”Awal tahun depan dewan rendemen mulai bekerja,” kata Bupati Jombang, Suyanto, usai meresmikan Balai Penyuluhan Petani (BPP) di Jombang, Selasa (28/12) sore tadi.
Menurut dia, selama ini rendemen tebu petani di Jombang terlalu rendah. Dampaknya, banyak petani yang mengaku rugi, karena hasil panennya tak maksimal. Selama ini, masalah rendemen tebu juga menjadi sebab tak harmonisnya hubungan petani dan pabrik gula. Petani sering komplain karena rendemen terlalu rendah. Padahal rendemen adalah penentu harga tebu.
Sebab itulah, kata Suyanto, Dewan Rendemen harus independen. Dewan Rendemen ini harus diisi orang-orang yang kompeten; mulai dari petani, pihak pabrik, serta stake holder lainnya. Dengan begitu, petani bukan lagi menjadi obyek. ”Sekali lagi, masalah rendemen merupakan problem antara pabrik gula dan petani, jadi harus segera diselesaikan," imbuhnya.
Suyanto menambahkan, penderitaan petani tebu ini sebenarnya tidak hanya berkutat soal rendemen saja, namun juga akibat impor gula rafinasi. Produk gula impor, kata dia, harganya rendah, hanya Rp 5 ribu.”Kondisi itu yang membuat petani rugi. Saya mendukung program penghentian impor gula dari Pemprov,” tutur bupati dari PDIP ini nya.
MUHAMMAD TAUFIK