TEMPO Interaktif, Jakarta -Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Armida Alisjahbana mengklaim berdasarkan simulasi angka kemiskinan tahun depan, diperkirakan jumlah orang miskin bisa mencapai 11,61 persen. Ini jika pertumbuhan ekonomi nasional di 2010 mencapai 6 persen dan inflasi 6,3 persen.
Dalam simulasi yang dipaparkan Armida hari ini di kantornya, angka ini lebih rendah dibandingkan Maret lalu yaitu 13,3 persen. "Kategorinya very poor dan poor," kata Armida.
Angka kemiskinan ini, terus menurun sejak 2006 dan masa krisis 1998. Pada 1996 lalu, kemiskinan mencapai 34 juta jiwa. Di tahun 1997, angka kemiskinan melesat ke 49,5 juta jiwa. Tahun 1998, angka kemiskinan turun tipis 48 juta jiwa.
Pada 2006, angkanya melorot menjadi 39,3 juta jiwa. Pada 2007 mencapai 37,2 juta jiwa, 2008 sebanyak 35 juta jiwa dan 2009 sebesar di 32,5 juta jiwa. Hingga Maret 2010 mencapai 31 juta jiwa. "Ini menunjukkan penurunan," ujar Armida.
Sementara itu, tingkat kemiskinan tertinggi di kawasan Indonesia timur yaitu Maluku, Papua, Nusa Tenggara Timur, Papua Barat, dan Sulawesi. Angka tertinggi masih di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Sedangkan untuk distribusi spasial pengurangan kemiskinan sejak 2009-2010, pengurangan kemiskinan terbanyak di Lampung, Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Utara. Target pemerintah sendiri untuk kemiskinan di 2011 diproyeksikan di 11,5-12,5 persen.
Dan dalam angka simulasi 2011, dengan pertumbuhan ekonomi 6,4 persen dan inflasi 6 persen. Angka kemiskinan pada 2012 bisa mencapai 9,83 persen. Namun jika inflasi naik menjadi 7 persen, dengan pertumbuhan ekonomi yang sama, angka kemiskinan 2012 bisa menjadi 9,98 persen.
FEBRIANA FIRDAUS