Indonesia Bidik Ekspor Benih Sayuran Ke Cina

Reporter

Editor

Kamis, 6 Januari 2011 18:16 WIB

Perkebunan paprika. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO Interaktif, Jakarta -Kementerian Pertanian berniat membidik pasar Cina untuk mengekspor benih sayuran. Negara ini dinilai memiliki potensi besar dari segi jumlah penduduk dan tingkat ekonomi negara tersebut. "Penduduk Cina yang mencapai 1,5 miliar dan pendapatannya perkapitanya meningkat pesat. Sekarang Cina menjadi raksasa ekonomi mendekati Amerika sekarang. Jadi potensi pasar sayur-sayuran harus bisa kami tangkap," kata Direktur Jenderal Hortikultura Kementan Hassanuddin Ibrahim di sela Workshop Hortikultura, di kantornya, Jakarta, Kamis (6/1).

Masyarakat Cina sangat senang dengan sayuran kangkung. Negara lain yang juga berpotensi besar untuk ekspor benih sayuran adalah Taiwan dan Korea. "Negara-negara itu konsumen terbesar sayur-sayuran terutama untuk sayuran tropis seperti kangkung, pare, timun, dan kol," ujarnya.

Tak hanya membidik ekspor benih sayur, Hassanuddin juga menyatakan akan meningkatkan ekspor buah-buahan. Tujuan utama masih ke Cina, dengan komoditas ekspor buah salak dan mangga. "Tapi kalau mangga orang Cina nggak suka yang warna hijau. Dalam budaya mereka nggak boleh menyajikan warna hijau karena dianggap itu tidak sopan. Jadi kami ada mangga ken ada ken layung yang warnanya merah," katanya.

Untuk meningkatkan nilai ekspornya, Kementerian juga mengupayakan buah dan sayuran yang dihasilkan berupa organik. Bahkan, Hassanuddin berencana mengembangkan benih mangga tersebut. "Paling tidak nanti dikembangkan lahannya 1000 hektar per tahun. Buah manggis juga akan dikembangkan," ujarnya.

Berdasarkan data Kementerian Pertanian, volume ekspor benih sayuran kangkung mencapai 4.135.583 kilogram dengan nilai ekspor mencapai US$ 4.135.583 tahun lalu. Sedangkan volume ekspor benih sayuran pare pada 2010 sebanyak 65.393 dengan nilai ekspor US$ 2.157.969.

Hassanuddin menargetkan pertumbuhan volume dan nilai ekspor meningkat meski tak terlalu tajam. "Persentase untuk peningkatan dari angka sebelumnya 3 hingga 4 persen per tahun. Peningkatan nanti kan nggak secara ajeg tapi secara eksponensial," katanya.

ROSALINA

Berita terkait

Kemenperin Jamin Pengetatan Impor Tidak Bebani Industri Manufaktur

5 hari lalu

Kemenperin Jamin Pengetatan Impor Tidak Bebani Industri Manufaktur

Aturan pengetatan impor dijamin tidak bebani industri manufaktur. Pelaku industri alas kaki menganggap aturan memperumit birokrasi dalam memperoleh bahan baku dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

9 hari lalu

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.

Baca Selengkapnya

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

18 hari lalu

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

Nilai transaksi potensial paviliun Indonesia di Cafex Expo 2024, Mesir, capai Rp 253 milir. Didominasi oleh produk biji kopi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

20 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

20 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

20 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

20 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

20 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

21 hari lalu

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

Delegasi Indonesia dan Tunisia membahas perjanjian perdagangan bilateral di Tangerang. Indonesia banyak mengekspor sawit dan mengimpor kurma.

Baca Selengkapnya

Kemendag Optimistis Perdagangan Indonesia Kejar Vietnam jika Sepakati IEU-CEPA

6 Maret 2024

Kemendag Optimistis Perdagangan Indonesia Kejar Vietnam jika Sepakati IEU-CEPA

Kementerian perdagangan sebut Indonesia bisa kalahkan Vietnam jika sudah melakukan kesepakatan perjanjian dagang dengan Uni Eropa (IEU-CEPA).

Baca Selengkapnya