham Dinilai Paling Rentan

Pasar saham menjadi yang paling rentan terpengaruh oleh dinamika perekonomian global yang diliputi ketidakpastian sejak awal 2020.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Perekonomian Global Masih Konsisten Melemah

24 September 2019

Sri Mulyani Sebut Perekonomian Global Masih Konsisten Melemah

Sri Mulyani mengatakan data tersebut menyiratkan bahwa sektor pertambangan memang mengalami tekanan yang sangat dalam pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Core: Perekonomian Dunia Hingga Akhir 2019 akan Tumbuh Lambat

30 Juli 2019

Core: Perekonomian Dunia Hingga Akhir 2019 akan Tumbuh Lambat

Core menyatakan kondisi perekonomian dunia hingga akhir 2019 diperkirakan tumbuh lebih lambat dibanding 2018.

Baca Selengkapnya

IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 3,3 Persen

10 April 2019

IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 3,3 Persen

IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomiglobal 2019 sebanyak 0,2 persen dari angka dikeluarkan pada Januari lalu.

Baca Selengkapnya

Jokowi Cerita Saat Presiden Bank Dunia Tak Punya Saran untuk RI

27 Agustus 2018

Jokowi Cerita Saat Presiden Bank Dunia Tak Punya Saran untuk RI

Presiden Jokowi mengatakan Indonesia mesti mengandalkan kemampuannya sendiri agar aman dari dampak ketidakstabilan ekonomi dunia"Saya tanya langsung gimana kira-kira prospek pertumbuhan ekonomi maupun keadaan ekonomi global secara umum, apa saranmu kepada Indonesia? Dia ngomong tidak punya saran, semuanya sulit diprediksi. Ya artinya menurut saya internal kita sendiri yang harus diperbaiki," kata Jokowi saat menerima anggota Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 27 Agustus 2018.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Ungkap 3 Tren yang Pengaruhi Perekonomian Dunia

17 Juli 2018

Sri Mulyani Ungkap 3 Tren yang Pengaruhi Perekonomian Dunia

Sri Mulyani menyatakan Indonesia siap menghadapi kondisi perekonomian global tersebut.

Baca Selengkapnya

Ketua IMF Ingatkan Suramnya Perekonomian Dunia 2019

12 Juni 2018

Ketua IMF Ingatkan Suramnya Perekonomian Dunia 2019

IMF memprediksi perekonomian dunia tahun depan hanya tumbuh 3,9 persen.

Baca Selengkapnya